blog visitors

Bu Broto Dan Mbak Resty

Perselingkuhanku dengan bu Broto sudah berlangsung mulus selama 3 bulan. Kami sepakat, untuk menjaga keamanan nasional, kami melakukannya hanya setiap Sabtu pagi disaat aku ngga pulang kampung. Kini bu Broto melakukannya sudah tidak sungkan2 lagi. Lebih gilannya lagi setiap Jumat malam Sabtu aku diminta mengintip dia bersetubuh dengan suaminya. Untuk memperlihatkan bahwa dia ngga pernah orgasme dengan suaminya yang hanya sebentar dan langsung tidur.

Seperti halnya yang kami lakukan Sabtu pagi ini. Kami melakukan dengan penuh nafsu. Permainan bu Broto kini semakin berani, dia sudah mulai mahir memainkan lidahnya dikemaluanku. Diapun sudah ngga malu2 lagi mendesah keenakan dan mengerang disaat orgasme. Untung rumah sepi jadi suara kami tidak terdengar oleh siapa2. Hampir dua jam kami melakukannya pagi ini. Aku sampai dua kali ejakulasi sedangkan bu Broto lebih dari 6 x.

Setelah selesai kami melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri dengan hanya bertelanjang bulat. Baru saja kami menutup kamar mandi, tiba2 terdengar agak keras orang mengetuk pintu. Aku terkejut, "Wah, jangan2 pak Broto pulang, tapi kok suara Vespanya ngga kedengaran..." Aku langsung memakai celana pendek dan kaosku dan segera keluar kamar mandi, sedang bu Broto tetap didalam pura2 sedang BAB. Baru selangkah dari pintu kamar mandi kembali terdengar TOK, TOK, TOK !!
Kini suaranya lebih keras dari yang pertama, " Ya.. sebentar " teriaku sambil berlari kearah pintu depan dan saat aku melewati kamar bu Broto yang berantakan aku sempatkan menutup pintunya.

Pintu depan segera aku buka (ternyata kami lupa menguncinya) dan didepan pintu ternyata berdiri seorang wanita berwajah manis berkulit bersih (sedikit lebih gelap dari warna kulit bu Broto) mengenakan celana jeans ketat yang membungkus pantat dan paha yang masih indah dengan paduan baju longggar berwarna krem dengan assesori ikat pinggang besar. Dari wajahnya, usianya sekitar diatas 40 an. Disampingnya ada sebuah koper pakaian. Kayaknya baru datang dari luar kota.
" Mana mbak Tati (nama bu Broto) ?! " tanyanya agak keras, seperti orang kesal.
" Maksud mbak bu Broto ? beliau sedang dikamar mandi, mbak siapa ya ? " tanyaku masih mencoba bersopan santun.
" Saya Resti adiknya mas Broto yang dari Surabaya " jawabnya ketus.
" Oh, eh silakan masuk mbak Resti.." aku agak gugup dan mempersilakannya masuk.
" Siapa de Budi ? " tiba2 bu Broto berteriak dari belakang setelah keluar dari kamar mandi dan melangkah keluar " Waah ada tamu jauh to, loh Res, kamu mau datang kok ngga kasih kabar dulu biar kami jemput, de Budi ini Resti adik kandung satu2nya pak Broto, Resti ini Budi yang kos disini...eh de Budi tolong bawain kopornya mbak Resti ke kamar tengah. " mereka pun berpelukan saling menyapa dan akupun menenteng kopor mbak Resti ke kamar tengah selanjutnya aku kekamar mandi dan pura2 tiduran membiarkan mereka saling kangen2an akhirnya akupun tertidur beneran bangun2 ketika ada yang mengetuk pintu kamarku " de Budi, de Budi..." suara pak Broto memanggilku dan melihat jam dinding baru jam 11.17 padahal biasanya pak Broto pulang sekitar jam 1, aku kaget dan bingung " Wah ada apa lagi nih, jangan2 pak Broto tahu hubunganku dengan istrinya dan dia panggil adiknya untuk menyelesaikannya...wah gawat nih " pikirku bingung tapi tanganku tetap membuka pintu kamarku " Wah maaf nih de Budi bapak ngganggu istirahatnya, anu...bapak mau ke Cirebon sama atasan bapak sampai hari Rabu dan ditunggu di Terminal, tolong anterin bapak ya de Budi, nanti Vespanya de Budi bawa pulang. " kata pak Broto dan membuat hatiku lega,

" Bisa, bisa pak sebentar saya cuci muka dan ganti baju dulu..." jawabku spontan.
" Ya de Budi makan dulu saja baru kita berangkat..."
Setelah mengantar pak Broto aku ngga langsung pulang, tapi nonton bioskop dulu, pulang2 jam 5.30 sore dan langsung mandi, aku sekilas melihat bu Broto dan mbak Resti lagi ngobrol sambil nonon TV.
" De Budi sini dulu de " bu Broto memanggilku dari dalam saat aku keluar dari kamar mandi.
" Ya sebentar bu, " jawabku sambil masuk kamar dan menyisir rambutku kemudian mendekati mereka yang sedang duduk disofa panjang yang memang satu2nya tempat duduk depan TV.
" Ini, Resti mau bicara denganmu" kata bu Broto begitu aku berdiri didekat mereka dan aku lihat mbak Resti yang mengenakan piyama batik dan kelihatan lebih segar dari ketika dia datang, menggeser duduknya supaya aku bisa duduk disampingnya dan dia sekarang berada ditengah. " Silakan duduk disini de Budi " dan akupun duduk disampingnya.
" Begini de Budi, saya adalah teman dari kecil dengan mbak Tati, usia kami hanya beda 1 tahun, saya lebih muda dan saya menganggap dia sebagai kakak kandungku sendiri dan diantara kami sudah ngga ada lagi rahasia2an dan mas Broto juga mengenal mbak Tati ini sejak kecil walaupun mereka tidak akrab. Saya tahu, mbak Tati ini orangnya sangat setia pada suami..." kata mbak Resti begitu aku duduk disebelahnya dan kata2 terakhirnya yang terputus membuatku berdebar2 dan aku hanya bisa diam menanti lanjutannya.
" Saya benar2 bingung dan kaget dia bisa berselingkuh dengan de Budi..." kembali kata2nya terhenti dan matanya tajam menatapku yang kaget dan kebingungan.
" Mmmaksud mbak...? " aku pura2 bloon dan mataku minta bantuan ke bu Broto, tapi dia asyik nonton TV.

" Saya tahu apa yang terjadi tadi pagi karena pintu depan lupa dikunci begitu juga kamar tidur yang terbuka sehingga aku bisa nonton adegan seru kalian dan tadinya aku ngga percaya sama mbak Tati tapi tadi kami sudah ngobrol dan ternyata kami mempunyai masalah yang sama . " lanjut mbak Resti
" Sudah 2 tahun lebih suamiku menderita diabetes kronis dan dia sudah ngga bisa berbuat apa2 denganku..." suara mbak Resti mulai pelan
" Sekarang aku mau buat kesepakatan dengan de Budi, aku akan diam tidak melaporkan ke mas Broto tapi de Budi harus melakukan yang sama seperti de Budi melakukan mbak Tati, mau ? "
Kembali mataku minta pertolongan bu Broto, kali ini dia menolongku, sambil tersenyum dia mengangguk2an kepalanya tanda setuju tapi timbul keisenganku sama mbak Resti.
" Terus saya harus berbuat apa ? " aku pura2 bertanya
Tiba2 mbak Resti mendekati telingaku dan berkata pelan " aku juga ingin dipuaskan seperti mbak Tati tadi pagi " tangan kanannya langsung mengelus kemaluanku yang hanya mengenakan celana pendek tanpa CD. Tangan kananku langsung menarik pinggangnya sehingga mbak Resti duduk dipangkuanku dan mbak Resti langsung menciumi bibirku tanpa ada perasaan risih ada bu Broto disampingnya, sedangkan bu Broto hanya pura2 batuk " ehem...ehem...dah sana didalam..."

Tapi mbak Resti ngga nggubris dia terus mencium bibirku penuh nafsu terdengar dari nafasnya yang memburu, aku melirik ke bu Broto dan dia nampak tegang sambil pura2 nonton TV tapi matanya sebentar2 melirik kearah kami. Aku yakin baru kali ini dia melihat secara langsung sepasang laki2 dan perempuan berciuman dengan penuh nafsu apalgi kini mbak Resti sudah membuka baju piyamanya dan pantatnya terus digayang2kan di kemaluanku, ternyata dia ngga pakai bra sehingga payudaranya yang berkuran sedang dan sudah mulai turun menantang untuk diraba dan dihisap, sesaat aku perhatikan ada yang berbeda dengan punya bu Broto, puting payudara mbak Resti masih kecil kayak wanita yang belum punya anak, tangan kananku mulai meraba payudaranya ternyata masih kenyal. "...aahh..." desahnya disaat tanganku meraba payudaranya dan tangan kirinya membantu menekan tanganku supaya aku meremas lebih keras payudaranya, tangan kanannya menarik kepalaku supaya aku menghisap payudara kirinya dan desahannyapun makin keras disaat lidahku menjilat2 di putingnya. Sambil menjilat mataku melirik bu Broto yang semakin gelisah tapi aku ngga peduli lidahku terus aku mainkan di payudara mbak Resti dan membuat dia semakin bernafsu. Kini dia turun dari pangkuanku dan berlutut didepanku dan tangannya langsung melorotkan celana pendeku hingga terlepas dan tentu sala kemaluanku yang sudah tegang dari tadi langsung menyembul keluar sebentar mbak Resti mengelus2 kemaluanku dan dia menarik sedikit posisi duduku supaya lebih melorot dan dia mengarahkan mulutnya kearah biji pelerku dan lidahnya bermain2 disini, permainan lidah mbak Resti lebih berpengalaman dari bu Broto terasa lebih halus demikian juga saat lidahnya mulai bermain dibatang kemaluanku sampai aku ngga bisa nahan suara kenikmatanku



"...aagghhh..." dan ketika sambil menahan nikmat tanganku meraih tangan bu Broto yang sedari tadi terlihat hanya tegang aku merasakan tangannya sedikit gemetar dan saat dia menoleh kearahku aku melihat mukanya agak merah, ngga tahu apa karena malu atau nafsu atau karena keduanya. Sebentar bu Broto memandangku dan aku menarik tangannya supaya dia lebih mendekat kearahku dan diapun menggeser duduknya dan aku bisa meraih bahunya kemudian mencium bibirnya yang juga gemetar tapi dia langsung membalas ciumanku dan nafasnya makin memburu saat tangan kananku meraih payudaranya yang juga tanpa bra dan kami bertigapun sudah sangat dibakar nafsu birahi.
Sesaat kemudian kami bertiga sudah tidak ada lagi yang mengenakan pakaian dan sudah pindah kekamar bu Broto, yang lebih agresif adalah mbak Resti, mungkin karena sudah lebih dari 2 tahun dia ngga dipuaskan suaminya jadinya sekarang seperti kehausan. Kini dia sudah berbaring di tempat tidur dan minta aku menyetubuhinya, tapi aku mau membuat dia lebih bernafsu supaya cepat orgasme karena ku masih menghadapi lawan satunya yakni bu Broto. Aku memang merangkak keatas tubuh mbak Resti sedang bu Broto kembali sebagai penonton, aku hanya mencium sesaat bibirnya kemudian lidahku merayap ke payudaranya sebenta bermain dikedua payudaranya sambil tangan kananku mengelus gundukan memeknya yang berbulu tipis, jilatanku merayap keperutnya dan bermain dipusarnya kemudian ke selangkangannya tapi aku ngga menjilat memeknya membuat mbak Resti penasaran, aku justru membalikan tubuh mbak Resti supaya tengkurap dan aku menciumi punggungnya terus turun ke kedua bongkahan pantatnya disini kadang aku menggigit pelang pantatnya membuat desahannya semakin keras aplagi saat lidahku mulai bermain dipaha bagian dalamnya dengan sedikit gigitan kecil membuat dia mengangkat pantatnya minta memeknya yang sudah sangat basah untuk dijilat dan tidak langsung menjilat memeknya aku terus menjilat bagian samping luar memeknya dan ini membuat pantatnya lebih tinggi terangkat dan pahanya lebih lebar terbuka dan akupun mulai memasukan kepalaku diantara kedua pahanya sambil mengadah keatas menghadap memeknya dan mulai menjilat klitnya dan cairan kentalnyapun makin banyak keluar sampai menetes ke daguku. Kedua tangan mbak Resti meremas sprei dan mulutnya terus mendesis bagai ular tiba2 tangannya menarik paha bu Broto dan mulutnya langsung menyergap memek bu Broto yang juga sudah basah, tiba2 mulut mbak Resti mengerang dan pantatnya memeknya ditekankan kuat2 ke mulutku sambil badannya bergetar "..bbud aku kkluarr.." dan dagukupun semakin basah tersiram lendir mbak Resti yang banyak mengeluarkan lendir. Sesaat diapun tergeletak dikasur dengan nafas memburu sedang bu Broto yang dari tadi juga sudah naik nafsunya oleh jilatan maut mbak Resti langsung naik diatas tubuhku memasukan kemaluanku ke liang memeknya dan langsung menggoyang dari atas. Ruapanya mbak Resti ingin membuat sensasi lain dia kembali bangun dan meraih payudara bu Broto dan langsung menghisapnya membuat bu Broto berteriak kecil menahan nikmat dan tangan kiriku yang nganggur langsung mengarah ke memek mbak Resti yang sedikit terbuka dan langsung aku masukan kedalamnya, memek mbak Resti sangat licin akibat orgasme tadi dan akibat sentuhan jariku dimemeknya nafsu mbak Resti bangkit lagi dan diapun menjilat payudara bu Broto dengan sangat bernafsu membuat bu Broto semakin tinggi melambung dan sebentar kemudian goyangannya semakin liar dan semakin liar dan diapun mencapai klimaksnya dan ambruk yang segera diaganti mbak Resti . Kali ini mbak Resti memperlihatkan kemahirannya diatas ranjang dimenggoyang dengan lembut tapi pasti membuat kemaluanku seakan dipijat2 dan dan membuat aku tidak tahan untung rupanya mbak Resti bukan pemain yang lama diapun sudah tidak beraturan goyangannya dan akhirnya aku keluar duluan disusul beberapa detik kemudian mbak Restipun orgasme. Dan kamipun tertidur kecapaian.

0 komentar:

Posting Komentar