blog visitors

Pembantuku Iyem 2

Setelah kejadian yang menghebohkan di kamar tidur si Iyem, ternyata tidak ada perubahan sikap sama sekali dari Iyem. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa antara saya dengan dia. Dia tetap bersikap sopan terhadap saya walaupun sedang tidak berada di depan isteri saya. Padahal, seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, seluruh tubuhnya sudah saya jelajahi, baik itu dengan tangan maupun dengan lidah saya. Mulai dari bibirnya yang tebal, payudaranya dengan puting yang hitam, maupun ketiak dan vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu kasar yang sangat lebat. Hal tersebut menimbulkan 2 hal di pikiran saya, yang pertama saya senang dan tenang dia tidak akan bertindak macam-macam yang bisa membahayakan kehidupan rumah tangga saya dan yang ke dua....saya berkeinginan untuk mencicipi lagi tubuh pembantu saya yang sensasional itu. Dan perasaan yang kedua itulah yang terus mengganggu...!! Sampai pada suatu hari...

Pagi itu, seperti biasa kegiatan rutin di rumah saya, anak berangkat sekolah kemudian isteri berangkat kerja, jadi tinggal saya berdua dengan Iyem di rumah. Kebetulan, saya baru saja mencukur habis bulu Mr.P saya, karena kemarin isteri saya minta agar mencukur habis bulu Mr.P saya itu sebelum ML. Isteri saya memang paling senang ML dalam keadaan bersih, baik itu vaginanya maupun Mr.P saya. Di dalam kamar saya mulai menyusun rencana bagaimana caranya agar bisa menikmati tubuh pembantu saya itu dan kali ini tidak hanya sampai menjilat saja tapi Mr.P saya harus dapat jatah, karena kejadian sebelumnya saya cuma bisa menjilat sampai dia orgasme dan akhirnya kecapaian dan tidak sanggup melanjutkan permainan lagi.

Dengan hanya menggunakan handuk sebagai penutup tubuh, saya mulai mengamati kegiatan Iyem di “daerah kekuasaan”nya. Oh.... rupanya dia baru selesai menjemur dan sedang berjalan masuk ke dalam kamarnya. “Sekarang waktunya..!” begitu pikiran saya. Tetapi baru saja saya hendak bergerak, tiba-tiba Iyemsudah keluar dari kamar dengan hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuhnya berjalan menuju kamar mandinya. Dia tidak sadar jika sedang diamati oleh sang majikan. Melihat situasi seperti itu, keputusan cepat segera saya ambil. Saya ingin menikmati tubuhnya sebelum dia mandi karena waktu kejadian di kamar tidurnya, saya menikmati tubuhnya sesudah dia mandi. Mungkin akan ada sensasi lain menikmati tubuh Iyem yang belum disentuh wangi sabun atau shampo. Lebih natural.

Dan sebelum dia sampai di depan pintu pintu kamar mandi....

Yeeemmm...!!!” saya berteriak memanggil dia. Dari tempat pengamatan saya, saya lihat dia berhenti nggak jadi masuk ke kamar mandi dan menjawab “Ya..pak..ada apa..??”. “Cepat ke siniii..yem..!!!”...”Eh..mm..bentaaar..pak!!” terlihat dia bingung, soalnya dia sudah bergerak ke dalam tapi kemudian berhenti sambil memandangi tubuhnya yang hanya terbalut handuk dan memutar tubuhnya untuk kembali ke kamarnya. Sepertinya mau mengganti dengan baju yang lebih sopan. “Waduuuhh...nggak boleh dibiarkan..nih..!” Kembali saya berteriak dengan nada suara panik “Yeeeemmmm...cepetan..ke siniiii..!!” Dia berhenti lagi...bingung.. dan saya tidak melewatkan kesempatan ini “Yeeemmmm....manaaaa...kamuuu... Cepetaaan..!!” Dan berhasil...! Iyem memutar tubuhnya yang terbalut handuk itu dan berlari ke dalam. Segera saya bergegas ke tempat tidur saya, duduk di tepi ranjang dan menunggu mangsa datang menghampiri untuk di santap.

Tidak beberapa lama dia sudah berdiri di depan saya, di dalam kamar saya, dengan wajah khawatir dan napas terengah-engah, entah karena berlari dari belakang atau karena hanya menggunakan selembar handuk untuk menutupi tubuhnya. Saya sempat mengamati tubuh si Iyem, kulitnya yang agak gelap mengkilap karena basah oleh keringat yang mulai mengalir membasahi kulitnya. Wow..pemandangan yang sangat indah dan menggairahkan. Saya merasa Mr.P saya mulai bereaksi..

Tolongin..bentar..yem..! Kepala saya sakit banget..! Tolong pijitin..ya?” kata saya sambil pura-pura kesakitan. Si Iyem bergerak ke arah saya, tapi tiba-tiba berhenti...”Eee..maaf pak.. saya ganti dulu ya...nggak enak cuma pake handuk aja..” dia minta ijin mau ganti baju dulu.. “Udaahhh nggak usah, kepala saya sakit banget..nih, lagian cuman bentar aja kok..!! Ayoo..sini..cepetan” Akhirnya dia mengalah dan menghampiri saya. Berdiri di depan saya dan kemudian “Maaf pak, permisi..” katanya sambil mulai memijat kepala saya..

Dalam posisi seperti ini, saya duduk dan Iyem berdiri di depan saya sambil memijat kepala saya, tubuhnya berada sangat dekat dengan muka saya, tercium bau tubuhnya yang khas yang sangat membangkitkan gairah. Tidak tahu mengapa, saya sangat bernafsu jika mencium bau tubuh wanita yang asli bau tubuhnya bukan bau dari parfum atau sabun. Apalagi tubuh yang sedang berada di depan saya ini, masih agak basah oleh keringat. Memang agak asem, tapi buat saya, hal tersebut malahan menambah sensasi. Dan karena kedua tangannya lagi memijat kepala saya dan dia hanya menggunakan handuk yang dililit di tubuhnya, kedua ketiaknya yang berbulu kasar dan lebat itu, terpampang dengan jelas di depan mata saya. Membayangkan aroma dan rasa dari kedua ketiak itu, rasanya..saya sudah tidak tahan lagi untuk segera menyerbu ke dua hutan di pangkal lengan pembantu saya itu. Mr.P saya juga sudah mengacung, sehingga sudah mulai muncul dari lipatan handuk yang melilit tubuh saya. Tiba-tiba si Iyem berkata “Nggak pake balsem..pak..?” Aduh..jangan dong, ntar aroma balsem malah mengganggu “Nggak usah yem..gini aja udah enak..kok..!” Dan Iyem meneruskan pijatannya.

Lama-lama saya tidak tahan juga, dan kedua tangan saya mulai memeluk tubuhnya. “Ngapain..pak..?? Kurang dekat..ya??Iyem malah menyangka saya memintanya untuk lebih dekat lagi dan menggeser tubuhnya sehingga berada sangat dekat muka saya. Saya mulai membayangkan payudaranya dengan puting yang hitam yang saat ini masih terbungkus handuk. Sambil membayangkan, tangan saya mulai meremas-remas kedua pantatnya. Tidak puas hanya meremas-remas, kedua tangan saya mulai menyelusup masuk ke dalam handuk lewat bawah dan segera mendarat di kedua gundukan pantat pembantuku yang sangat kenyal dan mulai meremas-remasnya. “Ahhh...bapak..kok..mulai lagi..sih..??” Si Iyem mulai bereaksi tanpa ada gerakan menolak malah tanpa disadari kedua kakinya agak di buka lebar sehingga jari-jari saya bisa mencapai lubang anusnya. Dan dengan lincahnya, mempermainkan lubang tersebut. Sekali-sekali, saya memasukkan ke dalam lubang anusnya dan dia menjerit kecil “Ahhh..bapak..nakal..!! Geliii...tauuu..!!” Wah..sudah masuk perangkap lagi deh..pembantu sensasionalku..ini.
Dan entah karena gerakan-gerakan erotis dari Iyem atau karena dia melepaskannya sendiri, tau-tau handuk yang dikenakannya terlepas, dan terpampanglah tubuh telanjangnya di depan ku. Dan tanpa menunggu lebih lama lagi segera kutarik dia ke pelukanku dan segera ku hisap kedua payudaranya yang sangat kenyal. Kiri dan kanan, bagaikan seorang bayi yang sudah tidak menyusui selama berhari-hari. Posisi kami tetap sama seperti semula, saya duduk dan dia berdiri, hanya saja sekarang dua-duanya sudah melepas handuk dan saya sibuk melahap dada Iyem sementara dia masih memijat kepala saya walaupun lebih ke arah meremas dan menarik-narik rambut saya. Tidak puas hanya mengisap payudaranya, sasaran serbuan saya arahkan ke kedua ketiaknya. Benar dugaan saya, baunya sangat merangsang. Hanya bau tubuh dari seorang wanita saja, tidak ada bau-bau yang lain dan itu sangat menggairahkan. Kedua ketiak berbulu itu saya cium dan jilat dengan penuh nafsu sementara tangan saya tidak berhenti meremas kedua belah pantatnya yang kenyal dan jari saya tidak berhenti mencolek lubang anusnya. Sekali-sekali saya jilat jari saya agar bisa licin memasuki lubang anusnya dan rasanya asin-asin nikmat.

Aaah...ahh..ahh..Bapak..Iyem..kangen bangeeeet...sama Bapak” si Iyem mulai mendesah dan meracau sambil menikmati permainan yang baru saja akan di mulai. “Iya..yemm..aku juga kangen banget sama kamuuu..!!” saya jawab asal-asal aja supaya dia senang dan menikmati permainan saat ini. Tapi..asli, saya kangen banget sama tubuh sintal pembantuku ini... Kemudian saya tarik dia ke tempat tidur dan kami kembali bergumul di ranjang sambil berciuman. Saling menggigit, saling meremas dan tau-tau...Pelukan si Iyem menjadi semakin erat, dan ciumannya menjadi semakin liar...waduh..belum apa-apa kok..udah mau orgasme..sih? Dan dugaan ku benar, nggak berapa lama si Iyem mulai meracau “Ah..ah..ah.. bapak...Iyem mo pipis..nih...kayak waktu itu..” dan tau-tau.....”Bapaaak...Iyem sayang banget..bapak.., Iyem nggak tahaan lagiiii..pak,,” dan segera saya arahkan mulut saya ke vaginanya yang ditumbuhi bulu yang sangat lebat itu dan dengan rakusnya saya lahap celah merah kecoklatan yang ada di antara rimbunnya bulu-bulu vaginanya yang sudah basah oleh cairan kenikmatan.

Rasa dan baunya benar-benar nikmaaaaat, sehingga saya enggan untuk melepaskan mulut saya dari liang kenikmatannya. Lidah saya mulai bermain, dan kedua paha Iyem semakin menjepit kepala saya, sepertinya dia pun tidak rela melepaskan kepala saya dari selangkangannya. Dan beberapa saat kemudian.... pantatnya bergerak turun naik dengan keras dan kedua tangannya menekan kepala saya ke arah liang kenikmatannya dan dia menjerit “Aaaaaaahhhhhh....Iyempipiiiiissssss....lagiiiiiii..... ahhhhh..!!!” berbarengan dengan itu, seperti ada semprotan cairan dari dalam liang vaginanya yang segera saya sambut dengan jilatan-jilatan rakus seolah-olah khawatir ada tetes yang terlewatkan. Kira-kira lima menit lamanya, baru si Iyem berhenti menaik turunkan pantatnya dan kemudian berhenti. Wah..ronde 1 selesai..nih.

Belajar dari pengalaman saya sebelumnya (waktu itu saya terus menjilati sampai bersih dan tau-tau Iyem terangsang dan mendapatkan orgasme yang berikutnya, yang menyebabkan dia kelelahan dan tertidur), kali ini saya tidak terlalu lama menjilati sisa cairan kenikmatan yang keluar dan segera menghentikan kegiatan menjilat dan merangkak naik. Terlihat mata si Iyem masih tertutup, napasnya masih terengah-engah. Saya mencium bibirnya dan mulai mengulum. Awalnya tidak ada reaksi, lama-lama dia mulai membuka matanya dan membalas ciuman saya. Cukup lama kami berciuman dan saling meraba. Tapi kemudian saya putuskan untuk beristirahat sejenak dan melepaskan ciuman dari bibirnya. “Kok..berhenti.. sih..Iyem masih mau ciuman sama Bapak, soalnya bapak jago banget kalo ciuman..Iyem suka banget” Si Iyem protes “Ntar dong...kita istirahat dulu..ya?” jawab saya. Kembali dia mau mengalah mengikuti kehendak sang majikan.

Akhirnya kami mengobrol di ranjang sambil sekali-sekali berciuman, kadang-kadang saya mengisap payudaranya dan di juga mengisap payudara saya. Kadang-kadang saya colek kemaluannya dan menjilati jari saya, sekali-sekali lubang anusnya juga saya colek. Dan sekali-sekali dia yang mencolek lubang anusku dan menjilati tangannya sendiri... wuih..rasanya nikmat banget.. Dan dari obrol-obrolan itu, saya tau kalau si Iyem belum pernah sama sekali disentuh laki-laki selain saya, karena sejak remaja sepertinya tidak ada yang mau sama dia, katanya pemuda-pemuda di kampungnya menganggap dia jelek. Yah..namanya juga pemuda kampung..yem, cuman bisa menilai dari penampilan luarnya aja...padahal ada yang lebih penting dari seorang wanita....payudara dan vaginaa...kata saya dalam hati..)))

Sedang asik-asiknya bercengkrama, tiba-tiba dia berkata “Bapak..sejak kejadian waktu itu, Iyem ngerasa, Iyem sayaaaangg banget sama bapak. Iyem cinta banget sama bapak..Iyem nggak bisa hidup tanpa Bapak..!!” Waduuuhhh...kok..jadi kayak gini nih.. “Tapi Iyem tau, kalo Iyem nggak bisa miliki bapak, karena ada ibu, tapi..nggak apa-apa, cukup kayak gini aja, Iyem udah senang..Bapak jangan marah..ya??” Aduuhh..siapa yang marah yem..? “Nggak apa-apa yem, Bapak juga sayang kamu..kok..tapiii...” tiba-tiba timbul ide iseng di otak saya.. Iyem : “Tapi..apa..pak..??, Iyem nggak boleh ya sayang bapak..?” si Iyem jadi khawatir
Saya : “Buktiin..dong kalo kamu sayang sama aku..”
Iyem : “Lho..ini bukan bukti ya pak, Iyem sudah mau di apain aja sama Bapak
Saya : “Tapi kamu belum ngapa-ngaain saya..kan?” Kenaaa...deh si Iyem
Iyem : “Emangnya bapak mau Iyem apain...Pijat lagiii..???
Saya : “Hmmm...bagaimana kalo kamu isap itu saya..mau..??” sambi menunjuk Mr.P saya yang sudah mulai tertidur... si Iyem terdiam dan tertunduk malu. Saya pikir dia nggak mau, tau-tau dia menjawab “Sebenarnya dari tadi Iyem kepengen banget ngisep burungnya bapak, tapi Iyem malu bilangnya sama Iyemtakut bapak marah... Bapak mau Iyem isep..ya??” Dan tanpa menunggu jawaban dari saya, dia mulai merangkak turun....

Lho..kok..burungnya gundul..pak..?” tanyanya sambil tangannya mulai menggenggam Mr.P saya dan mendekatkan mulutnya dan mulai menciumi. “Hmmm...Iyem suka sama burung bapak...hmmm...hmmm....biar gundul...hmmm...hmmm... Iyem tetap suka..” sambil mencium dia meracau terus.. Rasanya seperti di setrum saat bibir tebal si Iyem mendarat di kepala Mr.P saya. Bibir tebal itu kemudian menyelesuri seluruh bagian sampai ke kedua bijinya bahkan sekali-sekali mampir ke anus. “Ahhh...enak..yem..!! dijilat..dong..yem!!!” saya mulai mengajari Iyem, karena sepertinya dia hanya akan menciumi Mr.P saya terus dan dia dia menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat sambil mulutnya seperti biasa mengeluarkan desahan dan rintihan “Ah...ssshhh....Iyem...sayang...bapak...!!” Mr.P saya semakin tegang dan saya juga tanpa sadar mulai mengerakkan pinggul saya seirama dengan kenikmatan yang saya peroleh dari jilatan-jilatan lidah si Iyem, sampai akhirnya saya nggak kuat lagi menahan desakan birahi dari dalam yang akan segera meledak...”Yem..di masukin ke mulut..ya..sayang..!!” dan si Iyem mulai memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya “Yaaa..begitu..yem, trusss di isep sayang..!!!” dan dia mulai mengisap...Kepala Iyem saya pegang dan mulai menaik turunkan kepalanya sambil mulutnya terus mengisap. Daaannn..saya sudah tidak sanggup menahan birahi saya...sperma saya kemudian muncrat dengan deras ke dalam mulut pembantuku. Isapannya sempat terhenti mungkin karena terkejut, tapi kepalanya tetap saya tahan, sehingga posisi Mr.P tetap berada dalam mulutnya dan dia mulai lagi mengisap... ..”Aaaaarrghhh...enaaak...yeeemm.., ditelan aja yem,..jangan di lepas..ya..sayang..” Seluruh sendi-sendi tulang saya lemas, sehingga tekanan tangan saya ke kepala Iyem mengendur, tapi dengan sepenuh hati dan keliatannya sangat menikmati sensasi majikannya orgasme, Iyem tetap menelan dan menghisap Mr.P saya sampai tetes sperma terakhir. Benar-benar dia mau membuktikan kalo dia sayang banget sama saya, sampai saya harus menghentikannya karena Mr.P saya mulai terasa ngilu diisap terus. “Sudah..sayang, sudah..ya..isepnya, sini..sayang!!” dan dia baru melepaskan mulutnya, merangkak naik dan langsung menyerbu bibir saya..sambil bertanya “Sekarang bapak percaya..yaaa, kalo Iyem sayang banget sama bapak” Kami kembali berciuman....Ronde 2 selesai.
Kami kembali mengulangi ritual istirahat yaitu sambil berciuman dan ngobrol, kadang-kadang saya mengisap payudaranya dan di juga mengisap payudara saya. Kadang-kadang saya colek kemaluannya dan dia sudah mulai juga mengelus-mengelus si Mr.p, sekali-sekali lubang anusnya juga saya colek sambil sekali-sekali menjilati tangannya sendiri, sampai akhirnya saya putuskan untuk segera memulai tahapan terakhir permainan ini.

Ciuman saya semakin liar ke bibir tebal pembantuku ini, kedua payudaranya juga saya garap dengan kedua tangan saya dan Mr.P mulai saya gesek-gesekan ke vaginanya, yang semakin semakin banjir oleh cairan kenikmatan. Iyem juga sudah mulai panas, tak henti-hentinya dia mendesah..”Ahhh...shhh...shhhh enaaaak...bapak..., Iyem sayaaaang sama bapaaakkk..., hhhhhh....shhhh...terusssss...paaaakkk...!!!!” Tak ketinggalan kedua ketiaknya saya jadikan sasaran serbuan saya. Baunya yang sangat natural apalagi saat ini sudah ditambah dengan bau keringat yang terus bercucuran membasahi seluruh tubuh sintal yang berkulit agak gelap milik si Iyem, semakin membangkitkan nafsu saya. Dan si Iyem pun semakin tidak bisa lagi mengendalikan diri lagi sampai akhirnya...

Baaappaaakk...Iyemmm..mo pipissss...lagiii..!!” mendengar desahan Iyem itu, segera saya hentikan serangan-serangan saya, dan Iyemkaget..”Lho..bapak..kok berhentiiii...ayo donggg..teruuusss..!!” dia merengek. Tapi saya punya rencana sendiri dan dia harusss mengikuti rencana sang majikan..“Yem...pipisnya ntar dulu..ya...bareng-bereng..dong sama akuuu..!” saya mencoba menenangkan gejolak birahi pembantu saya. “Biar..enaknya.. bareng-bareng.. Gimana..yem..mau,,kan,,??” saya bujuk dia untuk menunda orgasmenya, karena saya mau kita orgasme bareng-bareng, tapi dengan Mr.P saya ada didalam liang kenikmatannya. Walaupun terlihat masih bingung, si Iyem hanya menggangguk memberikan persetujuannnya.

Iyem : “Bagaimana caranya pak supaya Iyem sama bapak bisa pipis bareng-bareng,,,?
saya : “Gini..yem.. Burung aku, aku masukin ke anu kamu...ya..?
Iyem : “Terserah..bapak.. tapiii...dimasukin cepat-cepat...ya, Iyem udah kepengen lagi ngerasain enaknya pipiiisss..ayo pak...udah nggak tahan lagi..”
Saya : “Sabar..ya...sayang, harus pelan-pelan...soalnya pertama-tama rasanya sakiit..lho.”
Iyem : “Nggak apa-apa sakit...asal Iyem sama bapak bisa pipis bareng-bareng... Ayo..pak, dimasukin aja burungnya...Iyem udah pengen..!!!

Setelah mendapat lampu hijau, saya mulai membaringkan tubuh si Iyem di tempat tidur dan bergerak ke atasnya. Ciuman kembali saya daratkan ke bibir tebalnya dan seperti yang sudah-sudah dengan rakus dan Iyem menyambutnya dengan penuh gairah. “Yem..kakinya di buka dong...biar bisa keliatan lubang anu kamu..!” dan dia mulai merenggangkan kedua kakinya dan saya mulai bisa dengan leluasa mengarahkan Sang Senjata Mustika yang sudah keras seperti kayu, ke sasaran yaitu liang kenikmatan Iyem yang sudah siap menyambutnya. Tapi saya tidak mau terburu-buru memasukkan Mr.P saya. Pada saat sudah tiba di pintu surgawi yang dikelilingi oleh bulu-bulu kasar dan sudah becek itu, Mr.P masih saya gesek-gesekkan dulu beberapa kali dan mengakibatkan pinggul si Iyem juga ikut bergoyang mengikuti irama gesekan, dan kemudiaaaan.... saya mulai menekan perlahan-lahan... Wuihhh...sempiittt..banget..!! Goyangan pinggul Iyem terhenti “Aduuuh...paakk...sakiiit..!!” kata si Iyem, tapi tidak berusaha menarik pinggulnya, hanya terdiam, sehingga kepala Mr.P yang sudah masuk sebagian tidak terlepas. Dan sayapun berhenti menekan..

Sakitnya ditahan..ya sayang, nanti juga enak. Mau pipis bareng-bareng...kan..??” saya membujuk sambil terus menghujani bibir dan tubuhnya dengan jilatan-jilatan. “Iya..pak, nggak apa-apa...kok, Iyem tahan..kok, tapi pelan-pelan ya..sayang..Iyem menjawab sambil meringis menahan sakitnya. Sambil mengulum bibir dan lidahnya, kembali saya menekan sampai seluruh kepala Mr.P tenggelam di dalam liang kenikmatan milik pembantuku dan berhenti. Reaksi dari Iyemhanya menggigit bibir saya. Aaaaaahhh....nikmat banget rasanya, Mr.P saya rasanya seperti diurut oleh dinding vagina Iyem. Pelan-pelan saya menarik keluar sedikit Mr.P saya, dan kembali menekan pelan-pelan, tapi kali ini lebih dalam lagi dan berhenti lagi. Tubuh pembantuku menegang, bibirnya dengan rakus melumat bibirku, mungkin untuk menyalurkan rasa sakit yang timbul di vaginanya. Sebaliknya yang saya rasakan...jepitan dinding liang kenikmatan Iyemsemakin kuat sehingga menimbulkan rasa nikmat yang tiada tara... Kembali saya mengulangi cara-cara penetrasi seperti tadi, berulang kali sampai akhirnya seluruh Mr.P berada di dalam “sarang kenikmatan”nya dan kemudian saya berhenti sejenak.

Kami hanya berciuman saja dan sepertinya lambat laun rasa sakit di vagina Iyem sudah mulai menghilang. terlihat dari cara bibir dan lidah Iyem menyambut serangan-serangan saya dan saya rasakan jepitan otot-oto kewanitaannya sudah mulai mengendur dan tidak tegang lagi. “Gimana rasanya sekarang,,yem..??” saya bertanya sambil terus memberikan sentuhan-sentuhan kenikmatan ke kedua payudaranya. “Udah..nggak sakit lagi pak..” dia menjawab dengan pandangan mata sayu. “Enak..nggak..yem?” saya mencoba mencari tau bagaimana rasanya seorang wanita ketika pertama kali mendapat “serangan” dari seorang pria... “Nggak..tau..lah..pak” jawabnya sibuk memaikan lidahnya di dalam mulut saya. “Kalo gini..gimana rasanya..??” kata saya tiba-tiba sambil menarik keluar sebagian Mr,P dari liang vaginanya. Gesekan dengan dinding vagina akibat gerakan itu ditambah dengan cengkraman tiba-tiba dinding-dinding itu akibat perasaan kaget, rasanya sangat nikmat. “Aaahhhhh....bapaaaak.. itu Iyem di apain lagi...geliiii...banget..” dia kaget, liang kenikmatanya di gesek sama Mr.P saya dan terasa mulai berdenyut dan mengeluarkan cairan kenikmatannya lagi. “He..he.., kalo gini..?” kembali saya menekan Mr.P sampai amblas seluruhnya..”Aaaahhhh....nikmat..bangetttt...pak..!! Ayo paaaakkk...lagiii..sayangg..!!” dia mulai menikmati permainan tahap terakhir ini dan memohon untuk saya segera melanjutkannya. Dan saya mulai mengerakkan pinggul saya naik turun dan kami berdua besama-sama mendaki puncak kenikmatan.

Ayo..pak..teruuuussss... Iyem sayang sama...bapak.. ahhh...ahhh...ahhhh..Iyem terus mendesah dan mengerang nikmat saat saya memainkan Mr.P saya, naik turun, kadang-kadang cepat, kadang-kadang pelan. Kira-kira 10 menit berlalu dan akhirnya saya sudah tidak bisa lagi menahan desakan birahi saya dan semakin mempercepat gerakan naik turun pinggul saya. Demikian juga dengan Iyem, seluruh energi birahinya seperti dikeluarkannya untuk mencapai puncak kenikmatan bersama-sama saya “Hhhh...hhh...hhh...hhh...Iyem sayang bapakk.... hhh...hhh..hhh.. Iyem sayang bapak...” begitu desahan Iyem berulang-ulang sampai pada saatnya...”Paaaaakkkk....Iyemmmm...mo..pipis lagiiiiii....!!!” dia berteriak sambil bibirnya semakin liar melahap bibir saya. dan begitu pula dengan saya, sudah tidak sanggup lagi menahan “Ayoooooo...yemmm...sama-sama...yaaa....” gerakan pinggul sudah tidak beraturan lagi, daaaannnnn “Aaaaaaahhhhhhh....!!!!..” kami berdua mengerang bersamaan seiring dengan muncratnya sperma saya dan cairan kenikmatan Iyem, bersatu dalam lautan birahi di dalam liang kenikmatan milik pembantuku yang sintal dan sensasional ini... Kedua tubuh kami begetar-getar menikmati nikmat birahi yang baru saja kami raih berdua secara bersamaan. Rasanya seperti terbang di awang-awang. Tubuh si Iyem saya peluk dengan kencang, lidahnya saya gigit dengan gemas dan penuh nafsu. Sementara Iyem juga, memeluk tubuh saya dengan erat seperti berusaha memasukkan tubuh saya ke dalam tubuh sintalnya. Setelah beberapa saat, kedua tubuh kami melemah dan akhirnya saya berguling ke samping Iyem.

Begitu Mr.P melepaskan diri dari vagina Iyem, cairan sperma bercampur cairan kenikmatan dan darah perawan milik Iyem tumpah keluar dari sela-sela rimbunnya bulu-bulu kemaluan milik sang pembantu. Ahh...akhirnya berhasil juga, saya tuntaskan dendam birahi yang tertunda sejak kejadian yang lalu di kamar tidur si Iyem. Saya melirik ke samping, tampak Iyem sedang terdiam dengan mata terpejam, lagi menikmati sisa birahi yang tertinggal. Napasnya masih terengah-engah seperti habis lari marathon keliling desanya.
Gimana..sayang, kamu senang..?” tanyaku sambil mengelus-ngelus pipinya. Perlahan matanya teerbuka dan dia tersenyum malu sambil menjawab “Iyemtambah sayang sama bapak...” dan dia menjatuhkan tubuhnya ke dalam pelukanku “Iyem cinta bapak, walaupun bapak larang Iyem untuk sayang bapak, Iyemtetap cinta bapak..” dan dia mulai menangis. “Lho,,kamu kok nangis..yem, kamu nyesal udah tidur dengan sayaa..??” tanya saya melihat dia menangis. “Nggak...pak, sumpah mati Iyem nggak nyesel. Iyem malah bahagia, bapak sudah bikin Iyem senang..” Waduuuhhh.....mati awak..!! Si sintal maen perasaan gini..!! Ah..bodo..lah, yang penting saya puas menikmati tubuhnya yang menggiurkan. “Ya..udah...yaaa.., sekarang kamu mandi sana, badan mu udah bau asem..tuh..!!” kataku sambil bercanda mencium dada dan ketiaknya. “Ihhh...bapaaaakkk...geliii..” dia kegelian dan melompat berdiri dan berjalan keluar kamar telanjang bulat. Saya hanya bisa menyaksikan Iyem berjalan keluar sambil memperhatikan tubuh telanjangnya dari belakang - Pantatnya yang montok, seakan-akan tersenyum menggoda. Kulit punggung dan pantatnya yang agak gelap tampak mengkilap karena masih basah oleh keringat - sampai dia menghilang di balik pintu kamar saya. Melihat itu, mau nggak mau Mr.P saya kembali merontak. Nafsu saya kembali bergolak, tapi entah kenapa saya tidak memanggilnya untuk kembali. Saya hanya bisa duduk termenung di tepi ranjang. Tiba-tiba..pintu kamar saya terbuka lagi....

Dan dewi sex itu menampakkan dirinya lagi di hadapan saya dan masih dalam keadaan tanpa selembar pun benang di tubuhnya. “Ada..apa..yem..?? Masih mau lagii..??” tanya saya penuh harap. “Ih..bapaaak...!! Iyem cuman mo ambil handuk Iyem yang ketinggalan..!!” kata dia sambil berjalan ke arah saya. handuknya berada di lantai tepat di bawah kaki saya. Segera saya ambil handuk itu dan saya sembunyikan di belakang tubuh saya. “Ah..bapaaak, handuuk..Iyem jangan diumpetin dong..!! Iyem mo mandiii..nih..!! Katanyaaa...badan Iyem asemmm..!!” dia memohon kepada saya untuk mengembalikan handuknya. “Ah...kata siapa..yem..badan kamu bau asem..!! Coba sini saya cium,,!!” kata saya sambil menarik tubuhnya ke dalam pelukan saya, dan mulai mengangkat kedua tangannya dan mencium dan menjilati ketiaknya. Iyem sepertinya tidak siap menerima serangan ini, sehingga tidak bisa menghindari jilatan nikmat yang saya berikan. “Ahhhh...bapak..nakalll..!! Ahhhh...geliii..pak...” dia mulai mendesah. Sayapun melanjutkan serangan saya ke kedua bukit kembarnya. Puting kehitaman itu saya isap dan saya jilati. “Shhhh...bapaaakkk..!! Ohhhh..bapaaak...!! Iyem...sayaaang Bapaakkk..!! Teruss...pak..!!” dia kembali bernafsu akibat kedua payudaranya saya hisap dan jilati.

Saya tidak mau berlama-lama melakukan permainan ini. Saya ingin segera menuntaskan babak bonus ini. “Yem..kamu duduk di sini..ya? Hadap ke saya..!!” kata saya sambil menujuk pangkuan saya. Saya mau bersetubuh dengannya dalam posisi duduk. “Gimana..caranya..pak..??” dia bingung bagaimana caranya untuk naik ke pangkuaan saya. Kemudian perlahan saya tarik dia dan meminta dia berdiri di tepi tempat tidur tepat di hadapan saya. Jadi sekarang dia berdiri di hadapan saya. Kedua kakinya berada di samping saya dan badan saya duduk di antara kedua kaki tersebut. Dengan posisi seperti itu, vagina berbulu lebat itu tepat berada di depan muka saya. Sebenarnya saya ingin segera mendaratkan mulut dan lidah saya ke rimbunnya hutan birahi milik Iyem itu, tapi hal itu tidak jadi saya lakukan, karena selain ingin menuntaskan permainan ini segera, saya juga teringat bahwa tadi saya sudah menumpahkan sperma saya ke dalam liang nikmat itu. saya tidak mau menjilat sperma saya sendiri...kan?? “Sekarang...jongkok..ya..yem, pelan-pelan aja..trus duduk..!!” saya memberikan petunjuk kepada pembantu saya itu. Dia mengikuti perintah saya, kemudian berjongkok. Segera saya atur posisi pantat saya. sehingga Mr.P saya tepat berada di bawah vagina Iyem. Dan lubang kenikmatan itu, telah berada tepat di ujung Mr.P saya. tapi pada saat pintu surgawi itu menyentuh ujung Mr.P saya, si Iyem kaget dan menghentikan usahanya untuk berjongkok. “Auww....itu Iyem masih perih..pak..!!” katanya. “Makanya...yem.., pelan-pelan aja..ya jongkoknya”.

Dan dia mencoba lagi menurunkan pantatnya perlahan-lahan. Kemudian berhenti lagi mungkin karena rasa sakit yang disebabkan Mr.P saya sudah muali menerobos masuk ke liang vaginanya. Untuk mengalihkan perhatiannya dari sakit di liang kewanitaannya, saya melumat bibir tebalnya dan membiarkan dia mengigit lidah saya setiap kali dia merasa sakit. Sampai pada akhirnya, terasa pantatnya sudah mendarat di permukaan paha saya. “Sekarang..kaki kamu di lurusin aja..ya.?” dan dia melakukannya sehingga posisi persetubuhan kami menjadi sempuna. Saya duduk di tepi ranjang dan Iyem berada di pangkuanku. kedua kakinya menjulur ke belakang lewat samping tubuh saya. Saya membiarkan posisi ini sejenak agar supaya sakit di liang kewanitaan Iyem bisa berangsur hilang. Kami hanya saling berpelukan dan berciuman. Ciuman yang awalnya lembut, kemudian lambat laun berubah menjadi kasar dan penuh nafsu. Dan perlahan-lahan namun pasti, pantat Iyem mulai begoyang.

Goyangan pantat Iyem, menyebabkan Mr.P saya serasa di urut dan di pelintir. Rasanya sangat nikmat. Sayapun secara perlahan mulai menggoyangkan pantat saya maju mundur. Seirama dengan goyangan maut milik pembantu sintal saya ini. Jika dia menarik pantatnya, saya pun menarik pantat saya dan kemudian secara bersamaan kami mendorong pantat kami masing-masing. Maju mundur, maju mundur. “Aaahhh...bapak..!! Enaaakkk...pak!! Itu Iyem rasanya enaaakk...banget..!! Hhhhhh...Iyem sayaaangg...bapaakk..!! Hhhh...!! Terusss...paaakkk..!!” dia mulai meracau menikmati persetubuhan dalam posisi duduk seperti ini. “Iyaaa...yemm...Aku juga enakk...yemm..!! Aku juga sayang kamuu...yem..!!” entah karena terbawa arus birahi, keluarlah kata itu dari mulut saya. “Betulll..?? Betulll..?? Bapak sayang sama Iyemmm..??!! Bapak..nggak bohoooong..??” Saya tidak menjawabnya, karena mulut saya sibuk menjilati dan menggigit leher pembantu saya ini. “Ahhh...Iyem bahagia banget...paaakk...!! Terima kasih...paaak!! Ooohhh...enaaakkk banget..pak..!! Iyem...sayang banget sama..bapak...!!” Walaupun tidak saya jawab, lumatan saya ke lehernya seperti jawaban “ya” dari saya. dan goyangan kami semakin cepat dan tidak beraturan. Sampai pada akhirnya.....

Paaaaaakkkk....Iyem mo pipisssss...lagiiii..!! Ohhhhh...bapaaakk...Iyem udah ngaaaak tahan lagiiii...!!..dia menjerit sambil tetap menggoyangkan pantatnya maju mundur dengan cepat. Tubuhnya berguncang-guncang. “Iyaa...yemmm, aku juga sudah mau..!! Ayoo...yem...sama-sama...yaaa....!!” gerakan pinggul saya juga semakin cepat ...daaannnnn “Bapaaakkkk...!!!” dia menjerit berbarengan dengan teriakan saya “Iyeeemmmm..!!” kami berdua mengerang bersamaan saaat sperma dan cairan kenikmatan muncrat secara bersamaan di dalam liang kenikmatan milik pembantu saya ini. Kedua tubuh kami begetar-getar menikmati nikmat birahi yang baru saja kami raih berdua secara bersamaan. Rasanya seperti terbang di awang-awang. Kami saling berpelukan seakan-seakan berusaha menyatukan raga kami menjadi satu dalam samudra birahi yang sangat menghanyutkan.

Setelah beberapa saat, kami hanya bisa berpelukan saja. Tidak berciuman. Saya sangat menikmati tubuh pembantu saya berada dalam pelukan saya sementara Mr.P saya juga masih berdiam diri di dalam pelukan liang kewanitaannya. Dia juga seperti tidak mau melepaskan pelukannya di tubuh saya. Dadanya turun naik, menandakan kepuasan batin yang amat sangat, sedang dirasakan oleh pembatuku ini. Payudaranya mengesek-gesek dadaku seirama dengan naik turunnya napas pemiliknya. Kemudian, Iyem menarik tubuhnya dari pelukan saya dan memandang wajah saya denga raut muka bahagia. Dan kami kemudian mulai berciuman dengan hangat dan lembut.

Iyem sayang sama bapak...Iyem cinta bapak. Iyem bahagia..ternyata Bapak juga sayang Iyem,....Iyem nggak nyesel sudah beginian sama bapak...Iyemrelaaa..kapan aja bapak mau, Iyem juga mauuu..!!” dia mengulangi lagi ungkapan rasa hatinya terhadap saya. Dan kembali dia mengulangi kalo dia nggak akan menuntut apa-apa ke saya, karena tau saya sudah punya isteri saya. Hhhhh...Iyem..Iyem.... Untuk mencairkan suasana yang sudah mulai berubah manjadi romantis ini saya berkata “Iya..yem. Saya tau..yem..saya tau..kalo kamu sayang sama saya..!! tapiiii...*snif..sniff*..kok ada yang bau asem..ya..??“ kata saya pura-pura mengendus-ngendus mencium bau sesuatu sambil tersenyum menggoda. “Tuhhh...kan...!! Bapak...godain Iyem..lagiii..!!” suaranya berubah jadi riang dan manja. “Salah sendiriiii...!! Kenapa tadi handuk Iyem diumpetin. Nih..yang bau asem..., ketek..Iyem..nih..!!” katanya sambil menyodor-nyodorkan ketiaknya ke hidung saya. Dan saya belagak menciumnya dan pura-pura pingsan. “Aaaahhh...bapak nakaaalll...!!!” kata dia sambil berdiri. kemudian dia menarik handuknya dari tindihan tubuh saya. Mata saya masih pura-pura saya tutup dan Mr.P saya yang baru saja terlepas dari jepitan lubang vaginanya pada saat dia berdiri, sekarang sudah tergolek lemas. “Udah...ah, Iyem mau mandi..yaa pak” dan kemudian dia turun dari tempat tidur. Dia masih sempat menengok ke arah Mr.P saya dan menundukkan dan mencium lembut kejantanan saya itu sambil bekata perlahan “Terima kasih..ya..sayang..!!”. Selesai mencium, kembali dia berjalan keluar kamar, masih bertelanjang tapi kali ini sambil menenteng handuknya. Ketika dia sudah di luar, saya segera bangkit dan berteriak “Jangan lupa ganti sepreinya...ya..yeeemm..?” sambil juga beranjak ke kamar mandi saya.

Kembali saya mengumam “Hhhhhhhhh.........Iyem...Iyem..!!..


0 komentar:

Posting Komentar