blog visitors

Belajar Ngentot dengan Lembu (Sapi)

Bukannya bermaksud merendahkan martabat seorang wanita bila photo-photo dibawah ini mengantikan objek lembu dalam cerita... Bila ada yang tersinggung MAAF!!!

Ketika SMP aku dan teman-teman biasa pergi mengangon lembu ke sudut-sudut perkebunan sawtit. Biasanya pemilik kebun sawit senang, bila kamu mengangon lebu di sana. Aku pertama kali ikut mengangon lembu yang baru dibelikan ayah untukku atas desakanku.
Aku heran, kenapa teman-temanku suka membawa kancing peniti dan menyimpan minyak sawit di saku mereka. Ketika hal itu kutanyakan kepda temanku Anto, dia tersenyum-senyum saja. Tapi lama kelamaan teman-temanku yang lain memberitahu rahasianya kenapa harus membawa peniti dan minyak sawit. Aku terta, setelah mendengar penjelasan itu. Semua anak pengangon lembu atau kerbau pasti membawa kancing peniti atau jarum pentul.

Aku ingin merasakan, bagaimana enaknya ngentot dengan lembu betina itu. Tiba-tiba Anto menyediakan lembunya untuk aku setubvuhi, karean lembuku masih lembu anak berusia 5 bulan. Meraka sudah tahu mana lembu yang mau disetubuhi dan mana yang tidak. Tanda-tandanya, bila vagina lembu sudah mulai mengembang dan suka mengosok-gosokknya vaginanya ke pohon, itu tandanya, dia mulai birahi dan mau disetubuhi. Lembu-lembu itu akan suka, kalau paginanya dielus-elus oleh tangan setelah dicuci bersih. Aku mendapat penjelasan, bila kontol kita mulai diisap oleh vagina lembu itu, kita cepat mencucukkan peniti ke tubuh lembu, agar isapan vaginanya tidak terjadi. Bila tidak, kontol kita akan disedot kuat oleh vagina lembu iotu ke dalam dan kita merasa sakit.

Dengan diajari oleh teman-temanku aku mulai mengikuti petunjuk mereka. Aku lumuri vagina lembu ANto dengan minyak sawit agar licin, tentunya setelah dibersihkan dengan air dan dicuci pakai sabun lebih dulu. Aku naik ke punggung lembu itu. Kontolku yang sudah tegang, aku cucukkan ke dalam vagina lembu itu. Tentu saja ekornya dikesampingkan lebih dulu. Minyak sawit yang berada di bibir vagina dan di liang vagina itu terasa licin. Minyak sawit bisa diperoleh dekat pabrik sawit. Tentu saja minyak yang terbuang di lantai pabrik sawit itu. Untuk mendapatkannya tidak susah.
Benar saja. perlahan aku merasa nikmat. Kontolku terasa diremas-remas oleh vagiona lembu itu. Tak lama kemudian, kontolku terasa seperti disedot kuat ke dalam vaginanya. Saat itu aku mencucukkan penili yang tajam itu ke tubuh lembu. Tak sampai melukainya. Hanya sekedar mengejutkannya saja dan ada rasa sakit. Terasa kontolku kembali berhenti disedot ke dala, vagina itu.

Seperti yang diajarkan kepadaku, aku mulai mengelus-elus tubuh lembu yang baru saja kucucuk pakai peniliti. Jari-jariku menekan-nekan tubuh lembu yang baru kucucuk. Saat itu, kembali vagina lembu meremas-remas kontolku. Agar sedotan lembu tidak terlalu kuat yang katanya bisa membuat kontol kita putus tersedot, kembali minyak sawit disiramkan oleh Anto ke vagina lembu, melalui alur vagina di sisi kontolku. Vagina lembu itu terasa begitu licin. Ramasan vagina lembu itu terasa semakin membuat aku nikmat.

"Enak enggak?" tanya mereka menyaksikan aku keenakan.
"Enaaakkk..." kataku. Mereka tertawa-tawa kegirangan. Dan mereka meminta agar aku tidak bercerita kepada teman-teman yang bukan corps pengangon lembu. Rumanya, para pengangon lembu punya corps tersendiri.

Aku diajari, kalau mencucuk tubuh lembu jangan terlalu kuat. Kalau t erlalu kuat, dia akan melompat dan berlari, membuat kita bisa terpelanting terjatuh. Kalau lompatnya tingi dan dan kita terjatuh kuat, bisa-bisa tangan kita patah, setidaknya terkilir atau keseleo. Aku mengikuti nasehat mereka.

Kembali kontolku disedot oleh lembu itu. Aku setengan berteriak.
"Dia nyedot lagi.." lalu aku menusuk peniti itu pwerlahan-lahan. Sedotannya makin kuat dan Anto kembali menetaskan minyak sawit ke vagina lembu. Licinnya minyak sawit, membuat kontolku tidak tersedot jauh, bahkan terasa enak. Begitu seterusnya aku kembali lagi mengelus-elus tubuh lembu yang kutusuk pakai peniti dan memutar-mutar jari telunjukku ke bekas tusukan. Saat itu, aku merasakan kontolku kembali diremas-remas lembut dan nikmat sekali. Karean aku pemula, aku belum begitu pintar memainkan jarum dan mengelus bekas tusukan jarum. Tapi remasan vagina lembu itu, membuat aku cepat mengeluarkan spermaku. Crooot...crooot.
"Aku sudah keluar, Kataku. Dengan cepat Anto naik ke punggung lembunya. Begitu aku turun dia langsung memasukkan kontolnya ke vagina lembunya.
Kini giliran Giman berisap-siap. Jika Anto sudah mengeluarkan spermanya, Giman yang akan naik ke punggung lembu itu. Kini Giman yang bertugas menetesi minyak sawit ke vagina lembu.
Anto cepat terngkurap di atas tubuh lembunya dan memasukkan kontolnya ke vagina lembu itu. Kontiol Giman memang lebih besar dan lebih panjang dibandingkan dengann kontilku. Demikian juga kontol teman-temanku. Mungkin mereka terbiasa disedot-sedot loleh lembu itu, maka kontol mereka jauh lebih panjang dan lebih besar dariku.
"Siram Man..." kata Anto. Guiman tau tugasnya meneteskan minyak sawit ke pagina lembu. Anto mencucuk cabut kontolnya di vagina lembu itu. Kelihatan kontol Giman keluar masuk. Lalu menekannya dan mencucuk peniti ke tubuh lembu. Lalu mengelus-elus bekas tusukan itu.
"Siran lagi Man..." perintah Anto. GIman kembali meneteskan kira-kira lima ml minyak sawit ke vagina lembu. Anto memejamkan matanya dan menekankan tubuhnya ke tubuh lembu itu. Sampai akhirnya, ANto meminta Giman naik ke punggung lembu untuk menggantikannya. Giman cepat memanjat tubh lembu itu dibantu oleh Warso dan aku sendiri. Begitu Anto mencabut kontolnya dari vagina lembunya dan melompat turun, Giman langsung memeluk tubuh lembu itu dan memasukkan kontolnya ke pagina lembu. Kini tugas Warso yang menetesi minyak sawit.

Dua hari sekai, kami melaklukan itu. Sampai akhirnya lembu Anto dikawinkan dengan pejantan. Kami pun menunggu lembu-lembu yang lainnya birahi. Terkadang, kalau kami sudah kebelat, kami pun menaiki lembu yang belum birahi. Caranya, kami merangsangnya dulu dengan tangan setelah vagina lembu itu kamu lumuri minyak sawit. Ternyata remasan vagina lembu itu tidak bisa kami lupakan.

0 komentar:

Posting Komentar