blog visitors

Ngentot Siswi Berjilbab

Ternoda - Rasanya tak ada satu kenikmatan apapun di belahan bumi ini yang mampu menandingi ataupun menyamai dari nikmatnya kala bersetubuh dengan seorang wanita berjilbab yang masih perawan. Apalagi perawan berjilbabnya masih ABG. Begitulah kira kira pernyataan atau kenyataan yang dianut oleh seorang bajingan yang sedang dilanda birahi. Kejadian persisnya adalah sebagai berikut................

Siti Rofikah siswi kelas 2 sebuah SMK swasta, sore itu hendak pulang sekolah. Namun pada saat siswi berjilbab itu melintasi lokasi sebuah perkebunan dimana ia biasa lewat tiba-tiba sepasang tangan kekar membekapnya dari belakang seraya kemudian menyeret paksa siswi berjilbab itu kedalam perkebunan karet yang amat sepi itu. Siti Rofikah berjuang
sekuat tenaga memberontak namun sia-sia saja karena pria bertopeng ski yang menyergapnya itu terlalu kuat.
Sesaat kemudian lelaki dan calon korbannya itu tiba didepan disebuah gubuk yang nampaknya sebuah tempat beristirahat bagi para pekerja kebun. Lalu diseretnya siswi berjilbab itu kedalam seraya menutup pintu gubuk rapat-rapat. Dijungkalkannya tubuh Siti Rofikah ke atas matras yang ada didalam ruangan gubuk itu seraya melucuti pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat. Nampak kemaluan pria bertopeng itu mengacung tegak sepertinya ia sudah tidak sabar lagi memperkosa siswi SMK berjilbab itu.
Siti Rofikah yang terlentang diatas matras nampak panik seraya menjerit ia berusaha kabur. Namun apadaya sebuah pukulan keras mendarat telak diperutnya. ?Akkhh??, pekiknya tertahan menahan sakit sambil terjerembab diatas matras. Tubuhnya terbaring melengkung dengan tangannya memegangi perutnya yang ditonjok tadi. Belum sempat hilang rasa sakit pukulan diperutnya tadi tiba-tiba pria bertopeng yang telah telanjang bulat itu menyingkap rok abu-abu panjang seragam sekolahnya keatas sampai sebatas pinggang. Nampak sepasang paha dan betis mulus miliknya dihiasi sepasang sepatu kulit serta kaus kaki putih panjang.
"Ampun pak tolong jangan perkosa saya", pinta Siti Rofikah memelas.

Pria bertopeng itu tidak menghiraukannya malah menampar wajah cantiknya hingga siswi berjilbab itu tidak mampu berkata apa-apa lagi selain menjerit tertahan sambil menangis tersedu-sedu.Tangan kasar pria itu mulai melucuti celana dalam Siti Rofikah. Belahan vagina yang nampak ditumbuhi bulu-bulu halus miliknya kelihatan mengundang selera pria itu. Diraba-rabanya vagina dara berjilbab yang masih mengenakan seragam sekolah namun rok abu-abu panjangnya yg sudah tersingkap itu dengan tangan kanannya sembari terkadang jari tengahnya masuk menusuk-nusuk kedalam. Gadis berjilbab itu menggelinjang seraya kedua tangannya mencengkeram erat pinggiran matras. Seumur hidupnya belum pernah ia merasakan perlakuan seperti ini.

Dalam hati Siti Rofikah hanya bisa menjerit seraya mengutuk nasibnya yang sial. Kepalanya yang terbungkus rapi jilbab warna putih itu hanya bisa menggeleng-geleng pelan seraya menahan perasaan aneh yang mulai merasuki dirinya. Dengan air mata berlinang bibirnya mendesah pelan sedangkan tubuhnya terkadang menggelinjang pelan. Kelihatannya perlakuan pria bertopeng itu perlahan membuat alam bawah sadarnya mulai terangsang.
Kemaluan milik siswi berjilbab itu perlahan mulai basah oleh lendir yang keluar dari dalam vagina.Melihat calon korbannya itu mulai terangsang akibat permainan jemarinya tangan kiri sang pria durjana beringsut menjamah kancing hem putih seraya melepasnya satu persatu sembari tangan kanannya tetap mengobel kemaluan si dara berjilbab.

Tampak sepasang payudara nan ranum milik ABG berjilbab yang tertutup oleh BH dan bawahan jilbab putihnya. Disibaknya bawahan jilbab putih itu seraya menyingkap BHnya. Payudara yang bulat padat dengan sepasang putting coklat nampak tegak mengacung. Lalu tangan kiri pria durjana itu kini sibuk memilin dan meremas putting dan buah dada milik Siti Rofikah. Semakin lama gerakan mengelinjang tubuh siswi berjilbab itu semakin intens. Nafasnya naik turun terengah-engah sedang bibirnya mendesah perlahan. Kelihatannya ABG berjilbab itu mulai tenggelam dalam birahi akibat perlakuan lelaki bertopeng itu.

Jemari kanan pria itu mulai basah oleh cairan yang mengucur dari dalam vagina Siti Rofikah. Dan lelaki bertopeng itupun menghentikan permainan jemarinya dari vagina dan buah dada dara SMK berjilbab itu. Pria itu ingin segera merasakan kenikmatan vagina legit milik korbannya itu. Dilebarkannya kedua paha sang gadis berjilbab itu seraya mengarahkan penis yang besar miliknya kearah vagina Siti Rofikah.

Dan, "Aakkhhh...", jerit gadis berjilbab itu menahan rasa sakit yang ada diselangkangannya itu. Matanya terpejam seraya menggigit bibir bawahnya. Kedua tangannya mencengkeram erat matras. Nafasnya tersengal-sengal menahan sakit. Perlahan senti demi senti penis pria itu berpenetrasi kedalam vagina perawan sang siswi berjilbab korbannya. Belahan vagina dara itu nampak menggembung seiring dengan masuknya penis tersebut. Sesaat kemudian ia memberi nafas kepada gadis belia berjilbab yang ditidurinya itu agar kemaluannyanya dapat menyesuaikan diri terlebih dahulu dengan ukuran penisnya yang begitu besar merangsang, sehingga terlihat bibir kemaluannya telah ikut melesak masuk kedalam pula tatkala dipaksa harus menelan batang penis lelaki itu yang kini sudah menancap pada vaginanya disela-sela kedua belah pahanya yang terbuka.

Kenikmatan demi kenikmatan yang dirasakan oleh bajingan itu ternyata sangat bertolak belakang sekali dengan apa yang dirasakan siswi berjilbab itu kini. Ia yang baru kali ini di sebadani oleh seorang lelaki begitu merasakan kesakitan yang amat tak terperikan. Jeritannya yang tertahan begitu terdengar berulang kali seakan tiada henti mengiringi kemenangan lelaki perkasa itu yang berhasil menaklukkannya dan membuat Siti Rofikah dengan terpaksa merelakan keperawanannya tanpa ampun dibawah dekapan lelaki bajingan yang memperkosanya secara brutal ini.

Sementara jilbab putih sebahu milik gadis itu seakan terlecut-lecut mengikuti arah kepalanya yang terus terbanting-banting di atas matras ke kiri dan ke kanan seakan tak rela atas apa yang terjadi menimpa dirinya ini. Linangan air matanya turun berderai lagi membasahi kembali kedua pipi mulusnya serta mengisi alur bekas air mata lalunya yang telah mengering .

Didekapnya tubuh gadis belia berjilbab yang kini berada dibawahnya dan dada bidang perkasa nan sarat dengan bulu-bule lebatnya itu menekan kedua belah payudara korbannya. Wajah lelaki itu menelusuri leher jenjang yang tertutup jilbab putih dari siswi SMK itu sehingga membuat kepala Siti Rofikah tak lagi dapat bergolek kesana kemari.

Dipagutnya leher jenjang sang perawan berjilbab itu dengan rakusnya dari pangkal telinga sampai pundak kanannya, melumuri area itu dengan air liur kemenangannya. Puting susu sebelah kiri gadis itu yang semakin mekar ranum memerah dipilin oleh pertemuan ibu jari dan telunjuk tangan kanannya yang kasar, dengan gencar diremas-remasnya bongkahan daging susu yang masih mencuat indah keatas dan sama sekali belum kelihatan turun sama sekali serta masih berbentuk bulat kenyal dan memadat indah mempesona nan menghiasi bagian dadanya yang jatuh dalam dekapan sang pria jahanam itu.

Ciuman ganas penuh birahi yang luar biasa buas dari sang durjana kepada korbannya menutupi suara erangan dan rintihan siswi berjilbab itu. Kedua bibir dari insan berlainan jenis ini bertemu seketika dalam peraduan adegan indah persetubuhan nan terlarang itu. Lidah lelaki itu telah memasukki rongga mulut mungil sang dara berjilbab yang terpejam erat dan menari-nari di dalamnya berusaha

Terus didera bertubi-tubi ciuman sang lelaki, kini Siti Rofikah hanya bisa pasrah merelakan lidahnya yang telah dikaitkan oleh tarian lidah lelaki tersebut yang elastis,kadang pula lemas seperti tali yang meliuk-liuk maupun mengait lidah mungilnya Setelah dirasanya telah puas mencicipi keperawanan sang dara, kini penis yang cukup lama terbenam di dasar vagina itu kini ditariknya perlahan dan kedua jembut mereka yang tadinya melekat erat seakan telah menjadi satu itu mulai terpisah ruah.

"Psshh...! sleph.. wes hewess..!", suara yang ditimbulkan dari pelepasan batang pelir yang tertancap pada kemaluan sang perawan itu begitu sangat khas sekali di telinga dan proses terenggutnya kesucian gadis berjilbab itu dimulailah.

Kini seiring dengan pergerakan urat intim lelaki jahanam itu yang telah keluar sepertiga dari ukuran batangnya dari dalam belahan intim kemaluan dara berjilbab itu yang merekah membuat bibir-bibir vagina korbannya menjadi ikut tertarik sampai monyong kedepan. Bersamaan itu pula dari sela-sela lubang vaginanyanya dimana kulit-kulit kemaluan bajingan itu bersarang didalamnya, kini tampak berkilat-kilat basah oleh lendir vaginanya yang melumasi jajaran tonggak daging pelirnya mulai menetes darah segar kesuciannya yang pada akhirnya berhasil direnggut paksa jua dari tubuhnya.

"Mmpphff! Ugh! Ughff!!", itulah suara rintihan dari seorang dara berjilbab yang terdengar saat keperawannya telah terenggut seutuhnya oleh sang lelaki maniak durjana pemetik bunga nan penuh nista ini, sementara sela-sela vaginanya yang telah diluluh lantakkan itu masih berdesis-desis tatkala melepaskan batang pelir lelaki tersebut dari dasar peranakkannya diiringi senyum kemenangan kepala rampok itu.

Mulut lelaki itu melahap belahan payudara kanan gadis itu dan menelan puting susunya sekaligus, lalu disedot-sedot dengan buas penuh dengan nafsu hewaniah. Tubuh setengah telanjang siswi SMK berjilbab itu sampai menggeliat-liat dibuatnya seiring dengan dimulainya hentakkan pinggul lelaki itu diantara kedua kaki indah mengangkang dengan rok panjang abu-abu yang tersingkap sampai sepinggang.

Kini korbannya yang mengenakan jilbab putih itu telah takluk pada kejantanannya. Derai-derai air mata di pipi mulusnya itu telah dibersihkan pula oleh telapak tangannya yang kekar. Sepasang betisnya yang masih mulus terbentang kencang itu kini dikepitnya diantara kedua ketiak dari lengan perkasanya kiri dan kanan. Kaki-kaki indah yang masih memakai sepatu warna hitam dengan kaus kaki panjang berwarna putih yang terjuntai itu tampak bergerak-gerak seiring hujaman lelaki bajingan itu pada lubang vaginanya dan seragam putih abu-abu yang teringkap itu sudah bermandikan oleh peluh persetubuhan terhempas-hempas dibuatnya.

Dengan posisi setengah jongkok lelaki jahanam itu terus menggenjot tubuh Siti Rofikah yang masih begitu kencang dan padat diusia mudanya. Kedua tungkai paha gadis itu kini ditekan oleh kedua tangannya sehingga kangkangannya semakin jelas dan lebar dengan kedua tumit kaki indahnya bertumpu pada kedua belah pundak berkulit gelap sang durjana tersebut. Wajahnya yang cantik dengan jilbab putihnya semakin mendongak kebelakang Kedua kakinya semakin tertarik keatas bertopang pada pundak kiri dan kanan sang lelaki jahanam yang telah leluasa menikmati kehangatan tubuh mudanya itu.

Dalam posisi yang sebegitu rupa ini membuat bongkahan dari pantat gadis yang berkulit putih mulus licin itu semakin mencuat keatas mempertontonkan lonjakan-lonjakan kejantanan lelaki itu yang masih terlihat seret keluar masuk pada vaginanya. Kedua biji pelir lelaki itu yang terpontang-panting menabrak-nabrak jalan masuk lobang pantatnya semakin nyata mengiringi lelehan lendir kewanitaannya yang telah bercampur aduk dengan darah
kesuciannya nan terus menggenangi mulut vaginanya dan dijadikan bulan-bulanan olehnya. Cairan surgawi kepunyaan gadis berjilbab itu telah merembes sampai membasahi lubang anusnya yang begitu kecil tak berdaya nan berwarna merah muda sungguh menawan hati ini beserta bercak-bercak darah keperawanannya yang telah direnggut Matras tempat tumpuan adegan persetubuhan mereka itupun mulai berdentum-dentum seiring dengan suara decakan peret pada lubang kemaluan dara berjilbab yang digagahi oleh bajingan zina ini.

"Ough... ohh.. ohh.. ternyata enak sekali memekmu ini sayang.. Ohh.. ohh.. sempit sekali sihh..? masih peret nihh Uhh.. Ohh... Ouh", seloroh ******* itu diantara tarian maksiatnya menikmati kehangatan daging belia korbannya ini.
"Ahh...! ahh..! aduhh..! perih Pak.. Oh.. oh.. jangan keras-keras.. uhh..ahh", pinta Siti Rofikah itu akhirnya.
"Enak sayang?! Hah?! Bagaimana sekarang?! Masih sakit yach?! aduh kasihan.. tahan sebentar yahh manisku? Ohh.. ohh.. Ouh..", balas lelaki itu yang asyik menggenjot vagina milik siswi berjilbab itu.
"Sshh.. ahh... sshh.. ohh.. pelan-pelan Ppakk.. ahh.. ahh.. ahh", pintanya di sela-sela tubuhnya yang terhentak-hentak tanpa perlawanan lagi. Senang sekali sang bajingan itu mendapati korbannya kini telah pasrah melayani keinginannya.
"Jangan ditahan terus dong ******ku ini sayang.. terima saja apa adanya.. lebarkan kakimu supaya tidak terlalu sakit lagi manisku.. ohh.. ohh.. legit sekali kepunyaanmu ini.. ohh", perintah ******* itu yang kiranya langsung dipatuhi oleh gadis cantik berjilbab itu yang semakin membuka rentangan kakinya hingga semakin jelas bibir memeknya yang melesak ke dalam dan memonyong ke depan mengikuti hunjaman penis besar yang tertanam didalam isi belahan daging surganya.

Liang anus gadis berjilbab itu juga turut mengembang dan menguncup terkena pukulan-pukulan kedua biji penis lelaki jantan itu yang terbanting-banting di bongkahan pantat yang mungil mengangkang seakan sengaja ia mempertontonkan miliknya yang indah namun terlarang

Kedua tubuh itu terus bergumul seakan tak peduli lagi akan keadaan malam yang semakin larut dalam keheningannya, seakan tak terpisahkan lagi dalam gelora nafsu membara yang menyala-nyala dikamar gubuk yang telah pengap dan sesak oleh permainan asmara nista berbirahi hina ini. Meskipun telah lewat masa seperempat jam berlalu, namun tak membuat lelaki perkasa itu mengendorkan goyangan pinggulnya dan terus melesak-lesakkan pelirnya
mengaduk-aduk isi dalam lubang kemaluan dara berjilbab itu yang telah sembab membengkak dan semakin memerah warnanya.

Tak lama kemudian tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka dengan rok abu-abu panjang yang tersingkap sepinggang itu yang berada dibawah lelaki durjana tersebut menggelinjang kencang seiring dengan luapan puncak orgasmenya yang kedua. Perut rampingnya yang dihiasi pusarnya nan begitu indah tampak berkedut-kedut mengikuti gelinjangan tubuh setengah bugilnya. Kedua kakinya yang masih bersepatu itu kini menendang-nendang di udara menahan luapan puncak kenikmatannya yang melanda sekujur tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka itu. Dan belum lagi kelojotan siswi berjilbab itu terhenti, lelaki itu segera mencabut penisnya dari dalam liang vaginanya yang tengah bergetar didera arus birahi sanggamanya.

"Wess hewess.. poof!!", begitulah suara yang dihasilkan saat batang kejantanan lelaki itu dicabut dari jepitan lubang kemaluan Siti Rofikah yang telah kehilangan keperawanannya ini.

Sekujur kulit luar dari penis nan demikian perkasanya penuh dengan lelehan lendir vagina yang bercampur dengan lumuran darah segar kesucian siswi SMK berjilbab cantik itu yang belepotan melumuri tonggak daging kejantanannya yang masih mengacung tegak mengangguk-angguk. Kedua tungkai kaki gadis itu di angkat keatas tinggi-tinggi dari matras sehingga ujung kaki yang masih mengenakan sepatu itu terjuntai indah menggantung tanpa daya. Di dalam sepatunya itu kedua otot dari jari-jari kaki indahnya
mengatup dan membuka sangat cepat sekali bergantian membendung gelora birahinya yang kembali telah berhasil dibangkitkan oleh lelaki itu. Bongkahan pantatnya terhidang jelas tepat berada pada wajah lelaki itu yang menadahkan lidahnya pada perbatasan antara belahan bibir vagina gadis berjilbab putih tersebut dengan daerah duburnya dan ia tempelkan disitu.

Berikutnya dari mulut vaginanya yang kini sudah tak berbentuk garis vertikal yang sempit seperti tadi itu, malah kini telah terpecah menjadi dua garis bergelombang dengan kelentitnya yang bengap dan basah itu terkuak sejelas-jelasnya disertai oleh lelehan lendir memeknya keluar dari lubang senggamanya nan semakin merekah menjadi sebesar ukuran sebutir telur burung puyuh.

Cairan yang keluar dari vagina itu langsung ditelan oleh lelaki itu
dengan rakusnya bak orang yang tengah kehausan nan amat sangat. Dengan lahapnya jilatan lidah lelaki itu sampai menyeruak-ruak kedalam isi belahan kemaluan korbannya, menyapu segenap dinding bagian dalam vagina gadis malang itu sampai licin tandas tanpa tersisa sedikitpun.

Tubuh dengan hem putih lengan panjang yang terbuka milik dara itu kini terjerembab pada hamparan matras yang terbentang awut-awutan disana sini dan ditengahnya telah terdapat noda darah dari kesuciannya. Jilbab putih yang dikenakannya pun basah oleh keringat yang menucur deras dari kepalanya. Selain itu sebagian rok panjang abu-abu seragamnya dibasahi oleh keringat keduanya dan juga lendir-lendir yang berasal dari kedua kelamin yang berbeda jenisnya tersebut. Keletihan yang amat sangat mendera tubuh dengan seragam sekolah yang tersingkapnya kini telah lusuh tanpa tenaga lagi, seakan tulang-tulangnya telah terlolosi semuanya. Belum lagi usai mengatur helaan nafasnya yang masih menderu-deru, tetapi kini tubuh setengah telanjang gadis itu yang ramping itu dibalikkan secara paksa oleh lelaki itu sehingga tertelungkup.

Tangan-tangan kurang ajarnya menyusupi bagian bawah perutnya yang telah menempel pada kasur ranjangnya, setelah itu ditariknya keatas, dan bongkahan pantat gadis yang telah lemas itu terjungkit keatas kini. Bajingan itu menekuk kedua lutut korbannya sampai pantatnya tampak dalam posisi menungging. Agaknya ia akan menyetubuhi dara itu dengan mengambil gaya dari ****** yang tengah kawin. Namun sebelum itu tangannya berpindah lagi menyingkap rok abu-abu panjang milik Siti Rofikah yang sempat terjuntai kebawah menutupi pantatnya. Lalu ditelusurinya pantat itu dengan jemarinya dan menemukan posisi lubang anusnya berada, lalu lidah lelaki itu menyusupi kekedalaman belahan duburnya itu tanpa rasa jijik sama sekali mengingat lubang itu biasa digunakan untuk buang hajat.

Tetapi apalah artinya batasan itu jika dibandingkan dengan nilai kenikmatan yang dapat ia peroleh dari kelezatan anusnya sang gadis muda berjilbab dengan mengabaikan aroma tak sedap yang terpancar dari dalamnya.

Setelah puas menjilati dubur dari sang siswi SMK yang begitu sangat lezat baginya ini, kini tubuh lelaki itu berlutut dihadapan tunggingan pantat korbannya, setelah itu batang penisnya kembali ia selusupkan ke dalam vagina gadis itu yang telah kehabisan suaranya karena kecapaian melayani birahi lelaki perkasa ini. Bajingan itu memperkosa vaginanya dari arah belakang tanpa peduli sama sekali terhadap perasaan korbannya, yang ada hanyalah nafsu yang harus ia tuntaskan walaupun harus mempertaruhkan dirinya yang sewaktu-waktu dapat tertangkap oleh aparat hukum.

Kembali kedua tubuh itu menyatu dan jembut yang menghiasi bawah perut lelaki itu seakan terjepit pula ke lubang anus dara bidadari cantik berjilbab ini tatkala penisnya terus menyodok-nyodok isi dalam liang kemaluannya.

Menjelang tengah malam, sepasang insan berlainan jenis itu meraih orgasmenya untuk yang ketiga kalinya dalam posisi menungging, namun baru kedua kali jikalau dihitung dari saat mula Siti Rofikah disetubuhi lelaki jahanam tersebut. Malangnya pelajar berjilbab itu tak sadarkan diri lagi usai mencapai puncak surga duniawinya dari lelaki itu yang staminanya begitu sangat luar biasa.

Rasanya jarang sekali lelaki yang mempunyai daya tahan tubuh seperti pria durjana bertopeng ini Setelah puas mereguk cairan lendir madu surgawi yang telah dihasilkan kembali oleh vagina gadis itu pada puncak kenikmatannya tadi. Ia menelentangkan kembali tubuh gadis berjilbab itu yang telah pingsan dan menaruh kedua tumit dari kaki dara itu yang setengah telanjang ke kanan kiri bahunya lagi untuk kemudian menggenjot kembali tubuh si siswi belia berjilbab ini dengan brutal.

Tampak sekarang pompaan penis lelaki ini pada vagina korbannya terus bertambah kecepatannya, sementara hamparan matras dibawahnya itu telah benar-benar basah oleh keringat keduanya yang semakin memanas. Andai saja Siti Rofikah tidak sadarkan diri seperti sekarang ini, mungkin ia akan meminta ampun karena pasti vaginanya akan terasa nyeri diperlakukan sedemikian brutalnya oleh pemerkosa tersebut.

Barulah pada pukul setengah satu pagi, tubuh lelaki itu bergetar hebat diatas tubuh korbannya yang pingsan untuk sekian lamanya dan tanpa sepengetahuan siswi SMK berjilbab nan cantik ini, bajingan itu memuntahkan segenap akhir puncak dari nafsunya yang meledak-ledak kedalam tubuhnya. Paha yang terbuka membentuk huruf "V" dari tubuh Siti Rofikah itu ditekannya kuat-kuat. Tubuh kekarnya seakan telah lekat menjadi satu dengan korbannya. Akhirnya lelaki itu sedang memuntahkan seluruh persediaan cairan mani lelakinya yang sejak tadi tersimpan di kedua belah biji penis besarnya nan perkasa. Cairan mani dari kemaluan lelaki itu yang mengandung benih-benih cintanya kini memuncrat-muncrat mengisi rongga rahim siswi berjilbab itu yang tengah dalam keadaan subur malam itu.

"Croot..! serr.. serr.. creet.. cret!", benih lelaki itu begitu tersembur dengan sangat cepat menyemburat kuat ke dalam isi dasar belahan vagina Siti Rofikah sang siswi SMK berjilbab yang dikangkanginya tanpa pelindung sama sekali.

Gadis belia berjilbab itu hanya diam terpana merasakan lahar panas mengalir deras kedalam liangnya....."Ahhhhhhh........ ....", pekik puas pemerkosa bertopeng itu sembari kedua tangannya mencengkeram rok abu-abu panjang seragam sekolah Siti Rofikah yang tersingkap sepinggang. Lalu durjana itupun rubuh menindih tubuh korbannya dengan rasa puas tak terkira.

Suasana ruangan di gubuk itu kembali sepi yang nampak hanyalah pemandangan seorang pria bertopeng telanjang bulat sedang menindih tubuh seorang perempuan belia berjilbab putih dengan seragam putih abu-abunya telah tersingkap serta awut-awutan.

Ternoda Cerita Seks Dengan Pelayang Kantin



Ternoda Nama saya adi, saat ini saya bekerja disalah satu perusahaan konsultan di Jakarta,saya ingin berbagi pengalaman saya bercinta yang terjadi pada tahun lalu dan kejadian itu akan saya ingat dalam kehidupan saya
Dikantin tempat saya bekerja ada seorang wanita yang menarik hati saya, dia adalah titin yaaa walaupun dia hanya seorang pelayan dikantin tetapi memiliki wajah yang cukup cantik, tinggi titin hanya 168 dan berkulit tidak putih, payudaranya juga tidak terlalu besar, setiap kali saya makan dikantin saya selalu menggodanya dan titin pun tersipu-sipu
Hari itu saya berniat pulang malam karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan,dan akhirnya pekerjaan saya selesai kira-kira pada jam 8 dan kantor hanya ada saya, Ob kantor sudah pulang jam 5, pikirku lebih baik pulang malem biar ngga kena macet, disisa waktu saya sempat mendownload beberapa film porno dan juga gambar, tiba-tiba cacing di perutku berisik minta dikasih makan ya sudah akhirnya saya kekantin dan ternyata belum tutup, saya memesan beberapa makanan dan minta diantar keatas
“ neng titin yang cantik, pujaan hati abang… nanti pesenan makannya dianterin keatas ya” goda ku kepada titin, “ iya mas ganteng, pangeran hatikuu.. hahhahhha” sautnya, sambil tersenyum
Tak lama titin pun mengantarkan makanan pesananku “mas ini pesenannya” katanya. “ taruh di meja aq aja tin, aq mau kekamar mandi sebentar” sapaku .. pada saat dikamar mandi saya baru ingat klo notebook belum saya tutup, langsung saya buru-buru keruangan saya, dan saat saya buka pintu ruangan saya melihat titin sedang melihat hasil download gambar-gambar porno saya,akhirnya saya intip saja dari balik pintu,tak lama mengintip terdengar suara rintihan, walaupun ngga keras suaranya, setelah mendengar itu saya penasaran, saya masuk keruangan saya dengan berhati-hati dan pelan, posisi saya berada dibelakang bokong titin dan melihat kearah notebook saya, tenyata dia juga sedang nonton film porno hasil download,ku piker suara rintihan itu dari notebook tersebut tapi ternyata tidak, titin sudah memasukkan tangannya ke dalam celananya, saya kaget ternyata seorang pelayan seperti dia suka seperti ini, titin pun belum sadar klo saya sudah ada dibelakangnya. Ternoda

Saat itu juga, titin saya peluk dari belakang dan saya cium lehernya, “eehh.. mas..mmmaas.. aappa-aappaain niih..” ujarnya
“aq tau kamu tadi ngapain.. mau tau rasa yang benernya ngga tin” saut ku sambil terus menciumi lehernya
“ttaapii maass, kkaalloo aada yang tttau ggiimmana mmaass” balasnya
“ngga ada siapa-siapa selain kmu sama aq tin” sautku… saya pun langsung membalikkan tubuh titin dan menghadap didepan saya,dan akhirnya bibirku mendarat dibibirnya, titin pun membalas ciumanku,,,lalu saya menuntun titin kesofa yang terdapat diruanganku,dan saya pun mulai melucuti pakaian titin,tapi titin menolak “jangan mas, malu aq, mas duduk aja nti aq lepas sendiri aja”katanya
“tapi mas jangan cerita kesiapa-siapa ya,cukup mas aja..”pintanya,sambil menurunkan celana dan juga pakaiannya
Setelah melepas semua pakaiannya, dan hanya mengenakan bra dan juga celana dalem,titin mendekatiku, dan duduk didepanku, tangannya menuju kecelana ku dan ia pun membuka resleting dan melepaskannya dan menemukan adik kecilku, seperti dalam film porno, titin langsung mengulum penisku,
“ssslluuurppppp….ahhhh..ssslluurrrppp… ahhhhhhh” menjilati kepala penisku, dan terkadang titin juga mengulum buah zakarku, “kmu belajar ini dari mana tin,?sudah pernah ya”tanya ku
“sering nonton film sama dulu diajarin sama pacar sama mas”sautnya sambil mengulum penisku.
Saya pun menarik titin kepangkuanku.. “aq masukin ya tin”kataku.. “iyaa mas, pelan-pelan ya’’pintanya
Penisku pun masuk kevagina titin,awalnya titin merasakan sakit “mmmhmmmm …ppellan ppelann mass..aaahhhh…sshhhsssshhh..mmmmmm”
rintihan titin pun makin menjadi..” aaahhhhhhaaa……..ssshhhhaahhh …mmmmmm..hhhmmm…” kocokanku mendapatkan goyangan pinggl titin yang membuat penisku serasa dijepit didalam
“iya seperti itu tin” pinta ku.. ku ubah posisi bercinta kami, ku letakkan titin daam posisi tidur disofaku,
“mas jangan berhenti, mass.. “ minta titin, tak udah pikit panjang lagi, ku maskkan penisku dan angkat kaki kiri titin kepundak ku.. “ uuuu…aahhhh..sssshhh..mmmmm..ssshhh… sseepprrrtii iituu mmasss..leebih keeras llagi mmaas ssoodokknya..”pintanya kepadaku
“karena ini yang kmu minta tin, aq cepetin kocokkan aq” sautku
“mmmmss..hhhhhmmm…uuuuuu…hhhaaahhhh…terruusskan…….mmassss….mmmmm..ssshhhhh….aaahhhhhhhhmm..mmmmmaaassss….hhmmmm..”rintihan titin semkin keras, seiring kerasnya aq menyodot kedalam vaginanya

Cerita Seks Nikmatnya Tubuh Tunangan Sepupuku

Ternoda - Aku punya kerabat/sdra jauh cwo namanya Putra. Hubungan darah kami itu rumit bahkan bs dibilang Putra itu masih sepupu tiriku. Dia tinggal di kota yg sama dgnku,dan mempunyai usaha sendiri,spt cafe,dan bbrp bisnis kecil lainnya. Putra ini mempunyai seorang tunangan yg bernama Via. Do'i mantan bisyar ( katanya ). Dan Via ini umurnya masih muda,sekitar 19 thn ( bkn under age kan..?). Putra berumur 23 thn. Via ini sering sekali menginap dirmh Putra meski ortu Putra tahu,mereka cueksaja,karena mrka pikir Via dan Putra sudah tunangan dan akan menikah bbrp wktu kedepan.
Kami cukup akrab satu sama lain. Dan akupun sering berkunjung ke kafe milik Putra utk sekedar nongkrong melepas stress. Jujur saja,Via ini sangat cantik bagiku,tp karena masih melihat tali persaudaraan dgn Putra,maka aku tak ada niat apa2 terhadap Via. Malah yg terjadi sebaliknya,Via sering sekali menemaniku ngobrol di kafe berdua,Putra pun tak ambil pusing. Mereka sudah bertunangan bbrp bln yg lalu. Namun dr keseringan curhat itulah aku jadi tahu bahwa Putra itu suka main tangan terhadap Via,minimal menampar apabila ada kesalahan sedikit. Via berani curhat kepadaku,karena Putra ini masih segan terhadapku. Dr seringnya curhat itulah,kami jadi dekat. Dan suatu hari Via curhat kalau Putra jarang pulang karena terlalu sibuk dgn pekerjaannya,hingga Via merasa tak dianggap. Dan suatu kali pernah ditemuinya Putra sedang berduaan dgn WP di salah satu karaoke. Dan memang saat hari itu aku berkunjung ke kafe nya,Putra memang sedang ke luar kota.
"Putra udah jarang perhatian ma Via lagi,Kak..",katanya.
"Ya..sabar aja dl.. ",jawabku.
"Mana dia sering ketahuan selingkuh. Begitu ketahuan langsung dia memohon2 minta maaf. Udh Via maafin,ehh..diulangin lagi.",cerita Via penuh emosi.
"Sabar,ya.. Jgn cemberut gt.. wajahnya jadi lucu klo gt.",candaku.
"Ihh...Kakak..orang lg serius cerita..",ujarnya.
Aku hanya tertawa melihat tingkahnya yg memang menggemaskan.
Suatu hari,Via menghubungiku bahwa Putra sedang ke luar kota selama 2 hari. Via yg saat itu menginap dirmh Putra,malah jadi sendirian. Masalahnya Putra,berangkat bersama Ayahnya. Sedang dirmh tak ada siapa2 kecuali adik Putra yg masih kecil dan seorang pembantu.
"Kak..Putra sedang keluar kota 2 hari,lusa baru pulang. Via sendirian dirmh Putra ama adik kecil aja. Ama pembantu satu. Via tadi udh bilang ke Putra,dan katanya mnta tlg kakak aja yg nemenin skaligus ngecek kerjaan sementara. Kakak bisa ga ksni nanti mlm ? Nginep sini. Soalnya Via takut. Ada kamar tamu koq. Bisa ya,Kak...",pintanya.
"Ehh...iya deh...",jawabku.
"Makasih,Kak. Via tunggu lho..",sahutnya terdengar girang.
Malamnya,aku bergegas kermh Putra. Pukul 7 saat kafe Putra masih buka,aku sudah berada dsna. Via tampak senang dgn kedatanganku. Seraya dia menghampiriku,memeluk dan mencium pipiku.
"Makasih,Kak. Ternyata jadi dateng.",ujarnya.
"Lho..lho...koq nyium. Ntr dipikir org gmn2 lho...",kataku.
"Tenang,Kak. Semua jg tau koq klo Kakak itu kan sepupunya Putra. Jd ya ga masalah.",jawabnya.
Setelah menjelang tngh mlm sktr pukul 11 malam,kafe ditutup. Semua karyawan pun pulang. Akupun pulang jg berboncengan dgn Via. Sesampai dirmh Putra,Via membuka pintu,dan kami pun masuk. Didalam rmh ternyata,si bibik pembantu telah tertidur pulas dikamar sikecil dgn kondisi pintu kamar terkunci. Akhirnya,kami di ruang keluarga sbntr sambil ngobrol kecil.
"Kak..Via mau mandi dl ya. Gerah soalnya.. Kakak tunggu dsni dl. Temenin Via begadang,sambil cerita2 yah...",ujarnya manja.
aku hanya menganggukkan kepala. Bbrp menit berlangsung,Via tampak selesai mandi. Dia hanya mengenakan baju tidur yg bisa aku sebut daster tipis. Aku yang saat itu menonton Tv,langsung saja ditubruk Via dr samping,dan langsung dia menyandarkan kepalanya dipundakku..
"Kak..Kakak koq baik sih ama Via...? Mau dngrin curhat Via. Mau bantuin Via klo pas Via butuh..",ujarnya.
"Ya..kan sama calon ipar musti gt. hehehe....",jawabku asal.
Disela2 Via menyadarkan kepalanya tadi,otomatis celah daster bagian dadanya sedikit terbuka. Karena tak sengaja terlihat,maka aku jadi tahu.
Via tak memakai bra... PAyudaranya terlihat jelas dr celah itu. Hingga putingnya terlihat. Aku mencoba memalingkan pandangan ke arah lain,tp seakan tersihir magnet. Karena penasaran terus,akhirnya kulanjutkan saja melihat payudara itu. Putih sekali... pikirku. Via masih tak sadar kalau kuintip,karena dia masih menonton FTV disalah satu stasiun swasta. Siku Via tepat menindih "dedek" ku yang memang mulai menggeliat karena pemandangan indah tadi. Siaall...pikirku.
Via sesekali menggerakkan sikunya tsb dengan pelan. Itu terang saja membuat aku menjadi konak habis,karena didepan mata jg terlihat pemandangan gunung kembar nan indah.
Tak lama,kemudian,disaat aku keenakan mengintip. Terasa ada yg memegang penisku. Siall...Via sadar rupanya kalau penisku mengeras disikunya...!!!
Ditekan-tekannya penisku itu dgn telapak tangannya.
"Kak..burungnya bangun toh...?",tanyanya.
"Ehh...mungkin.",jawabku bingung.
"Lha ini,keras... ihh...nakal ahh..Kakak..",ujarnya.
"Hehehe...iya kayaknya..gara2 tangan kmu tuh nyenggol2. jadinya bangun kan. Makanya jgn disenggol2 lagi.",jawabku bercanda.
"Hahaha...yee...baru disenggol aja bangun. Biarin..Via senggol2 aja terus.",jawabnya sambil kembali menekan2 pelan penisku.
"Ehh...jangan...bnrn lho... klo disenggol lagi,berarti kamu tanggung jawab.",ujarku.
"Ya udah...Via ga nyenggol lagi. Tp Via giniin. hahha.."candanya seraya meremas penisku yang sudah tegang dan keras itu.
"Via...jgn donk...kmu remas2 gt malah bangun. Emang kamu mau tanggung jawab ?" tanyaku.
"Biarin bangun. Kan lucu. Tanggung jawab..? Knp ga brani..?"jawabnya.
HYah...? Gila ini ank... Menggoda bgt....
"Oke...senggol aja terus.. remas aja... asal kamu tanggung jawab aja gpp koq.",kataku.
Kupkir Via akan berhenti sampai situ. Ternyata enggak. Dia malah meremas dan mengelus2 penisku dari luar celana panjangku. Adduhhhh...
LAngsung saja,kubalas dengan memberanikan diri,kuremas payudaranya.
"Ihh..Kakak nakal... koq ngeremas jg..?",katanya.
"Ya habisnya kmu ngeremas,aku balas jg.",ujarku masih meremas payudaranya.
Akhirnya Via diam saja,tetapi masih melanjutkan meremas penisku. Kuremas payudaranya,dia tampak diam saja. kucoba memasukkan tanganku kebalik daster tipisnya,dan kupegang payudara itu langsung. Kenyal sekali....
Maafkan aku,Putra..... Tapi tunanganmu duluan yang mancing2..

Akhirnya,terjadilah adegan saling remas-meremas itu dan berlangsung cukup lama. Akhirnya,via tampak tak kuasa menahan gejolak birahinya.
"Kak..jgn dsni ah... kekamar aja. takut Bibik liat nanti. Yuk..",ajaknya seraya berdiri dan berjalan menuju kamar tamu. Tanpa basa-basi,kususul dia.
"Vi..aku tanya dl.. kenapa koq kamu mancing2 gni drtd ?",tanyaku didalam kmr.
"Ya..gak ada. Pengen aja. Habis Putra jarang bs diajak becanda gt. Klo becanda2 gt td Via malah jd horny,Kak. Maaf ya..",ujarnya manja.
"Hmmm...aku kamu godain gt ya malah horny,Vi... Sekarang gmn..?",tanyaku berlagak polos.
"Katanya tanggung jawab kan..? Ya udh,sini.. Via tanggung jawab.",jawabnya.
Segera kuhampiri Via yang duduk dipinggir kasur. Tak lupa kukunci pintu kamar terlebih dahulu. Via segera membuka daster tipisnya itu. Dass....Tampaklah payudara yg putih dan indah itu didepan mataku. Via masih mengenakan CD,namun lebih kusebut itu tepatnya G-String.
Via segera berdiri,dan merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Langsung saja kulumat bibir Via yang imut dan merah itu. Via membalasnya. Kami pun berciuman,dan Via dalam keadaan telanjang hanya mengenakan CD. Sambil berciuman,kuremas2 payudara Via yg berukuran sedang itu. Via tak mau kalah,dielus2nya penisku dr luar celanaku. Via lalu melepas kaos yang kupakai,dan kembali kami berciuman. Gunung kembar itu terasa kenyal sekali didadaku. Sesekali kuremas pantat Via yang bulat dan berisi itu. Disela berciuman,Via membuka resleting celanaku,dan memelorotkannya beserta Cd dan boxer yg kupakai.
Kulempar celana dan boxer itu kesembarang arah dengan kakiku.
Via lalu menggenggam penisku dan mengocoknya perkahan. Kami masih berciuman.
Stlh bbrp menit berlalu,kubaringkan tubuh Via terlentang dikasur. LAlu,kuciumi payudaranya dan kujilati putingnya yg masih berwarna coklat muda kemerah-merahan itu. SEMPURNA sekali payudaranya....
Disela2 kuhisap dan kumainkan putingnya dengan lidah dan bibirku,kulucuti pula G-string yang dia pakai. Setelah itu,kumainkan vaginanya. Kuelus-elus dan kumainkan klitorisnya dgn jariku. Via mulai mendesah pelan. Perlahan,kumasukkan jariku kedalam vaginanya,dan kutusuk-tusuk perlahan. Vagina itu mulai basah karena rangsanganku. Ciumanku pun merambat kebawah menuju vagina Via. Tepat diantara selangkangan Via,kuhentikan aktivitas lidahku. Kulihat vagina itu tanpa bulu ( di wax ). Mulus dan bersih sekali. Wangi lagi. Segera kujilat bibir vaginanya. Lalu,kujilati klitorisnya perlahan.
Via mulai mendesah2 dan merintih keenakan.
Setelah vagina Via cukup basah,kusudahi aktivitas lidahku itu. Lalu,Via memintaku berbaring. Akupun berbaring,dan Via kini yang merangsangku. Ciuman dan lidahnya menjalar dari leher,menuju perut dan pinggulku. Lalu,berhenti dipangkal pahaku. Kembali digenggamnya penisku,dan dikocoknya pelahan. Via,tampak menjilati kedua "bolaku" sambil tangannya mengocok batang penisku perlahan. LAlu,dijilatinya kepala penisku terlebih dahulu. Setelah itu,dihisapnya. Dikulumnya penisku dengan lembut. Memang tak cukup masuk semua kedalam bibirnya. Tapi nikmatnya itu benar2 beda.
Bbrp menit Via mengulum dan menghisap penisku,lau ia menyudahinya. Segera Via berposisi jongkok diantara selangkanganku. Dipegangnya batang penisku dan diarahkan menuju lubang vaginanya yang mulai becek. Digesek-gesekkan terlebih dahulu,lalu ditekanlah tubuhnya agar penisku masuk. Penisku mulai membelah vaginanya walau sedikit kesulotan,karena memang masih sempit vagina Via. Setelah bbrp saat,akhirnya masuklah semua batang penisku kedalam vaginanya.
"Agghh.....",desah Via lembut.
Via lalu bergerak naik-turun sambil mendesah. Nikmat sekali vagina Via. Kurasakan menjepit penisku dengan erat.
"Aggh...Kak....Agghh....Uhh....",rintihnya pelan.
Kuremas payudara Via yang ikut bergerak naik-turun seirama dengan goyangannya. Kumainkan putingnya. Via memejamkan mata sambil terus mendesah.
"Ahh....Aggghh..",desahnya.
cukup lama WOT,Via tampak kelelahan bergoyang. Akhirnya kuputuskan untuk D-S sejenak. Via pun menungging. Segera kumasukkan penisku dari belakang.
"Mmmpphh...",rintihnya saat penisku membelah vaginanya.
Kugerakkan pinggulku maju-mundur mendorong penisku agar menjelajahi kedalaman vagina Via. Kugerakkan berirama,dari pelan..lalu kupercepat..dan pelan..begitu terus.
"Agghh...teruuss..Kak..Ugghhhh..Uhh...",rintih Via.
Tak lama kemudia,Via mengerang dan mendesah panjang.
"Agghh...Kak..Agghhhh..",rupanya Via orgasme.
Kubiarkan sejenak dia menikmati orgasmenya,aku diam sejenak dengan penis masih tertancap di vaginanya. Terasa hangat melumuri penisku. Uhhh...
Setelah itu aku kembali bergerak selama bbrp menit. Dan akhirnya kuminta Via untuk terlentang. MOT kujadikan posisi pamungkas. Via pun terlentang. Sebelum kumasukkan penisku,kembali kujamah klitorisnya,sambil kuciumi bibir Via. Nafas Via tampak memburu dan ngos-ngosan. Tak lama kemudia,segera kemasukkan penisku kedalam vaginanya.
"SSsshh....ahhh...",desah Via saat penisku kembali membelah vaginanya yang mulai kemerah-merahan.
Kubenamkan seluruh batang penisku. Lalu,kugerakkan perlahan dan berirama.
"aaggh..aghh..ahh..",rintih via keenakan.
Kunaikkan kakinya dipundakku dan kembali kubergerak kali ini sedikit lebih cepat.
"Aghh...teruss..Kakk..Aggghh..",erang Via.
Bbrp menit kemudian,kuturunkan kembali kakinya,dan segera kaki itu merangkul pinggulku ikut mendorong.
"Aghhhh..Kak..Via..Keluaarr..lagiii...Aghhh....uhh ..",rintihnya mencapai orgasme keduanya.
Tangan Via memeluk erat tubuhku,dan rangkulan kakinya menekan pinggulku.
"Ohh..Ohh...Mpphh.Ahh..",rintihnya saat menikmati orgasme.
Bbrp menit kemudian,aku kembali bergerak menusuk-nusuk vagina Via.
Disela menggenjot tubuh via,aku berbisik ditelinganya.
"Kakak keluarin dmn,Via..?",tanyaku.
"Mulut Via..ajaaah...Kak..Aghh.."jawabnya sambil merintih.
Aku terus menggerakkan pinggulku. Kugenjot tubuh mulus Via itu.
Bbrp menit kemudian,panisku mulai mengejang. Pertanda sesuatu akan keluar daru ujung kepala penisku. Segera kugerakkan lebih cepat dan langsung kucabut. Kusodorkan penisku itu tepat di depan mulut Via. Via pun membuka mulutnya. Tangan Via mengocok batang penisku dengan cepat. Sambil sesekali dijilatinya kepala penisku.
"aHH..Teruss..Via..Kakak mau..keluar...ahh.",rintihku.
Lalu...

CROOTT...CRROOTTT...CROOTT..!!!
Muncratlah cairan kental dan putih itu. menyembur kedalam mulut Via yg terbuka. dan sebagian lagi,mendarat didahi dan pipi Via. Banyak sekali spermaku..pikirku.
Nikmat sekali. Disela2 muncratan terakhir,Via menjilati kepala penisku dan menghisapnya.
Benar-benar nikmat...!!!
Via lalu tampak menelan spermaku,dan kembali melanjutkan menghisap kepala penisku. Memastikan agar tak ada sisa lelehan sperma.
Tak lama kemudian,permainan kami berakhir dengan Via dan aku terkulai lemas.
tubuh kami sama2 telanjang. Kupeluk Via dan kucium keningnya.
"Ini tadi rahasia ya,Kak..",katanya.
"Iya lah,Via...pasti..",jawabku.
LAlu kami tertidur sejenak. Dan subuh kami kembali "berperang" diatas kasur tsb.
Malam itu kami bercinta sekitar 2 kali,namun sangat memuaskan.
Hingga kini,aku masih blm sempat datang ketmpt Putra. Dan Via pun masih sibuk dengan kafenya. Hmm...Keberuntungan yg membawa kenikmatan.

Cerita Dewasa Anal Seks Dengan Mbak Endang

Ternoda - Cerita Dewasa Anal Seks Dengan Mbak Endang -Ini baru terjadi bbrp hari yg lalu,saat suami Mbak Endang kembali berdinas keluar kota selama 4 hari. Cuman sayangnya,aku baru bisa exe dengan Mbak Endang hanya sehari,krn hari2 lain meski tak ada suami,namun ada Ibu mertua Mbak Endang dirmhnya. Alhasil,kami hanya sempat "bergumul" dr pagi sampe sore saja,itupun berlokasi dihotel. ( Mending drpd nggak sama skali )
Tak sengaja,hari itu aku bertemu Mbak Endang diwarung dekat rumah. Akhirnya kami ngobrol sejenak,dan Mbak Endang mengatakan klo suaminya sedang keluar kota,tp dirmhnya ada Ibu mertuanya. Aku paham akan mksd dr Mbak Endang ini. Pastilah dia ingin merasakan kenikmatan lagi drku.
Akhirnya kami menyusun rencana,yaitu esok hari Mbak Endang berpamitan kepada Ibu mertuanya untuk pergi mengurus orderan kateringnya,dan sekalian ke rumah pelanggannya untuk mengajarkan memasak.
Keesokan harinya,setelah menunggu kabar dr Mbak Endang,akhirnya jawaban melegakan datang. Mbak Endang mendapat ijin keluar sehari untuk mengurus kerjaannya.
"Mas,kermh skrg ya.. Udah dapet ijin dr Mama mertua. Tp aku alasannya,Mas yang nganterin. Jadi biar dia ngga curiga.",terang Mbak Endang saat dia menelponku.
"Oh...sekarang ya...? Oke,aku kesana. Naik apa ?",tanyaku.
"Naik mobilku aja,Mas.",jawabnya.
Telepon kututup,aku segera bersiap2 dan berjalan menuju rumah Mbak Endang yang tak jauh dr rumahku. Dsna sudah menunggu iruang tamu,Mbak Endang dan Ibu mertuanya.
Karena sudah kenal pula dgn ibu mertua Mbak Endang,maka tak susah aku mennjawab semua pertanyaan yg dilontarkan. Dan beruntungnya,ibu mertuanya percaya dgn smua yg kukatakan.
Setelah mendapat ijin,kami segera meluncur. ditengah jalan kami berdiskusi mau kmn dan di hotel mana. Karena,Mbak Endang masih takut apabila masuk ke hotel2 disekitaran kota ini. Akhirnya sepakatlah kami menuju sebuah hotel yg jaraknya sekitar 20km dr kota kami,kearah dataran tinggi. ( Bagi yang pnh ke Bany*wangi,pasti tahu Alas Kumitir,dan di daerah bernama Kalib*ru ada sebuah cottage dsna. )
Kami segera meluncur ketmpt tsb,dan segera CI pada pukul 7 pagi. Kami hanya memesan untuk sewa 12 jam. Karena rencana kami pulang sekitar pukul 5-6 sore. Setelah CI,kami bergegas masuk kekamar yg berfasilitas lengkap tsb. Segera kami pesan BF ( Breakfast ya,bkn Blue Film... ) via tlp,dan sarapan pagi dikamar. Setelah sarapan,kami ngobrol2 sejenak.

Setelah ngobrol,Mbak Endang duduk di ranjang menonton acara musik di Tv,sedang aku masih berbaring disebelahnya. Kuamati tubuhnya yang saat itu memakai T-shirt dan Jeans ketat. Sambil bercanda,kutepuk sesekali pantatnya yang montok itu. Mngkn karena sudah horny atau apa,Mbak Endang ikutan berbaring disebelahku. Kami berbaring bersebelahan. Dia menatapku,dan aku menatapnya. Akhirnya,kami berciuman dengan lembut. Semakin lama,Mbak Endang melumat bibirku semakin liar. TErkadang dihisap kecilnya lidahku. Sambil berciuman,kusingkap kaos yang dipakainya,dan kuremas payudara montoknya. Dia masih mengenakan Bra. Perlahan kulepas pengait bra nya dr blkng,dan terlepaslah... Gunung besar itu akhirnya bernafas dengan lega.

Masih mengenakan kaos tanpa bra,kuremas2 payudara Mbak Endang. Lalu kubaringkan dia terlentang,dan kulepas kaosnya. Sungguh indah payudara itu..... Besar,putih,kenyal,dgn puting coklat muda. Langsung saja kuhisap puting yang menggoda itu. kumainkan dengan lidahku hingga Mbak Endang mendesah pelan. Bbrp menit aku netek,akhirnya kuhentikan proses minum susu gantung itu. Kubiarkan Mbak Endang melepas celana berikut CD nya. Sedang aku sendiri jg melepas semua pakaianku,dan kulempar sembarangan. Kami berdua sudah telanjang bulat. Kembali aku menciumi payudara Mbak Endang,dan sesekali kuhisap putingnya. Jilatan lidahku semakin lama merambat kebawah. Kujilati daerah pangkal paha Mbak Endang yang bersih itu. Lalu,kuhentikan jilatanku tepat di bibir vaginanya.
Hmmm....wangi sekali.... Memang bau vagina Mbak Endang ini harum,tidak spt kebnykn vagina lainnya. Mngkn karena perawatan yg dilakukan Mbak Endang yg sangat rutin itu.
Bulu jembinya dicukur gundul,hingga tampak jelaslah indahnya vagina Mbak Endang. Kubuka bibir vaginanya dgn jariku,dan kumasukkan lidahku perlahan2 kedalamnya. Mbak Endang terdengar mendesah,kala lidahku memasuki lubangnya. Lalu,kumainkan klitoris Mbak Endang dengan lidah,kujilat2 kecil dan itu membuat Mbak Endang menggelinjang kegelian.
"Ugghh.....mazz.....ahh....",desahnya tiap kali kusentuh klitorisnya dengan lidahku.
Aku cukup lama menikmati vagina Mbak Endang,karena memang vaginanya itu istimewa buatku.
Bbrp menit kemudian,kusudahi adegan jilmek tsb. Krn vagina Mbak Endang sudah basah kuyub. Mbak Endang msh dlm posisi terlentang. Segera setengah kududuki dadanya,dan kujepitkan penisku yang sudah tegang di tengah2 belahan payudara Mbak Endang yg montok. Mbak Endang segera menjepit penisku,dan aku bergerak maju mundur perlahan. Tak lama,kusodorkan penisku ke wajah Mbak Endang,tepatnya ke arah mulutnya. Mbak Endang langsung saja menghisap kepala penisku. LAlu,dikulumnya penisku hingga batang penisku hampir masuk ke dalam mulut Mbak Endang semua. Setelah itu,kembali kujepitkan penisku itu,dan aku gerakkan maju-mundur. Setelah bbrp menit,Mbak Endang memintaku terlentang. Aku nurut saja. Dan kemudian,Mbak Endang kembali menghisap penisku dengan liar. Tidak cukup lama Mbak Endang menikmati penisku,dia langsung menindih tubuhku. Dipegangnya penisku dan diarahkan menuju bibir vaginanya. Digesek-gesekkan sebentar lalu dimasukkannya kepala penisku. Mbak Endang mendesah kala penisku mulai memasuki vaginanya secara perlahan. Ditekannya kebawah hingga penisku terbenam seluruhnya didalam vagina Mbak Endang yang hangat dan lembut itu. Setelah itu baru Mbak Endang bergoyang naik-turun layaknya menunggang kuda. Semakin lama semakin cepat goyangan mbak Endang,kadang dia jg menggerakkan pinggulnya memutar.


"Agghhh.....agghhh.........Mas...Ugghh......",rint ihnya sambil terus menggoyang penisku.
"Ohhh.....maz....enak...sekali...mass.....agghh... ...",erangnya tanpa henti.
Aku hanya pasrah dibawah menerima goyangan maut Mbak Endang sambil kuremas-remas payudaranya.
Tak lama kemudian,gerakan Mbak Endang smakin cepat.
"Aggh....mas.....aku...keluarrr.....agghh........m ppphhhh....",erangnya dgn gerakan tak beraturan.
Tak lama kemudian,Mbak Endang merapatkan tubuhnya ke tubuhku,dan goyangannya melemah.
"Aahh......agghh......",desahnya.
Rupanya Mbak Endang sudah orgasme.
Kini,aku yang bergoyang naik turun mencoba menusuk2 vagina Mbak Endang yang sedang menikmati orgasme diatas tubuhku.

Selanjutnya,dgn penis masih menancap di vaginanya,kubaringkan dia terlentang dan aku berada diatas. Kucium lembut bibirnya,lau kembali kudorong pelan2 panisku didalam vaginanya. Mbak endang tampak memejamkan mata dan mendesah sejenak menikmati gesekan penisku di rongga vaginanya. Lalu,kugerakkan lebih cepat. Mbak Endang menatap mataku dengan wajah mupeng keenakan. Aku semakin bernafsu. Terus kugoyang tubuh Mbak Endang.
"Ugghh......teruss...massss.....agghhh.....",rinti hnya.
Tak lama kemudian,kucabut penisku.
"Mbak,coba anal ya... boleh ?",tanyaku.
"He'em...asal pelan-pelan dulu ya...",jawabnya.
Segera kubuka lebar kedua kaki Mbak Endang,dan dibawah pantatnya kuganjal dgn bantal agar penetrasiku di lubang anusnya lebih terasa. Karena penisku sudah licin dan basah oleh cairan orgasme Mbak Endang,langsung saja kucoba menmbus lubang pantatnya. Sempit sekali....
Perlahan namun pasti,kepala penisku pun sudah masuk ke lubang itu. Lalu,kidiring perlahan-lahan hingga masuk setengah.
"Uhhhh......sakit...mas....",rintihnya.
"Iya...aku pelan-pelan koq..."jawabku.
Perlahan,kudorong penisku hingga masuklah hmpr seluruh batangku. Dan mulai kugerakkan maju mundur perlahan-lahan.
Sementara,Mbak Endang mulai sibuk meng-eksplorasi klitorisnya dgn jari.
"Agghhh........Mass........ohhh........",desah nya.
Dia tampak sangat menikmati. Tak lama kemudian,kucabut kembali penisku.
Lalu,kuminta Mbak Endang untuk nungging. Dia pun pasrah.
Kembali kumasukkan penisku ke vaginanya dl,dan kudorong2 hingga cairan pelumas dr vaginanya melumuri penisku. Kucabut dan kumasukkan kelubang pantatnya. Kali ini sudah lebih lancar drpd yang tadi. Penisku masuk dan keluar dengan lancar. Kepala Mbak Endang menunduk,sementara tangan kirinya merangsang klitorisnya sendiri.
"Ahh........Agghhh.........",rintihnya.
Mbak Endang tampak menikmati sekali. Baru sekali ini dia melakukan anal,tp sudah bs menikmatinya. Setelah bbrp lama,kucabut penisku. LAlu kubaringkan dia dalam posisi menyamping membelakangiku. Kuangkat kaki kirinya keatas,dan kembali kumasukkan penisku kedalam lubang pantatnya.
"Mppphh...mpphh.......uhhhh......",desahnya manja.
Mbak Endang tampak masih mengeksplorasi klitorisnya dengan jari.
Bbrp menit kemudian...
"Mass....aku...keluar.....massss......aggghhh..... ..",erangnya lagi.
Segera kumasukkan penisku kedalam vaginanya,agar dapat merasakan hangatnya cairan Mbak Endang melumuri seluruh batang penisku.
Matanya terpejam,dan dia mengerang panjang dan keras. Tanda dia mencapai orgasme keduanya.
Setelah dia orgasme,kembali kami berdoggy-ria.
Kubenamkan penisku kedalam vaginanya. Kusudahi anal kali ini.
Kudorong maju-mundur penisku didalam vaginanya dengan cepat. Blm sampai satu menit,Mbak Endang ingin mengulum penisku katanya.
"Mas...sini aku emut dulu....",katanya.
Segera kucabut penisku,dan kusodorkan kemulutnya. Dia kembali mengulum penisku. Tak cukup lama memang. Lalu,kembali kali ini kutidurkan terlentang. MOt lagi. Krn Mbak Endang memang tidak terlalu suka gaya aneh2. MOT lah jadi pilihan akhir.
Kubuka kedua kakinya,dan kumasukkan penisku kedalam vaginanya yang tampak kemerah-merahan dan basah.
Segera kugerakkan dengan cepat,agar lahar panasku cepat keluar.
"Dikeluarin dimana,Mbak...?"tanyaku.
"Didalem aja,mass.....cepetan...",jawabnya.
Gilaa.....nie binor suka banget dimuncratin sperma vaginanya...!!!
Akhirnya kugerakkan cepat hingga ototku seakan mengejang.
Dan....
CROOTT...CROOTTT...CRROOOTTT....cRROTTT...!!!!
Spermaku memenuhi rongga vagina Mbak Endang. Lalu,kucabut,dan kusodorkan kemulutnya. Mbak Endang segera menjilatinya. Dan menghisap kepala penisku. Memastikan tak ada sisa lelehan sperma yg keluar dr lubang kecil diujung kepala penisku itu.
Nikmat sekali.........!!!!
Kulihat setelahnya,spermaku sebagian meleleh keluar dari vagina Mbak Endang.
Lalu,akupun terkulai lemas disebelahnya. Kupeluk Mbak Endang,dan dia menyandarkan kepalanya diatas dadaku. Spt layaknya suami istri...
Padahal suaminya sedang pergi dinas... Akulah penggantinya...
"Keluarnya banyak banget tadi...",katanya.
"Hehehehe....Ohh..ya,gmn tadi analnya ?",tanyaku.
"Agak sakit sih..tapi enak koq...",jawabnya kalem.
"Baru pertama kali ?" tanyaku.
"Nggak jg. Suamiku juga kadang2 suka gitu. Cuma ga lama.",katanya.
"ohh.... nanti plg sore ya. Jam 5 kan sesuai rencana ?",tanyaku.
"He'em...mas.",jawbnya.

Setelah itu,kami istirahat sebentar,dan saat terjaga kami kembali mengulangi adegan mesum itu. Dosa memang meniduri istri orang. Tapi ini kan si istri yang minta,jadi ya lain cerita.
yang penting nikmat aja. Mana Mbak Endang cantik lg. Sapa jg ga mau.
Setelah 3 kali ML,kamipun pulang menuju rumah pada pukul 5 sore.
Entah kpn lagi aku akan dapat kesempatan menikmati tubuh Mbak Endang,binor sebelah rumahku.

Pecinta Seks

Ternoda - Cerita seks Dewasa. Namaku Marni, aku berumur 30 tahun, suamiku bernama Ferry, berumur 35 tahun, dia bekerja sebagai tenaga ahli pada sebuah perusahaan pengeboran minyak lepas pantai. Kebanyakan waktu kerjanya berada di atas Riq, yaitu suatu tempat yang dibangun di tengah laut, untuk pengeboran mencari sumber minyak baru. Waktu kerjanya adalah 2 minggu di atas Riq, diikuti 1 minggu cuti di darat, demikian berkelanjutan. Sehingga kalau Mas Ferry sedang bertugas, maka aku tinggal sendirian di rumah ditemani oleh pembantu kami, Mbok Minah yang telah berumur 55 tahun dan telah mengikuti kami sejak kami menikah, serta seekor ****** herder jantan besar dan galak sebagai penjaga rumah. ****** herder ini diberikan oleh seorang expatriate yang berasal dari Italy, yang telah kembali ke negerinya karena telah habis kontrak. Pada waktu bertugas di Indonesia, expatriate Italy tersebut tinggal di rumah besar kontrakannya di daerah Cipete berdua dengan istrinya yang berumur 27 tahun. Istrinya mempunyai tubuh yang sangat seksi dan aku telah mengenalnya cukup akrab, karena setiap suami-suami kita sedang bertugas, kami sering saling mengunjungi untuk berbagi waktu.

Pengalamanku yang berhubungan dengan lelaki, tidak terlalu banyak dan sebelum bertemu dengan Mas Ferry, aku tidak terlalu banyak bergaul dengan lelaki lain, karena biarpun aku termasuk wanita yang berparas cantik dengan badan yang menurut teman-teman dekatku termasuk seksi, akan tetapi entah mengapa, setiap kali ada cowok yang bermaksud lebih dari sekedar teman, aku langsung mengambil jarak. Aku tidak tahu bagaimana mula-mula bisa dekat dengan Mas Ferry yang kebetulan adalah teman abangku, biarpun memang setiap kali Mas Ferry tidak bertugas di Riq, dia selalu bermain di rumahku, tapi toh hubungan kami biasa-biasa saja. Hanya saja tiba-tiba sekitar 5 tahun lalu, Mas Ferry mengemukakan maksudnya untuk menikahiku kepada kedua orang tuaku dan entah karena bujukan orang tua dan kakakku, ataupun karena memang aku juga telah menaruh simpati kepada Mas Ferry selama ini, akhirnya aku menyetujui dan kami segera melangsungkan pernikahan kami. Pada waktu malam pertama kami itu, aku mulai tahu bagaimana enaknya hubungan kelamin antara pria dan wanita, setelah selesai resepsi pernikahanku.

Kuingat pada hari itu setelah selesai resepsi pernikahan kami, yang dilakukan pada siang hari, kami berdua beserta rombongan keluarga kembali ke rumah baru kami. Rombongan keluarga kami, pada jam 8 malam kembali ke rumah mereka masing-masing, sehingga akhirnya aku dan Mas Ferry hanya tinggal berdua saja di rumah kami itu. Pada saat itu Mbok Minah, pembantu rumah kami itu belum ada, karena kupikir apa-apa di rumah dapat dikerjakan sendiri. Aku mandi duluan sebab badanku sudah merasa gerah setelah seharian sibuk dengan acara pesta yang padat itu.


Setelah selesai mandi dengan mengenakan daster, aku duduk di ruang keluarga sambil menonton TV. Kemudian Mas Ferry yang pada saat itu hanya bercelana pendek, kusuruh mandi. Mas Ferry untuk ukuran umum dapat dikatakan termasuk tampan. Warna kulitnya agak gelap kehitaman, pada wajahnya ada tumbuh rambut halus di dagu dan dadanya cukup bidang dengan tinggi badan berkisar 175 cm, otot-ototnya menonjol kuat.

Setelah selesai mandi Mas Ferry dengan santai duduk di sebelahku sambil ikut mengawasi televisi yang remotenya masih di tanganku, "Mar, apakah kamu capai?" tanya Mas Ferry. "Tidak Mas, memangnya ada apa?" jawabku lugu, karena memang aku sesungguhnya tidak menyadari apa yang seharusnya dilakukan oleh sepasang pengantin baru. Rupanya Mas Ferry yang telah sangat bernafsu, mendengar jawabanku itu, tanpa ba bi bu segera menarik badanku dan membekapku erat-erat dan sebelum aku menyadari benar apa yang sedang terjadi, kedua tangan Mas Ferry dengan cepat segera menguak dasterku dan sekalian ditariknya lepas BH-ku sehingga kedua buah dadaku yang ranum segera seolah-olah melompat keluar. Mas Ferry terpesona melihat bentuk buah dadaku yang indah, yang warna kuning langsat dengan bulatan kecil coklat tua kemerahan, serta puting kecil menantang di ujungnya.

Aku mula-mula mencoba memberontak, akan tetapi aku segera sadar bahwa sekarang aku adalah istri dari Mas Ferry. Badanku segera dipeluknya dan disandarkan pada sandaran sofa, mulutnya langsung menuju puting susuku, kurasakan lidahnya lincah bergerak menjilat-jilat puting susuku, menimbulkan suatu perasaan aneh, geli yang tidak dapat kulukiskan, yang menjalar keseluruhan badanku. Hal ini membuat aliran darahku bertambah cepat dan badanku tiba-tiba merasa panas, puting susuku terasa semakin mengeras, sesekali kurasakan gigitan kecil gigi Mas Ferry menggores putingku. Pada bagian perutku kurasakan ada benda yang membonggol besar mendesak dan menekan hebat. Bibirku juga tak luput dari lumatannya, terasa habis dilumat bibirku, sampai aku tak bisa bernafas, aku mulai berkeringat dan tiba-tiba tangan kanannya mulai meluncur ke bawah menuju ke arah kemaluanku yang masih tertutup dengan CD, diselipkan tangannya di antara pahaku. Aku agak terkejut, sehingga otomatis kedua pahaku kututup rapat-rapat dan kedua tanganku memeluk Mas Ferry erat-erat, Mas Ferry semakin gencar saja melakukan aktivitasnya, kemudian ditarik dasterku sampai terlepas dan perlahan-lahan celana dalamku dilucuti juga sambil tersenyum.

Setelah itu dengan sigap direnggangkannya kedua pahaku, sehingga dengan leluasa Mas Ferry dapat melihat kemaluanku yang padat dengan bulu hitam keriting, tangannya mengocek kemaluanku yang sudah agak basah itu dengan halus, kemudian dimasukkannya jari tengah perlahan-lahan ke dalam lubang kemaluanku, sedangkan ibu jari dan jari jempolnya menekan bibir-bibir kemaluanku, membuka jalan dengan meminggirkan rambut kemaluanku. Klitorisku terasa kaku, sambil jari-jarinya bermain-main di kemaluanku, mulutnya menjilat dan menyedot buah dadaku sampai aku kegelian dan tiba-tiba dia berhenti menyedot buah dadaku dan badannya melongsor ke lantai dan kini Mas Ferry jongkok diantara kedua pahaku, yang dengan perlahan-lahan dikuakkan, sehingga terbuka dan kepalanya dimajukan kearah pangkal pahaku dan kurasakan mulutnya sudah menempel pada kemaluanku.

Merasakan lidahnya yang basah dan hembusan nafasnya pada pangkal pahaku membuatku menggelinjang kegelian, lebih-lebih ketika kurasakan lidahnya menyapu bersih ruang dalam kemaluanku yang telah basah itu, sambil tangan kanannya ikut membantu memainkan klitorisku. "Aaagghhh.. Maasss.. aduuh..!" aku mengerang-erang dan mengeliat-geliat kegelian, tapi dia tidak mempedulikannya, diteruskan aktivitasnya mempermainkan klitorisku.

Selang sesaat, aku disuruhnya duduk di lantai, diantara kedua kaki Mas Ferry yang duduk di atas sofa dan aku sangat kaget melihat benda bulat besar yang terletak diantara kedua paha Mas Ferry yang tegak menghadap ke atas, batang kemaluan Mas Ferry sungguh dahsyat, seperti batang kemaluan pemain blue film yang pernah dahulu satu kali kulihat di video yang diputar di rumah seorang teman wanitaku. Panjangnya kurang lebih 17 cm dengan kepalanya batang kemaluannya bulat besar seperti topi baja tentara dan batang batang kemaluannya berdiameter 3 cm, dilingkari oleh urat-urat yang menonjol. Mas Ferry hanya tersenyum saat melihat mataku yang terbelalak itu, sambil memegang batang kejantanannya dan digerak-gerakkan dengan tangannya, dia mengambil tanganku dan disuruhnya aku memegang batang kemaluannya. Alamak.. tanganku tak cukup melingkar pada batang kemaluannya yang besar dan panjang itu. Dalam posisi Mas Ferry duduk seperti itu, batang kemaluannya memanjang di atas perutnya sampai mencapai pusarnya. Aku merinding dan takut juga melihatnya benda panjang, bulat berwarna hitam mengkilap mendongak seperti belut besar itu.

Tanpa sadar badanku menggelinjang dan terasa ngilu pada perut bagian bawahku, membayangkan benda tersebut menerobos masuk ke dalam liang kewanitaanku yang kecil dan masih sempit itu. "Kenapa kok diplototin seperti itu!" tanyanya. "Eh... aku heran kok, kayak gini besarnya ya? apa cukup nggak ya ini masuk ke dalam punyaku nanti?" jawabku sambil tetap memegangnya. Belum selesai aku melanjutkan omonganku, ditekan kepalaku ke arah perutnya dan disorongkan ujung batang kemaluannya ke mulutku, dan... eeehmm, mulutku tak muat menampung semua batang kemaluannya ke dalam. Kurasakan aneh juga seperti sedang mengulum es cream horn saja, aku mencoba melakukan seperti apa yang pernah kulihat pada VCD porno itu, aku mencoba memainkan lidahku dan mulutku maju mundur, sehingga batang kemaluannya menyembul tenggelam dalam mulutku. Tangannya juga tidak tinggal diam menggapai semua bagian tubuhku yang sensitif, sehingga aku semakin terangsang.

Aku mencoba menjilat-jilat pula buah zakarnya, pada ujung batang kemaluannya, kurasakan ada cairan bening sedikit cukup manis dan agak asin terus kuhisap sambil mencoba memasukkan kepala batang kemaluan Mas Ferry ke dalam mulutku, sampai mulutku tak mampu lagi menahan besarnya batang kemaluan Mas Ferry itu.

Setelah puas aku mencium batang kemaluannya dan mengisap-isap kepala batang kemaluannya, sampai mulutku terasa capek, kemudian... "Mar, coba kamu tengkurap di pinggir sofa dan pegangi ujung sofa itu", perintahnya. Aku tidak mengerti maunya Mas Ferry, tapi kulakukan saja perintahnya, badanku setengah tengkurap di sofa dan kedua lututku berlutut di lantai sehingga pantatku terbuka, agak menungging ke atas. Tiba-tiba kurasakan batang kemaluan Mas Ferry dipukul-pukulkan pada pantatku sehingga aku kegelian, kemudian Mas Ferry menempatkan kepala batang kemaluannya menempel pada bibir kemaluanku dari belakang, rupanya Mas Ferry sudah akan melakukan penetrasi.

"Masss.. pelan-pelan yaaa! jangan sampai sakit.. itunya Mas kan sangat besar!"
"Jangan takut yaaanggg.." dengan perlahan-lahan Mas Ferry mendorong batang kemaluannya, sehingga terasa kepala batang kemaluannya masuk sebagian dan terjepit oleh kedua bibir liang kewanitaanku yang masih ketat itu. Perutku tertekan pada pinggir sofa dan kedua tangan Mas Ferry memegang pinggulku dengan erat-erat, sehingga pantatku tidak dapat digerakan untuk menghindari tekanan batang kemaluannya pada liang senggamaku, Mas Ferry melanjutkan tekanannya ke lubang kemaluanku sehingga terasa lubang kemaluanku terkuak dan dipenuhi oleh benda besar, kepala batang kemaluannya tertahan oleh sempitnya lubang kemaluanku, dia mencoba mendorong lagi dan gagal untuk menerobos masuk.

"Aaaah... seret sekali ya, untuk menembus ke dalam.. susah juga kalo perawan", omongnya, akan tetapi Mas Ferry tidak kehilangan akal diambilnya hand & body lotion dan dioleskan pada kepala kemaluannya yang besar itu dan ke seluruh batangnya, kemudian dia mencoba lagi menekan secara perlahan-lahan sambil tangan satunya memegang batang kemaluannya dan tangannya yang lain membuka belahan pantatku. Perlahan-lahan tapi pasti kepala batang kemaluannya mulai menerobos masuk ke dalam liang kewanitaanku yang kecil dan masih sempit, aku agak panik sebab kurasakan agak pedih pada bagian dalam kemaluanku.

"Maasss, udah ah... nggak bisa masuk... terlalu besar sih", pintaku.
"Sebentar... tahan dulu ya.. ini udah nyampe sepertiga lho!" jawabnya sambil dengan tiba-tiba kedua tangannya memeluk bagian perutku dan menariknya ke atas dan seluruh berat badannya menekan punggungku serta pantatnya didorong ke depan menempel pada pantatku. Akibatnya seluruh batang kemaluannya mendesak masuk ke dalam lubang kemaluanku dan, "Ssreeet... sret... sreeetttt." Aku pun menjerit lirih, "Aaauuu... aduuhh!" aku menjerit dengan keras karena, kurasakan bagian bawahku seakan-akan terbelah dan batang kemaluan Mas Ferry terasa tembus ke perutku hingga terasa di kerongkonganku. Kedua tangan Mas Ferry tetap mendekap perutku dengan kuat, sehingga biarpun aku menggelepar-gelepar dengan kuat tetap saja batang kemaluannya bisa menerobos keluar masuk liang kewanitaanku.

Dengan pasti dan teratur Mas Ferry menggerak-gerakan pantatnya maju mundur sehingga lama-kelamaan batang kemaluannya mulai lancar keluar masuk pada kemaluanku. Aku mulai merasa kegelian yang tak tertahan, karena setiap kali batang kemaluannya ditekan ke dalam lubang kemaluanku, klitorisku ikut tertekan masuk, sehingga terasa sangat nikmat tergesek batang batang kemaluannya yang berurat itu.

"Aduhh... eeengg.. eeennaak.. aaahh.. aduuhh.. Masss.. teeeruuskaaan.. Masss!". Terasa lubang kemaluanku terisi penuh sehingga napasku menjadi ngos-ngosan. Akhirnya seluruh badanku bergetar dengan hebat sehingga tersentak-sentak, aku mencapai orgasme dengan dahsyat dan cairan licin membanjir dari dalam liang kewanitaanku, "Ooohhh.. ooohh.. aaaduuuhh.. eeenaaakk" dan kurasakan kenikmatan itu menyambung terus saat batang kemaluan Mas Ferry maju mundur di celah liang kewanitaanku. Setelah kenikmatan yang dahsyat itu melandaku, aku terkapar dengan lemas di sofa.

Kemudian Mas Ferry menepuk pantatku dan membalikkan badanku menghadap padanya, sehingga sekarang aku telentang di atas sofa dengan pantatku terletak di pinggir sofa dan kedua kakiku terjulur di lantai. Mas Ferry menguak kedua kaki lebar-lebar dan jongkok diantara kedua pahaku. Tangan kirinya menekan pinggulku dan ibu jari dan jari telunjukya menguak bibir kemaluanku, sedangkan tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang ditempatkan pada bibir kemaluanku. Kepala batang kemaluannya digosok-gosokan sebentar pada bibir kemaluanku, juga pada klitorisku, sehingga aku mulai terangsang lagi dan badanku mulai menggelinjang. Melihat itu Mas Ferry mulai menekan masuk batang kemaluannya ke dalam kemaluanku, setelah itu Mas Ferry menggenjot batang kemaluannya keluar masuk, buah dadaku dibiarkan bergerak bebas mengikuti irama dorongan pantat Mas Ferry, sementara tangan Mas Ferry memegang pinggulku dan menariknya ke atas, pantatnya tetap bekerja maju mundur.

Saat batang kemaluan masuk, badanku terasa tertusuk geli tak karuan. Sesekali juga Mas Ferry menciumi buah dadaku sambil batang kemaluannya terus bergerak keluar masuk kemaluanku. Aku mulai merespon lagi dan berusaha dengan menggerakkan pantatku memutar ke kiri dan kanan. Batang kemaluan Mas Ferry terjepit dan terpelintir mengikuti gerakan pantatku, dia pun mulai mengerang dengan kuat. Dipegangnya kedua buah dadaku kuat-kuat dan ditarik masukkan batang kemaluan besarnya berulang-ulang sampai aku mulai kewalahan.

"Aaahhh... Maaarrr.. aku mau keluar niihhh!" erangnya, kupercepat menggoyang pantatku karena aku tak mau menyia-nyiakan keadaan ini, aku ingin juga memberikan pada Mas Ferry kepuasan maksimal dan, "Aaahhh.. aduuhh.. oohhh!", diikuti oleh, "Ssreeet.. sreeettt... sreet.. crooottt.. crooottt.." Mas Ferry menekan kuat-kuat pantatnya, sehingga seluruh batang kemaluannya terbenam ke dalam kemaluanku dan buah pelernya menempel ketat pada lubang anusku. Aku merasa sangat geli dan terangsang dan kurasakan semprotan hangat air mani Mas Ferry menyemprot ke dalam liang kewanitaanku dan saking banyaknya terasa penuh liang kewanitaanku sehingga sebagian terasa mengalir keluar membasahi anusku dan menetes di sofa.

Mas Ferry masih mengerang hebat dengan tubuhnya bergetar-getar kenikmatan dan aku gigit pentil dadanya, sambil kucakar punggungnya untuk menahan kenikmatan yang tiada taranya ini. Kuangkat pantatku pelan-pelan dan masih kulihat sisa-sisa ketegangan di batang kemaluan Mas Ferry. Setelah itu kami pun terkulai lemas dan tidur sambil batang kemaluan Mas Ferry masih menancap di memekku. Begitulah hampir selama 2 minggu kami melakukan hubungan seks dan tiba saatnya ketika Mas Ferry harus berlayar karena masa cutinya sudah habis. Aku mengantar kepergian suamiku sampai di pelabuhan. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupku dengan jadwal tugas Mas Ferry selang seling pergi bertugas di Riq dan tinggal di darat, di mana keadaan ini kami jalani hampir 5 (lima) tahun sampai sekarang.

Pada saat ini Mas Ferry sedang bertugas di Riq, sudah hampir 2 minggu aku ditinggal Mas Ferry, besok Mas Ferry akan kembali ke rumah dan tinggal selama 1 minggu, sudah terbayang dalam benakku, hari-hari mendatang selama 1 minggu, dimana kami berdua akan berenang dalam madu kenikmatan untuk memuaskan hasrat pemenuhan kebutuhan seksual kami yang mengalami puasa selama 2 minggu. Dengan jadwal tugas Mas Ferry seperti ini, maka hubungan seks kami selalu saja menggebu-gebu, disebabkan setiap kali kami harus berpuasa selama 2 minggu untuk bertemu dan saling memuaskan selama 1 minggu. Membayangkan hari esok dan bagaimana gumulan Mas Ferry, benar-benar telah membuatku sangat terangsang, memang setiap kepergian mas Fery, aku benar-benar bertahan untuk tidak menyalurkan keinginan seksku yang tinggi dengan lelaki lain, karena aku benar-benar hanya berkeinginan memberikan tubuh dan gairahku pada Mas Ferry seorang.

Menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus kusiapkan sendiri, sebab Mbok Minah, pembantu setiaku sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat. Aku memberi makan Tarzan ****** herder kami itu. Telah hampir satu bulan Tarzan tinggal bersama kami, setelah tuannya yang lama kembali ke Italy. Setelah selesai memberi makan Tarzan, aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Letak kamar mandi tempat aku mandi, nyambung dengan kamar tidur kami.

Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidur. Di dalam kamar tidur terlihat Tarzan sedang tiduran di sudut kamar, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarku untuk tiduran, memang dia senang tidur di dalam kamar kami yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC. Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir rambut.

Pada saat itu Tarzan mendadak bangkit dari tidurannya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamar dengan lidahnya terjulur keluar sambil hidungnya mendengus-dengus, terlihat malam ini Tarzan agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu tenang tidur di sudut kamar, malam ini dia mondar mandir dan sekali-sekali matanya yang hitam kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambut. Melihat Tarzan seperti itu, kupikir lebih baik menyuruh Tarzan ke dapur karena mungkin dia sedang kehausan, jadi aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu sambil berkata, "Tarzan! ayoo.. keluar!" pada saat aku melintas di depan Tarzan, tiba-tiba tanpa aba-aba, kedua kaki depan Tarzan menggapai dan dengan bertumpu pada kedua kaki belakangnya, kedua kaki depan Tarzan menekan bagian punggungku, aku mencoba berbalik dan karena beratnya badan Tarzan, aku terhuyung-huyung dan jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kaki terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku terbuka, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos di mana kemaluanku dan bagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kukeringi dengan betul.

Tarzan dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang berdiri diantara kedua kakiku yang terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Aku mencoba menarik badanku ke atas untuk menghindari jilatan lidahnya pada pahaku, akan tetapi terdengar suara geraman keluar dari mulutnya dan dengan masih terus menjilat pahaku. Tarzan menunjukan gigi-giginya yang runcing, yang membuatku sangat ketakutan sehingga badanku terdiam dengan kaku. Kedua mataku melotot dengan ngeri melihat ke arah ****** herder tersebut yang kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika lidahnya yang kasar itu terasa menjilat belahan bibir kemaluanku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidahnya yang besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan meggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuatku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup angin.

"Aduuuhh!" tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Badanku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terus melotot melihat kearah lidah Tarzan yang bolak balik menyapu belahan bibir kemaluanku dan dengan tak sadar kedua pahaku makin terbuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah Tarzan bermain-main pada belahan kemaluanku. Dengan tak dapat kutahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan bau serta rasa dari cairan ini makin membuat Tarzan makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir kemaluanku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku. Ohhh... dengan cepat kemaluanku menjadi basah kuyup oleh cairan nafsu yang keluar terus menerus dari dalam kemaluanku. Sejenak aku seakan-akan lupa akan diriku, terbawa oleh nafsu birahi yang melandaku…akan tetapi pada saat berikut aku sadar akan situasi yang menimpaku.

"Aduuuhh benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan seekor ******.. aaahh.. tidak.. tidak bisa ini terjadi!", dengan cepat aku menarik badanku dan mencoba bergulir membalik badanku untuk bisa meloloskan diri dari Tarzan. Dengan membalik badanku, sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan lututku dan rupanya ini suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat sangat fatal bagiku, karena dengan tiba-tiba terasa sesuatu beban yang berat menimpa punggungku dan ketika masih dalam keadaan merangkak itu aku menoleh kepalaku ke belakang, terlihat Tarzan dengan kedua kaki depannya telah menekan punggungku dan kuku-kuku kaki depannya nyangkut pada handuk yang melilit badanku, badannya yang berat itu menekan badanku. Untung badanku dililit handuk tebal, kalau tidak pasti punggungku luka-luka terkena cakaran kuku Tarzan yang tajam dan kuat itu.

Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk mencoba berdiri, akan tetapi tiba-tiba Tarzan menekan badannya yang beratnya hampir 60 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah berlutut, karena beratnya badan Tarzan, akhirnya aku tersungkur ke tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badanku tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan Tarzan menidih badanku. Kedua kaki belakang Tarzan bertumpu di lantai diantara kedua pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu, maka handuk yang melilit dan menutupi badanku agak terangkat ke atas, sehingga bagian pantat aku ke bawah terbuka dengan lebar. Badan ****** herder tersebut terasa berat menidih badanku. Karena kuku kaki depannya tersangkut pada handuk, maka kedua kaki belakangnya mendorong ke depan, sehingga terasa pantatku tertekan oleh kedua paha berbulu dari ****** tersebut.



Dalam usaha melepaskan kedua kakinya yang tersangkut pada handuk, badan Tarzan bergerak-gerak di atas punggungku dan tanpa dapat dihindari bagian bawah perut Tarzan tergesek-gesek pada belahan pantatku yang tidak tertutup handuk. Aduh gila ini, sekarang aku benar-benar terjebak dalam posisi yang sulit. "Tarzan!.. ayooo! turun!" aku mencoba menghardik ****** tersebut, kedua tanganku tidak dapat digerakkan karena terhimpit diantara badanku dan kedua kaki depan Tarzan.

Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, bulat panas terhimpit pada belahan pantatku dan tiba-tiba aku menyadari akan bahaya yang akan menimpaku, ****** herder tersebut rupanya sudah mulai terangsang dengan tergesek-geseknya batang kemaluannya pada belahan kenyal pantatku. "Ayooo.. Tarsan.. stop! turun dari punggungku.. ayooo!" dengan panik aku mencoba menyuruhnya turun dari punggungku, akan tetapi seruanku itu tidak dipedulikan oleh Tarzan, malahan sekarang terasa gerakan-gerakan mencucuk benda tersebut pada pantatku mula-mula perlahan dan semakin lama semakin gencar saja. Aku menoleh ke kanan, ke arah kaca besar lemari yang persis berada di samping kanan tempat tidur, terlihat batang kemaluan ****** herder tersebut telah keluar dari pembungkusnya dan terlihat batang kemaluannya yang berupa daging merah bulat dengan ujungnya berbentuk agak meruncing sedang mencocol-cocol bagian pantatku akibat gerakan pantat ****** tersebut yang makin cepat saja. Mulut ****** tersebut setengah terbuka dan lidahnya terjulur keluar dan terdengar dengusan keluar dari hidungnya. Rupanya ****** herder tersebut telah sangat terangsang dan sekarang dia sedang berusaha memperkosaku.

Aku benar-benar menjadi panik, bagaimana tidak, aku dalam posisi terjepit dan sedang akan disetubuhi oleh seekor ****** herder yang kelihatan sedang kesetanan oleh nafsu birahinya. Oh.. memang sudah hampir 2 minggu aku tidak berhubungan seks dan sejak siang aku berada dalam keadaan bernafsu membayangkan besok Mas Ferry akan kembali dan kita akan menikmati permainan seks yang seru sepanjang 1 minggu kedepan, akan tetapi.. disetubuhi oleh seekor ****** herder? benar-benar tidak terbayangkan selama ini olehku.

Tanpa kusadari sodokan-sodokan batang kemaluan Tarzan semakin gencar saja, sehingga aku yang melihat gerakan pantat ****** tersebut melalui cermin, benar-benar terpesona karena gerakan tekanan-tekanan ke depan pantatnya benar-benar sangat cepat dan gencar, terasa sekarang serangan-serangan kepala batang kemaluan ****** tersebut mulai menimbulkan perasaan geli pada belahan pantat aku dan kadang-kadang ujung batang kemaluannya menyentuh dengan cepat lubang anusku, menimbulkan perasaan geli yang amat sangat. Terlihat kedua kaki belakangnya melangkah ke depan, sehingga sekarang kedua paha ****** tersebut memepeti kedua paha belakangku dan gerakan tekanan dan cocolan-cocolan kepala batang kemaluannya mulai terarah menyentuh bibir kemaluanku, aku menjadi bertambah panik, disamping perasaanku yang mulai terasa tidak menentu, karena sodokan-sodokan kepala batang kemaluan Tarzan tersebut menimbulkan perasaan geli dan …… harus kuakui enak juga dan mulai membangkitkan kembali nafsu birahiku yang tertunda tadi.

Ketika aku berpaling lagi ke kaca, terlihat sekarang batang kemaluan ****** herder tersebut sudah keluar sepenuhnya dari bagian pembungkusnya dan sudah mulai membesar secara perlahan-lahan, centimeter demi centimeter terlihat gumpalan daging merah tersebut membesar sehingga tak lama kemudian terlihat batang kemaluan herder tersebut berupa sebatang daging merah, bulat panjang mencapai kurang lebih 25 cm dengan lingkaran kurang lebih 4 cm. Oh.. mungkin sebesar lingkaran tanganku, benar-benar sangat mengerikan melihat batang kemaluan yang sangat besar itu mencuat dengan tegang di bawah perut ****** herder yang berbulu itu.

Degup jantungku terasa memukul dengan kencang, aku mencoba berontak untuk meloloskan diri dari bawah tekanan kedua kaki depan Tarzan, akan tetapi mendadak gerakanku terhenti dengan tiba-tiba dan tubuhku menjadi kaku ketika, "Gggeeerrr...!" terdengar geraman yang keluar dari mulut Tarzan dan terasa kedua kaki depannya makin mencengkeram dengan kuat pada handuk yang menutupi punggungku, serta tekanan badannya pada punggungku terasa semakin berat.

Tiba-tiba mataku terbelalak dan tubuhku menjadi kaku tegang ketika merasakan kepala batang kemaluan yang dahsyat dari ****** tersebut menyentuh dengan tepat belahan bibir kemaluanku, "Ooohh.. ooohh.. aku akan disetubuhi oleh seekor ******!" keluhku terengah-engah. Aku semakin terengah-engah ketika merasakan kepala batang kemaluan herder tersebut terasa terjepit diantara kedua bibir kemaluanku dan terasa mulai menekan untuk mencari jalan masuk ke dalam. "Ooohh.. benar-benar Tarzan akan segera membuatku sebagai ****** betinanya!" Tarzan, ketika merasakan batang kemaluannya dijepit sesuatu yang lembut tapi kenyal, segera bereaksi dengan cepat dan mulai memompa batang kemaluannya dengan asyik untuk segera menerobos masuk benda yang menjepit batang kemaluannya itu, sambil mengeram setiap kali aku mencoba bergerak menghindar.

Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, Tarzan mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga batang kemaluannya yang telah terjepit diantara bibir kemaluanku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam ke dalam kemaluanku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari mulutku. "Aaduuuhh!" sempat terlintas di dalam otakku, "Ooohh gila.. betapa besarnya!" kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tanganku mencengkeram dengan kuat pada kasur. Akan tetapi Tarzan, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang buas, tanpa mengenal kasihan pada nyonyanya yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam kemaluannya.

Batang kemaluannya dengan cepat keluar masuk mengaduk-aduk lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang kemaluannya dibandingkan dengan daya tampung kemaluanku, setiap gerakan masuk batang kemaluannya, terasa keseluruhan bibir kemaluan dan klitorisku tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang batang kemaluannya, sehingga menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang tak terlukiskan yang belum pernah kualami selama ini dan pada waktu batang kemaluannya ditarik keluar, terasa seluruh bagian dalam kemaluanku seakan-akan tertarik keluar menempel dan mengikuti batang kemaluannya, sehingga badanku bergerak terdorong ke belakang, dimana sebelum aku sempat menyadarinya batang kemaluannya telah mendorong maju lagi dan menerobos masuk dengan cepat ke dalam lubang senggamaku, menimbulkan sensasi yang sukar dilukiskan dengan kata-kata, aku benar-benar terbuai dan karena posisiku yang sedang bertumpu pada kasur tempat tidur, maka kedua buah dadaku yang tergantung bergerak-gerak terayun-ayun ke depan ke belakang mengikuti dorongan dan tarikan batang kemaluan Tarzan pada kemaluanku.

"Ooohh.. ini tak mungkin terjadi!" pikirku setengah sadar. "Aku sedang disetubuhi oleh seekor ******? gila!" sementara persetubuhan liar itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda tubuhku, perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian bawah badanku terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian badanku, membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh batang kemaluan Tarzan yang dahsyat mengaduk-aduk seluruh yang sensitif pada bagian dalam kemaluanku tanpa ada yang tersisa, keseluruhan bagian yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam kemaluanku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan Tarzan yang benar-benar besar itu, rasanya paling kurang dua kali besarnya dari batang kemaluannya Mas Ferry dan cara gerakan bagian belakang ****** herder tersebut bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam kemaluanku, benar-benar sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa geli-geli nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, membuat secara perlahan-lahan aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi.

Aku mulai menyadari akan hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan batang kemaluan seekor ****** dalam kemaluanku dan membuatku sangat terkejut, "Aaahh.. tidak! setan sedang mencoba kesetiaanku saat ini! Ini sesuatu hal yang sangat tidak wajar! ini benar-benar salah! tapi ohh salah? Aahh.. ssshhh aku seharusnya tidak menyerah pada cengkeraman tangan-tangan setan!" tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang mulai memaksa masuk ke dalam kemaluanku, memaksa bibir kemaluanku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa ditolerir.

Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat apa yang sedang memaksa masuk ke dalam kemaluanku itu dan.., "Aaaduuuhh.. gila.. ini benar-benar gila!" keluhku, terlihat bagian pangkal batang kemaluan Tarzan sepanjang kurang lebih 5 cm membengkak, membentuk seperti bola dan bagian tersebut sedang mulai dipaksakan masuk, menekan bibir-bibir kemaluan dan secara perlahan-lahan menerobos masuk ke dalam lubang kemaluanku. "'Ooohh.. aaampun.. jangan Tarzan.. aku akan mati kalau engkau memaksakan benda itu masuk ke dalamku!" keluhku memelas tak berdaya seakan-akan Tarzan akan mengerti, akan tetapi sia-sia saja, dengan mata melotot aku melihat benda tersebut mulai menghilang ke dalam kemaluanku dan terasa seperti bagian bawahku akan terbelah dua, kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan sekujur badanku mengejang, bongkahan tersebut terus menerobos masuk ke dalam lubang sorgaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi oleh kepala, batang kemaluan dan bongkahan pada pangkal batang kemaluan ****** tersebut. Oh.. benar-benar terasa sesak dan penuh lubang kemaluanku oleh seluruh batang kemaluan Tarzan.

Dalam keadaan itu Tarzan terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak karena batang kemaluannya telah terganjal di dalam lubang kemaluanku akibat bongkahan pada pangkal batang kemaluannya. Pantat ****** tersebut terus bergerak-gerak dengan liarnya, sambil mulutnya dengan lidahnya yang terjulur keluar sehingga air liurnya menetes ke pundakku yang ditutupi handuk, terengah-engah, mendengus-dengus dan menggeram-geram dengan keras, hal ini mengakibatkan batang kemaluannya dan bongkahan tersebut mengesek-gesek pada dinding-dinding kemaluanku yang sudah sangat kencang dan sensitif, yang menimbulkan perasaan geli dan nikmat sehingga kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali dan dengan tak sadar pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat yang diberikan oleh Tarzan, yang tak pernah kualami selama ini.

"Ooohh.. tidak.." pikirku, "Aku tak pantas mengalami ini.. aku bukan seorang maniak seks! Aku selama ini tidak pernah beselingkuh dengan siapa pun.. ta.taapii.. sekarang.. ooohh seekor ******? aduuuhh! Tapiii.. ooohh.. enaaaknya.. aghh.. akuuu.. tak dapat menahan ini.. agghh.. betapa.. nikmaaatnya!" Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku, rasa bersalahku kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan nikmat yang diberikan Tarzan padaku, dengan tak sadar lagi aku mengguman, "Ooohh.. enaaakk.. aaaggh! teruuusss.. puasin aku.. Tarzan!" aku benar-benar sekarang telah menjadi seekor ****** betina, betinanya Tarzan tapi aku tidak mempedulikan lagi, pokoknya pada saat ini aku benar-benar telah ditaklukkan oleh Tarzan. Pada saat ini yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh Tarzan, biarlah aku jadi bahan permainan Tarzan, aku tidak peduli lagi, benar-benar suatu kenikmatan yang liar sedang merasukku.




Agghhh.. biarlah aku disebut apa saja, aku tidak peduli lagi, aku adalah seorang perempuan jalang, seorang perempuan jalang yang keenakan diperkosa dan disetubuhi oleh seekor ****** herder besar, herder dengan alat kejantanannya yang dahsyat, panjang, keras dan besar. Aku memandang ke bawah antara kedua kakiku yang terpentang dan terlihat bibir kemaluanku yang terpentang lebar dengan batang kemaluan yang besar dari herder tersebut terbenam di sela-sela rambut hitam keriting kemaluanku. Melihat pemandangan itu, tiba-tiba suatu perasaan kenikmatan yang dahsyat melandaku, yang membuat badanku bergetar dengan hebat dan aku mengalami orgasmeku yang pertama yang benar-benar dahsyat, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami selama ini.

"Ooohh.. yaa Ooohh.. puasin aku Tarzan! Ooohh.. setubuhi aku dengan batang kemaluanmu yang besar! agghhh!" terasa cairan hangat terus keluar dari dalam tubuhku, membasahi rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. "Aaagghhh.. ooohh.. benar-benar nikmat!" keluhku, terasa badanku melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan. "Aaagghhh!" gerakanku yang liar pada saat mengalami orgasme itu agaknya membuat Tarzan merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku berdenyut-denyut dengan kuat menjepit batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat liar, batang kemaluan Tarzan yang besar itu mulai membengkak, sementara gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja, kelihatan Tarzan sedang akan mengalami orgasme, gerakan-gerakan yang liar dari Tarzan ini menimbulkan perasaan ngilu dan nikmat pada bagian dalam kemaluanku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku, pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokan Tarzan yang makin cepat saja.

"Ooohh.. aaaduuh.. aaaghh!" lenguhan panjang keluar dari mulutku mengimbangi orgasme kedua yang melandaku. Badanku meliuk-liuk dan bergetar dengan hebat, kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut yang terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot paha mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat pada Tarzan yang mengakibatkan dia juga mengalami orgasme dan terasa cairan hangat dan kental yang keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dari punya Mas Ferry.

Oh, air mani Tarzan serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam kemaluanku, rasanya langsung ke dalam kandunganku. Dalam menikmati orgasmeku, aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari air maninya Tarzan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat. Tarzan terus memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan ****** betina.

Menjelang sesaat akhirnya aku menjadi agak tenang dan tiba-tiba aku kembali menyadari sedang berada dimana dan apa yang sedang terjadi padaku dengan ****** herderku, aku mencoba bergerak keluar dari bawah badan Tarzan, sambil menyuruh Tarzan mencabut batang kemaluannya yang masih terbenam dalam kemaluanku, akan tetapi aku benar-benar shock ketika merasakan Tarzan melepaskan kedua kaki depannya dari punggungku dan memutar badannya membelakangiku, sehingga sekarang bagian pantat kami bertolak belakang, akan tetapi batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap terbenam dan terkunci dengan rapat di dalam lubang kemaluanku. Rupanya bagian pangkal dari batang kemaluannya yang membesar itu terganjel pada bagian dalam bibir kemaluanku, sehingga batang kemaluannya tidak dapat lepas dari dalam kemaluanku. Aku mengeluh, "Ooohh.. gila.. apa yang sedang terjadi ini?! punyanya terganjel di dalamku.. Aaagghhh.. ini benar-benar hukuman buatku, karena membiarkan seekor ****** menyetubuhiku!"

Tiba-tiba Tarzan berjalan maju sehingga aku terseret ke belakang mengikutinya dan sekarang aku merangkak di atas karpet, sehingga aku sekarang benar-benar seperti seekor ****** betina yang sedang disetubuhi oleh jantannya dan harus berjalan mundur mengikuti ke mana akan dibawa oleh jantannya. Aku mencoba bertahan akan tetapi kemaluanku terasa ngilu. Untung Tarzan berhenti berjalan dan aku dapat mengistirahatkan kepalaku dengan menundukkan dan meletakkan kepalaku pada karpet dengan perasaan tak menentu, sedangkan pantatku tetap tertungging ke atas karena tertarik oleh batang kemaluannya Tarzan yang masih terbenam dengan ketat dalam lubang kemaluanku.

Sambil merenung, aku mempertimbangkan akibat dari kecerobohanku itu yang telah membiarkan seekor ****** mengerjaiku dan akibatnya ini sekarang aku tertelungkup di lantai setengah merangkak dengan kedua tangan dan lututku, di mana kemaluanku dipenuhi dengan batang kemaluan seekor ******. "Aaagghhh.. bagaimana kalau Mas Ferry melihat keadaanku ini? Melihat istri tercintanya menghianatinya dan beselingkuh dengan.. yaahhh.. dengan seekor ******, tidak lebih dari itu!, sedang merangkak dengan kedua tangan dan lututnya dan batang kemaluan yang besar.. yang dua kali lebih besar dari punyanya sedang terbenam di dalam kemaluan yang sempit.. oohhh.. aaaggh" memikirkan hal itu membuatku, entah bagaimana mendadak membuat badanku serasa panas dan darahku serasa mengalir dengan cepat disertai nafsu birahiku yang mendadak meningkat dan akhirnya badanku mulai bergetar dan aku mengalami orgasme lagi.

"Ooohh.. aduuuhh!" kemaluanku benar-benar sudah sangat sensitif, terasa agak ngilu sehingga setiap gerakan yang dibuat oleh Tarzan mengakibatkan badanku tergetar dan pantatku terangkat-angkat. Kadang-kadang Tarzan berjalan maju dan dengan terpaksa aku harus merangkak mundur mengikutinya, benar-benar seperti sepasang ****** jantan dan betina yang lagi bersetubuh. Keadaan ini berlangsung kurang lebih setengah jam dan tiba-tiba terasa bagian yang membengkak pada pangkal batang kemaluannya mulai mengecil dan.., "Bleeepp..." diikuti dengan tercabutnya batang kemaluan Tarzan dari dalam kemaluanku. Tarzan berjalan ke sudut ruangan sambil menjilat-jilat batang kemaluannya yang berlepotan air maninya dan aku tertelungkup lemas di atas karpet sementara dari kemaluanku mengalir keluar air mani Tarzan yang sangat banyak memenuhi lubang kemaluanku. Dalam posisi ini aku tertidur dengan nyenyaknya.

Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya, akan tetapi perasaanku terasa sangat lega. Setelah mandi dan membersikan seluruh tubuhku, terutama bagian bawahku yang berlepotan air mani yang telah mengering, aku merasa perut keroncongan dan sangat lapar, rupanya kejadian semalam benar-benar menguras seluruh tenagaku. Aku mengambil makanan yang tersedia di dalam lemari es dan setelah membagikan sebagian dengan Tarzan, kami berdua menikmati makan yang ada dengan lahap. Rupanya Tarzan sudah sangat lapar juga setelah semalam menghabiskan seluruh persediaan air maninya yang ada.

Pada saat sedang makan itu akan mencoba memikirkan apa yang telah terjadi semalam dan bagaimana cara Tarzan yang dengan cepat bisa menguasai dan mengerjaiku, seakan-akan dia sudah benar-benar terlatih untuk itu dan tiba-tiba kusadari, sepertinya dia sudah sering melakukan ini sebelumnya, tak salah lagi rupanya dia sudah berpengalaman dan sering melakukannya dengan nyonya Italy-nya dulu, itu sebabnya dia menyerang dan menyetubuhiku, karena sudah cukup lama puasa sejak nyonya Italy-nya pergi lebih sebulan lalu. Apakah ini merupakan malapetaka bagiku atau apa?, bingung aku memikirkannya.

Menjelang sore hari Mas Ferry tiba di rumah dan sambil menciumku, Mas Ferry bertanya padaku, "Halo sayang.. tentu kau sudah sangat rindu padaku yahhh! Ntar lagi aku akan puasin kamu sayang!" aku hanya tersenyum tersipu-sipu saja sambil melirik ke arah Tarzan yang sedang memandang kami berdua dengan matanya yang bulat coklat itu.