blog visitors

Bercinta di Lift Annisa Trihapsari -1

annisa trihapsari Cerita sex - Jakarta banjir luar biasa, di mana mana macet, mobil mobil pada mogok tanpa bergerak. Jalanan penuh dengan banjir, ulah seorang Gubernur Jakarta yang hanya berpangku tangan tidak menyelesaikan masalah banjir Jakarta. Sementara aku masih Gedung Summit Mas Sudirman Jakarta saking kesalnya, kebetulan hari sudah menginjak malam hari, malah aku ditanyakan satpam kalo aku merupakan tamu yang masih tertinggal lainnya sudah pada turun, sendiri berada di bawah lantai tertinggi. Aku kemudian keluar juga dari ruangan itu, kutinggalkan temanku yang akan turun sejam lagi. Aku langsung menuju ke lift, aku menunggu lift yang naik turun tak karuan, ketika naik eh malah turun lagi. Entah siapa yang maninin, kurang satu lantai lagi lift itu akan naik, kutunggu, tak lama amir, toh akhirnya lift itu terbuka juga. Ketika lift itu terbuka mataku terpana melihat seorang wanita berjilbab berada di dalam yang tak kalah terkejutnya
“Burhaaaaaaaaaan .. surprise nich .. apa kabar Han ?” sapa seorang wanita berjilbab yang telah kukenal semenjak aku kuliah, walau kami tidak kuliah bareng, namun aku mengenal wanita yang telah berjilbab ini sejak lama, aku dikenalkan oleh temanku ketika ketemu pas chek adegan shooting sinetron.
Aku tersenyum memandang kesintalan wanita ini yang selama ini sering vakum di dunia artis karena kesibukannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Kami bersalaman dan terlibat obrolan yang membuat kami seakan akan teman dekat, wanita berjilbab ini merupakan seorang artis yang alim, lebih alim lagi karena berjilbab, jilbab warna coklat yang sering dikenakan itu sungguh membuatku gatal pengin mencoba kesempitan memeknya, sialnya kami hanya berdua saja di lift itu.
“Tumben kamu bisa di sini ?” tanya Annisa Trihapsari dengan tersenyum
“Iya nich .. kesempatan berduaan dengan Mbak Annisa “ gurauku yang disambut dengan cubitan tangan Annisa Trihapsari.
“Ada perlu apa sih di sini ?” tanya lafi Annisa Trihapsari padaku dengan tersenyum memaling padaku
“Yaa .. urusan kencanlah .. “ kataku masih menggoda
“Idih .. kamu sudah punya pacar ?” tanya Annisa Trihapsari dengan selidik
“Sedang pedekate “
“Siapa orangnya ?” tanya Annisa Trihapsari seperti penasaran
“Mbak Annisa namanya “ jawabku enteng
“Haaaaaaaaaaaah “ cubit Annisa Trihapsari semakin gemes.
Entah kenapa lift jalannya seperti keong, tak seperti biasa, mendadak ada goncangan besar, seperti ada gempa, Annisa Trihapsari menjadi panik dan memegang tanganku, aku pun mencoba melindungi wanita ini, dua kali goncangan itu membuat Annisa Trihapsari malah semakin merapat pada tubuhku
“Haan .. aku takut nih .. kayak ada gempaa .. duuuh .. sial di sini “ keluh Annisa Trihapsari dengan cemas
“Tenang aja Mbak .. ndak apa apa kok .. “ kataku dengan memeluknya erat dan mengelus elus punggungnya di balik jilbab warna hitam itu.
Kami terjebak dalam lift yang tiba tiba mati, bahkan belum mencapai lantai bawahnya, namun lampu darurat hidup, tak ada suara apa apa kecuali hembusan kami yang dekat itu, Annisa Trihapsari tiba tiba menarik tanganku, apalagi dada yang kenyal itu merapat ke dadaku, sehingga aku bisa merasakan keempukan dan kekenyalan buah dada Annisa Trihapsari.
“Gimana nih Han .. kita terjebak macet “ sungut Annisa Trihapsari yang justru makin kelihatan cantik di tengah lampu darurat yang setengah gelap itu, kembali kurengkuk badannya agar tidak ketakutan, malah kini aku semakin nakal menurunkan tanganku sampai pantat Annisa Trihapsari yang tidak sadar kalau aku sudah sampai jauh hendak menggerayangi pantatnya yang berisi itu, Annisa Trihapsari mengambil hape dari tasnya, belum sempat memanggil hapenya kehabisan strum
“Sial nich .. payah . hari yang sial “ keluh Annisa Trihapsari dengan kesal, kuremas pelan pantat Annisa Trihapsari sampai membuat Annisa Trihapsari terkejut
“Han .. jangan kurang ajar aaaaaaaaah “ sungut Annisa Trihapsari yang tetap tidak menepis tanganku meremas pantatnya, namun kemudian tersenyum padaku. Sehingga aku kemudian meremas lagi lebih kuat membuat Annisa Trihapsari menjadi terpekik, Annisa Trihapsari kini mulai berontak, namun aku kuat menahannya sehingga Annisa Trihapsari tetap dalam pelukan, lagian posisi Annisa Trihapsari berada merapat di pojokan lift, kakiku langsung menahan gerakan badannya yang hendak maju, setiap aku meremas pantat lembut itu Annisa Trihapsari terpejam merasakan nikmatnya diremes di bagian bokongnya yang berisi itu, pakaian rok terusan itu terasa memudahkan aku bermain dengan pantatnya, hembusan nafas yang tegang membuat aku semakin mendapat angin, kuserongkan mukaku ketika Annisa Trihapsari memejamkan matanya menikmati remasan tanganku di pantat wanita berjilbab ini
“uuuuh .. ssssshhh .. sssssshhh “ desah Annisa Trihapsari dengan suara yang terasa terdengar jelas di telinganku, bibirku semakin dekat ketika Annisa Trihapsari masih memejamkan matanya, kukecup bibirnya itu membuat Annisa Trihapsari menjadi terkejut dan membuka matanya
“Haaaaan .. apa yang kau lakukan ?” sontak Annisa Trihapsari terkejut hendak berontak, namun terlambat aku langsung kembali menyambar bibirnya dan kupagut, Annisa Trihapsari tidak berontak, namun tidak menanggapi pagutanku.
Lama lama bibir itu terbuka dan menanggapi pagutanku, kami berpagutan dengan pelan, Annisa Trihapsari menikmati setiap pagutan itu, sampai nafas kami mulai terpacu, tanganku semakin nakal meremas pantat dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku semakin nakal memegang payudaranya dan kuremas. Annisa Trihapsari semakin terbakar birahinya, namun tak berapa lama kemudian Annisa Trihapsari tertahan dengan kenakalanku itu
“Haaaaaaaaan !” pekik Annisa Trihapsari yang terkejut
“Apa yang telah kita lakukan ?” tanya Annisa Trihapsari dengan perasaan kaget dan bingung, namun tetap saja tidak menepis kedua tanganku yang masih nemplok di pantat dan buah dadanya itu, aku kembali langsung menyerbu bibirnya, kutahan kepalanya sampai merapat ke dinding dan kami kembali bertautan bibir dengan rakusnya, kuelus elus juga di jilbab warna coklat itu.
“Ssssssssssshhh sssssssssshhh hhh …….ssssssssssshhh ssssssshhh hhh ..ngg ..ngggg .. mmmmmhhh … sssssssssshhhh hhhh “ desis Annisa Trihapsari yang semakin tidak karuan, pelan pelan kutarik tangan Annisa Trihapsari turun dan ketika sampai di selakangan langsung kuarahkan ke batangku yang sudah ngaceng tak terkira itu. Annisa Trihapsari sampai melotot matanya ketika tangannya meremas batangku, kemudian tangan kirinya mendorong kepalaku, nafasnya seolah memburu dengan cepat, namun kepalanya kemudian menunduk, kusingkapkan jilbab bagian depan yang menutupi buah dadanya itu
“Jangan terlalu jauh Han .. aku ini muslimah .. tak baik Han “ tolak Annisa Trihapsari yang masih terasa aneh bagiku karena tangannya tetap berada di selakanganku memegang batangku yang besar itu, aku langsung kembali menyambar bibirnya dengan rakus itu, Annisa Trihapsari kembali tenggelam dalam pagutan dan lumatan itu. Tanganku semakin nakal, kunaikan roknya itu, susah memang rok panjang itu, kutekan pundaknya agar melorot dan kami pun saling berpagutan sambil melorot pelan pelan sampai kami jongkok.
“Sssssssssssh Haaaan .. uuuuuuuuhh “ lenguh Annisa Trihapsari dengan suara yang dikecilkan itu.
“Sekali saja deh .. kita fast sex .. “ ajakku semakin tenggelam terhadap kemolekan artis ini, buah dadanya itu yang kusuka ditunjang dengan kekenyalan pantatnya.
Posisi jongkok sangat menguntungkan aku, sehingga aku bisa masuk ke dalam roknya dan mengelus pahanya yang mulus itu, tanganku kemudian langsung turun dan mengelus elus celana dalamnya warna putih itu, vaginanya membasah terangsang birahi, Annisa Trihapsari membuka pahanya dengan lebar, kusingkapkan lebih lebar rok panjang itu, kemudian aku menarik celana dalamnya melorot. Annisa Trihapsari sampai terpekik.
annisa “Han .. jangaaaaaaan ..aaaaaaaah “ tolak Annisa Trihapsari ketika kepalaku hendak mencapai gudukan di tengah segitiga emasnya itu, tangan yang kuat itu menahan seolah tak rela bagian aurat wanita bejilbab ini kuoral, tangannya kusingkirkan dengan kuat, sehingga kini tangannya tidak menahan di jidatku, aku langsung menciumi vaginanya, Annisa Trihapsari kemudian menjambakku namun terlambat aku sudah keburu menjilati memeknya
“Aaaaaaaaaaaaaaaauh Haan .. pleasee .. jangan aaaaaaah sssssssshhh ssssssssshh .. aaaaaaaoh .. sssssshh .. “ desis Annisa Trihapsari dengan jambakan semakin tidak kuat dan melepas tangannya, aku kemudian semakin berani dengan menempelkan bibirku dan kusedot memeknya
“Ooooooh Haaaaaan aaaaaaaaaah enaaaaaaaaak “ lenguh Annisa Trihapsari tak karuan dengan mata terpejam erat, aku terus melakukan jilatan demi jilatan itu, posisiku membungkuk dengan pantatku nungging itu bertopang dengan kedua lututku.
Vaginanya semakin membasah dengan cepat, kujilati memeknya itu dengan lidahku, kutarik tangannya dan kembali kuarahkan ke penisku, sedang aku tetap bermain dengan memeknya yang sempit itu, jemutnya tipis dan rapi, baunya harum bercampur amis. Gelombang nafsu birahi membakar Annisa Trihapsari yang semakin melenguh seiring kenakalanku bermain di vaginanya itu.
“Teruuus Haaaaaaaaaan .. jangan berhenti aaaaaaah .. enaaaaaaak “ Annisa Trihapsari terbuai nafsu buta, jilbabnya di bagian depan mulai membasah seiring keringat yang membanjir di lift yang masih berhenti entah di lantai berapa, kukuak lebih lagi vaginanya yang sedikit sedikit membuka menampakan kemerahan bagian dalamnya, kusentil klitorisnya
“Uuuuuuuuuuuh .. Haaan … Burhaaaaaaaaaan .. kaaau aaaaaaaaaaaah .. teruuus “ lenguh wanita berjilbab ini, Annisa Trihapsari sampai mendongak ke atas ketika klitorisnya aku sentil sentil dengan lidahku
“Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan “ panggil Annisa Trihapsari dengan meremas penisku dengan sedikit kuat dan tangan kanannya meremas pundakku. Sudah lima menit aku bermain di selakangannya, sesekali tangan kananku bermain dengan susunya yang masih terbungkus rok terusan panjang itu, kekenyalannya terasa menggiurkan bagiku.
“Sudaaah Haaaaaaaaaan .. aaakuu nggak tahaaaaaaaaaaan “ tolak Annisa Trihapsari dengan wajah yang sudah terburu nafsu, kusudahi oral itu di vaginanya, kutarik kepalaku, kemudian aku bersimpuh dengan lututku, kubuka kaitan celana panjangku, kemudian kutarik celana dalamku, sekalian kunaikan celanaku itu agar tidak menutupi penisku. Annisa Trihapsari memegang kepalanya yang berjilbab itu dengan terpejam erat merasakan nikmatnya dioral di kemaluannya, pelan pelan matanya yang menunduk itu membuka, namun matanya langsung melotot melihat pemandangan sangat indah di depannya, setengah kaget menyaksikan batangku ngaceng dengan keras seolah olah memanggil wanita berjilbab ini menyentuh dan mempermainkan batangku
“Iiiiiih … gedhe banget punya kamu “ kata Annisa Trihapsari dengan nafas masih ngos ngosan.
“Kulum Mbak .. aku sudah oral memekmu “ ajakku dengan menaikan celanaku lebih ke atas, kemudian menarik kepalanya yang berjilbab itu ke selakanganku, Annisa Trihapsari tidak menolak dan langsung membuka mulutnya lebar dan menelan batangku bulat bulat, matanya setengah melotot karena aku menekan dengan kuat sehingga batangku tenggelam sampai tenggorokanya.
Annisa Trihapsari seakan akan protes karena tidak bisa bernafas, tangannya sampai mencengkekeram pantatku ingin berontak, kutahan sebentar, namun betotan tangan kirinya di lenganku sampai membuatku melepas tekana di kepalanya yang berjilbab itu.
Lift yang sempit itu menjadi saksi bisu birahi buta kami, pelan pelan kulepas tekanan di kepalanya, jilbab kurapikan ke belakang, Annisa Trihapsari menarik kepalanya, kurasakan gesekan giginya
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. ayoo sayaang kulum kontolku .. maninin donk “ rayuku yang disambut dengan pegangan tangan Annisa Trihapsari di batangku, dengan membungkuk itu Annisa Trihapsari kemudian melakukan oral di kontolku
“Mmmmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhh “ hanya suara yang keluar dari bibir Annisa Trihapsari itu, jilbabnya yang masih terpasang itu kurapikan pelan pelan, kutahan rasa sensasi nikmat bibir dan lidah Annisa Trihapsari bermain dengan kontolku yang sesak di mulutnya itu.
Batangku keluar masuk mulutnya dengan sedikit cepat
“Teruus Mbaak .. ayoo Mbak Annisa .. kamu suka kontol gedhe khan “ kataku untuk semakin menjerumuskan wanita alim ini agar memperlihatkan sisi kebinalan dan kenakalanya.
Entah sudah berapa menit Annisa Trihapsari melakukan oral di batangku, aku hanya bisa melenguh tak karuan, sesekali mendongak ke atas merasakan nikmat tak terkira akibat sedotan dari mulut Annisa Trihapsari yang kini sudah basah dengan air liur.
“Enaak Mbaak .. Annissaaaaaaaaa aaaaaaaaah .. teruuuuuuuuus aaaaah .. aaakuu pengin memekmu aaaaaaaah “ lenguhku tak karuan, Annisa Trihapsari mengeluarkan batangku kemudian menjilati batangku turun sampai di buah pelirku, kusaksikan batangku menempel ketat di pipinya dan bagian kela penisku menempel di jilbabnya, kutersenyum akhirnya wanita ini takluk dalam birahiku, Annisa Trihapsari semakin agresif bermain dengan batangku
“Kontol kamu besaar .. uuuuuuuh .. gimana bisa masuk memekku “ sahut Annisa Trihapsari dengan mendongak ke atas menunggu tatapanku, kutundukan kepalaku dan tersenyum.
“Kocok batangku .. agar aaakuu bisa cepat muncrat “ ajakku dengan menaikan dagunya itu, kuusap bagian pada jilbabnya. Annisa Trihapsari langsung mengocok batangku pelan pelan
“Yaa .. enaak Mbak .. Mbak Annisa piaawai dolanan kontol .. besar khan Mbak ?” rayuku agar membuat wanita ini tidak hanya lupa daratan, tapi juga lupa lautan, udara dan kepolisian, buta asal usul.
a trihapsari Kocokan itu semakin lama semakin cepat, membuatku sampai menahan nafasku yang mulai kacau di rungan lift yang sempit itu, kocokan demi kocokan Annisa Trihapsari semakin cepat, apalagi posisi Annisa Trihapsari kini duduk dengan memperlihatkan vaginanya menyembul agak tertutup celana dalamnya yang sudah naik sampai pahanya itu, sesekali vaginanya yang basah itu terlihat dengan jelas membengkak warna merah akibat oralku.
“Mbaaak aaaaaaaaaaah .. dikit lagi .. dikit lagi yaa .. Uuuuuuuuuuuuh “ lenguhku dengan memegang bagian sisi lengannya untuk membantunya menikmati kocokannya itu
“Haan .. aku suka kontolmu .. lebih besar dari Djorghi .. ck ck ck .. gedhe banget “ sahut Annisa Trihapsari dengan mengocok batangku, sesekali batangku ditempelkan ke pipinya kadang malah digesek gesek ke jilbabnya.
“Iya Mbaak .. nggak tahan masuk memek Mbak Annisa .. “ sahutku dengan tersenyum
Annisa Trihapsari kembali menjilati batangku, dengan rakus mulutnya kembali membuka dan menelan batangku dan dipermainkan dengan ganas dan rakus, sedotan demi sedotan itu membuat aku semakin ngos ngosan, sampai sampai aku menahan diri agar tidak berteriak.
Suasana semakin panas, birahi kami sudah meninggi
“Mbaak sudaah .. aku coblos memekmuu sekarang “ ajakku dengan menarik jilbabnya, sehingga kepalanya ikut naik agar tidak tercekik.
“Oke Haan .. oke .. aku juga sudah nggak tahaan .. aku nunggi ya Haan .. “ kata Annisa Trihapsari dengan berdiri dan menarik tanganku, Annisa Trihapsari kemudian menarik roknya, aku sendiri langsung menarik celan dalamnya melorot sampai kakinya, kulepas celana dalam itu, aku kemudian meremas pantat besar Annisa Trihapsari itu, kekenyalannya sampai membuatku senang, Annisa Trihapsari sampai menggodaku menggoyang pantatnya
“Sudaah .. tanganmu segera nahan ke dinding pintu .. kaki kananmu .. naik ke sini .. “ ajakku yang di samping sisi dinding sebelah kanan ada semacam pegangan besi sehingga kaki kanan wanita berjilbab itu mengangkang dengan seronoknya, vaginanya yang basah itu kuelus elus dan kemudian aku menjilati lagi membua wanita berjilbab itu merapat ke pintu lift.
“Uuuuuuuuuuuh ssssssssssshh ssssssssssshh .. cepaat sayaaang .. coblos memekku .. aku nggak tahaaaan aaaaaaaaah “ lenguh wanita berjilbab ini dengan suara mendesah penuh kenikmatan.

0 komentar:

Posting Komentar