blog visitors

Salah Tempat Membawa Nikmat



Namaku Toni, usia 25 tahun, mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Semarang. Pada kesempatan ini aku ingin menceritakan pengalaman pertama kali berhubungan seks. Oke kita mulai saja ya...
Setelah seminggu mengikuti kegiatan MOS di kampus, badanku terasa capek semua. Tidak seperti biasanya, setelah kuolesi conterpine pegal-pegal di badan tidak berkurang, malah justru semakin terasa capek semua. Akhirnya aku menuruti saran ibu kostku untuk pijat. Setelah tanya sana-sini, aku ditunjukkan tempat pijat oleh tetangga kost. Katanya tempat pijat yang direkomendasikan sangat enak. Namanya Monalisa, alamatnya di Jl. Permata Hijau AA-30 Pondok Hasanudin. Tetangga tersebut memberi ancar-ancar kalau tempatnya agak menjorok kedalam, dekat Rumah Makan Idaman.
Tanpa buang-buang waktu, aku langsung tancap gas ke sana. Setelah bertanya-tanya 3 kali pada tukang becak, akhirnya kutemukan tempat itu. Parkirnya lumayan luas. Sayup sayup terdengar suara orang bernyanyi. Belakangan kuketahui kalau tempat itu juga merupakan tempat karaoke. Dengan sedikit ragu aku masuk lewat pintu samping. Kedatanganku langsung disambut mbak-mbak cantik.
"Mau message mas?", sapanya.
"E.. iya mbak....", jawabku.
"Silakan pilih pramusadanya mas....." tawarnya renyah, sambil membawaku ke depan kamar berdinding kaca, orang menyebutnya akuarium. Alamak.............. didalamnya terdapat puluhan cewek dengan pose menantang. Begitu ada kode kalau ada tamu yang mau memilih, mereka membetulkan posisi duduk. Tepatnya posisi yang menantang. Dada dibusung-busungkan. Paha diangkat-angkat. Benar-benar membuat jantungku berdebar-debar. Ternyata aku salah pilih tempat pijat, karena tempat itu pastilah tempat pijat +++. Termangu-mangu aku didepan akuarium. Balik, terus, balik, terus. Akhirnya aku tergoda untuk mencobanya.
"Yang nomor 11 itu pinter mijatnya khan mbak", tanyaku.
"Wah... Semua pintar mijat koq mas...., pasti badan jadi segar dech nanti", jawabnya dengan kerlingan nakal.
"Ya udah... Yang no 11", kataku. Aku memilihnya karena dialah yang paling cuek, diantara temen-temennya yang pada bergaya norak.
"OK. Tunggu aja di kamar atas mas....", kata mbaknya yang piket tadi.


Beberapa menit kemudian, cewek bernomor 11 mengetuk pintu. "Sore mas.....", sapanya.
"Sore mbak"
"Namanya siapa", lanjutnya.
"Toni. Mbak siapa?"
"Elok mas.... Dah pernah kesini sebelumnya", tanyanya lagi.
"Belum", jawabku lugu.
"E.... mau pijat enak apa enak banget", godanya sambil meremas jariku. Gelagapan aku jadinya.
"Terserah mbak aja"
"Buka bajunya ya mas"
"Mbak juga donk....", jawabku asal.
Tak kusangka dia langsung membuka bajunya. Alamak..... Teteknya yang mengkel menyembul, meski masih memakai BH. Darahku berdesir. Baru kali ini aku sekamar dengan cewek. Apalagi dia membuka bajunya. Pikiran sehatku sudah melayang. Yang ada hanya hawa nafsu yang membuncah. Tongkolku tegang berdenyut-denyut.
"Eh... ngomong-ngomong berapa tarifnya to mbak", tanyaku bimbang.
"Biasa mas, kamarnya 100. Tips buat saya biasanya 300 short time".
"Hwua....... Aku mahasiswa lho mbak"
"Ya itu dah standar koq mas. Wis gini aja, sebagai perkenalan, masnya ngasih aku 250.000 aja gak papa"
"200 ya mbak....", tawarku. Itupun sudah terbayang jatah makanku dua minggu akan melayang.
"Ya udah. Tapi sekali aja ya..."
"Maksudnya?"
"Ya masnya keluar sekali".
"Deal....."
"Tak pipis dulu ya mas...."
"OK"
Si elok dengan cueknya membuka seluruh pakaiannya, trus pipis di toilet yang terletak dipojok ruangan. Setelah selesai diapun menghampiriku.
"Lho koq belum dibuka celananya mas?".  Bagai kerbau dicongok hidungnya, akupun menurutinya.
Tak lama kemudian, dia menciumi tubuhku. Menjilati dari ujung jari kaki, naik ke betis, paha, dan akhirnya ke tongkolku. Dijilatinya dengan penuh perasaan tongkol dan bijinya. Tubuhku bergetar. Baru kali ini aku merasakan sensasi yang luar biasa. Tak berapa lama, dia mengulum tongkolku. Baru tiga hisapan aku sudah tak berdaya. Muncrat sudah pejuhku dalam mulutnya. Si elok menghisap-hisap sampai tongkolku melemas. Akhirnya diapun membuang pejuhku ke toilet dari mulutnya yang penuh itu. Sambil tersenyum dia menyapa, "Gimana mas, mau nambah?
Pikiranku melayang. Gila ! Belum dimasukkan memek saja dah enak banget. Bagaimana rasanya kalau bener-bener dimasukin nih. Antara bimbang dan ragu, akhirnya aku nekad. Puasa sebulan jadilah kalau dapat merasakan surga dunia.
"Sekali lagi, tapi saya nambah 150 aja ya mbak", pintaku.
"Bagaimana ya....."
"Lagian yang tadi khan Cuma dua menitan mbak"
"Oke sayang........ Sini tak pijitin dulu ya...."
Sambil ngobrol ngalor-ngidul, dia aktif membangkitkan tongkolku. Tak berapa lama yuniorku tegak berdiri. Dengan cekatan si elok memasangkan kondom.
"Aku yang di atas aja ya mas.....", sarannya.
"Iya", jawabku penuh nafsu.
Dengan pasrah tubuhku dikangkanginya. Tongkolku dibimbing masuk kedalam memeknya. Alamak...... Begini rupanya rasa sorga dunia itu... Berdenyut-denyut rasanya tongkolku didalam memeknya. Pelan namun pasti tubuhnya bergoyang penuh irama. Sambil memegangi teteknya yang mengkel, diriku pasrah diberi kenikmatan duniawi. Dan baru lima menit, pejuhku telah keluar dari sarangnya. Kulihat dia sedikit kecewa. Namun perasaan itu nampak dia sembunyikan.
"Mas jarang olah raga ya", tanyanya memecah kesunyian.
"Iya", jawabku lemas.
"Mumpung masih muda, harus rajin olah raga mas.... Biar kuat.....", godanya.
Aku diem saja,  sambil membelai-belai teteknya.
"Kalau ke sini lagi jangan lupa cari elok ya mas...."
"Pasti sayang..... Aku gak akan bisa melupakan cewek yang merenggut keperjakaaku" jawabku.
"Ha.... pantesan mas begitu cepat tadi. Aku maklum dech...., tapi kontolnya sebenarnya yummy lho", pujinya.
"Ah... bisa-bisanya mbak aja. Pasti biar aku kesini lagi dan mencari kamu to mbak"
"Swear.... Meski sebentar banget, denyutannya tadi terasa kenceng lho didalam memek. O iya, kalau mau ke sini telpon aku dulu, siapa tahu aku pas gak ada. Nih mas nomorku : 081228436647 atau fleksinya 024-70085550", jelasnya.
Selanjutnya kami mandi bersama, saling menyabuni, dan bercanda. Setalah berpakaian, aku mengeluarkan uang sesuai kesepakatan, dan keluar kamar duluan.
"Dah ya say..., aku duluan ya..." pamitku.
"Ok sayang......", jawabnya.

Yach... salah tempat pijat ternyata sangat menyenangkan. Capek dibadan tak terasa lagi.

0 komentar:

Posting Komentar