blog visitors

Sex cepta Mona Ratuliu di WC Umum

mona ratuWajahnya kelihatan mesum jika diperhatikan sambil tersenyum, tinggi badannya 170 cm, berat badannya sungguh menggiurkan, 57 kilogram sehingga wanita seperti ini montoknya tak ketulungan. Aku bertemu dengannya secara tidak sengaja ketika datang dalam acara Apa Kabar Indonesia yang dipresenteri oleh Tina Talisa ( sempat ngewein Tina Talisa fast sex di salah satu kamar hotel Indonesia ). Entah kenapa acara malam itu mataku selalu tertumbuk pada Mona Ratuliu yang hadir juga, posisi duduknya pun berada di depan barisanku namun berada di sebelah kiri, sehingga ketika aku memaling ke samping, Mona Ratuliu juga memalingkan mukanya sehingga mata kami tertumbuk bersamaan, namun aku sekejap mengalihkan pandangan itu, sebelumnya aku pernah berkenalan dengan Mona Ratuliu ketika aku menjenguk seorang kawan yang opname di rumah sakit, kebetulan kawanku tersebut teman dekat Mona Ratuliu, sehingga kami berkenalan di sal tersebut, kami banyak ngobrol tentang hal hal yang menjadi keingintahuan kami soal pekerjaanku, terlebih Mona Ratuliu tertarik dengan cara mengotak atik metode pencarian google, lagian Mona Ratuliu sedang mencari rujukan informasi yang penting.
Perasaanku semakin tak karuan karena aku sering dicuri curi pandang oleh Mona Ratuliu, namun lama lama aku tak betah juga karena sudah capek sebelum siaran sudah menggenjot vagina Tina Talisa dalam fast sex beberapa jam yang lalu, kulihat Tina Talisa sumringah membawakan acara itu, tak lain karena puas kusodoki memeknya dalam sekali fast sex, setelah Tina Talisa mengulum penisku dengan rakus, sehingga dalam fast sex tersebut kusemburkan air maniku di vagina milik Tina Talisa. Kuangkat tubuhku ketika acara itu belum selesai menuju ke kamar toliet kecil di salah satu lorong panjang tempat siaran tersebut yang mengambil tempat di sekitaran Hotel Indonesia, Bundaran HI.
Aku begitu nafsunya melihat kemolekan tubuh Mona Ratuliu yang proposional dengan ukuran buah dadanya itu. Entah kenapa kepergianku dari siaran itu diikuti oleh Mona Ratuliu yang menguntit, aku lenyap di kelokan, aku berhenti di situ, Mona Ratuliu kemudian muncul sampai membuatnya kaget karena mengejutkan
“Paaayaaaaaaaaa aaaaaaaaah . bikin aku jantungan saja Han “ pekik Mona Ratuliu dengan kaget dan dada berdebar debar, mengelus dadanya sekalian turun seperti menekan ke buah dadanya yang montok itu.
“Sorry deeh .. ngapain sih merhatiin guwe .. tadi “ tanyaku merasa nggak enak diperhatikan lagi oleh Mona Ratuliu di depanku
“Habis .. aku kangen deh dengan ilmu yang dibagikan pas di rumah sakit “ celetuk Mona Ratuliu lagi
“Aku juga punya ilmu lain kok .. malah lebih mantap dan enak dirasakan ..” kataku cuwek sambil pengin masuk ke dalam toliet yang ternyata sepi itu.
“Apa itu ?” tanya Mona Ratuliu pengin tahu.
“Nggak bisa sembarang kubagikan … bisa berabe nech .. “ tolakku
“Wuuih jahat deh kamuuu … “ cubit Mona Ratuliu di lenganku, aku menjadi kesakitan, entah kenapa ketika aku mengerang itu tanganku sampai menyenggol ke buah dada Mona Ratuliu sehingga membuat Mona Ratuliu sampai kaget.
“Iiih .. jahat sih kamuuu “ Mona Ratuliu melotot ketika susunya kena sikut lenganku itu namun kemudian tertawa. Entah kenapa karena habis menyikut itu, Mona Ratuliu balas kembali untuk mencubitku, namun aku keburu menghindar, Mona Ratuliu tak terima sehingga berusaha mencubitku lagi, aku tetap mengelak, namun Mona Ratuliu justru malah mau mencubit di pahaku, tapi meleset tangannya justru malah nemplok di selakanganku yang ngaceng itu, Mona Ratuliu berhenti nemplok namun matanya mendelik nakal.
“Iiih .. besar yaaa “ goda Mona Ratuliu dengan menarik tangannya
“Pengin apa ?” tanyaku menawarkan diri tanpa kubuat dengan tersenyum membuat Mona Ratuliu kaget lagi. Namun kekagetan itu dinetralisir dengan cepat, aku terus melangkah menuju toliet, ketika aku membuka pintu toliet pria dan Mona Ratuliu masuk ke toliet wanita sambil tersenyum penuh arti padaku, kubiarkan saja, sampai kami terpisah. Habis kencing aku berdiri di depan cermin
“Andai aku bisa kugenjot memekmu, Monaaa .. “ kataku seolah olah Mona Ratuliu ada di belakang cermin itu sedang membenahi pakaiannya habis buang air kecil. Namun aku juga tak menyadari ternyata kebetulan Mona Ratuliu juga di balik cermin itu.
“Penis dia gedhe banget .. iiih .. jadi pengin nih .. ketika kuraba .. ngacengnya minta ampun .. ck ck ck ck .. “
Lepas dari mematut itu nafsuku naik lagi, walau aku tadi sempat kesulitan kencing karena ngacengnya membayangkan Mona Ratuliu telanjang bulat dan menggenjotku di toliet, aku menggerakan tanganku seolah olah menyihir ke depan cermin.
“Monaaa .. kemarilah .. aku akan memberikan kepuasan cinta padamu .. relalah hatimuuu .. aku tahu kamu suka seks .. marilah kita bercinta, Monaaa “ kataku dengan perasaan ingin sekali bercinta dengan artis ini. Entah setan mana yang membawaku yang akhirnya aku berani masuk ke toilet wanita yang sepi itu, kutarik papan yang biasa dipakai oleh petugas cs menandakan bahwa toliet rusak, kugeser ke arah keelokan itu agar pengunjung mencari toilet di lebih pojok
“Toliet sedang dalam perbaikan, silakan cari toliet lain”
Habis itu aku kemudian menyelinap masuk ke dalam toilet, ketika aku masuk Mona Ratuliu sampai kaget sekali.
“Buseet .. sialan lu .. keluar sana .. ini toilet khusus wanita “ hardik Mona Ratuliu dengan melotot, namun karena aku menaikan bajuku sampai terlihat cetakan penisku membuat Mona Ratuliu menjadi surut.
“Untuk memastikan apa Mbak Mona aman saja “ kataku cuek sambil mendekat di samping Mona Ratuliu yang sedang mematut itu, pandangan Mona ke cermin namun lebih mengarah ke selakanganku yang terpantul di cermin itu. Ekor matanya tertangkap ketika aku menunduk, namun tiba tiba Mona Ratuliu mengeluh.
“Kepalaku pusing nich .. capek kali “ sungut Mona Ratuliu dengan memijit kepalanya sendiri, aku pun lebih mendekat.
“Sini aku bantu agar rileks “ kataku tanpa meminta ijin memijit bagian pundaknya. Mona Ratuliu tak melarangku, langsung saja memejamkan matanya merasakan pundaknya kupijit dengan pelan pelan itu, namun aku justru sedang melancarkan pijatan dengan menaikan stimuli syaraf syaraf pembangkit gairah seksualnya di pundak itu, Mona Ratuliu langsung memejamkan matanya agar rileks.
mona seksi “Haaan .. hhhhmmm .. makin enaak dan rileks daaah “ celetuk Mona Ratuliu yang kupandang dari cermin memejamkan matanya menikmati pijitanku, entah kenapa aku berani bermain bahaya dengan memijit itu, pelan pelan hembusan nafas Mona Ratuliu seakan terhipnotis dengan pijitanku yang pelan itu, punggungnya merapat ke dadaku, seolah olah sengaja untuk memancingku, tangannya juga berada di kedua sisi tubuhnya yang sebelah kiri meremas bajunya, sebelah kanan mengelus pahanya yang menggunakan celana panjang itu, aku kemudian memijit turun ke lengannya, ketika kupijit lengannya itu, jari jari tanganku bersentuhan dengan buah dada Mona Ratuliu yang montok itu, terasa empuk dan kenyal ketika tak sengaja tersentuh, namun Mona Ratuliu tidak bereaksi sama sekali, malah kulihat dari cermin tersenyum kecil sebentar kemudian berganti dengan gigitan di bibirnya. Aku langsung mengambil kesimpulan, aaah .. semoga dugaanku benar .. pengin diewe, maka tanpa ampun aku langsung mendekapnya, belum sempat mendekap aku terkejut Mona Ratuliu justru lebih duluan menggeser tangannya dan nemplok di selakanganku
“Oooh Haaaaaaaaan …. hhhhmmmmmmmmmm “ desah Mona Ratuliu dengan suara seolah olah mengundangku untuk lebih jauh terlibat dalam affair dengannya. Aku langsung mendekapnya, kedua buah dadanya langsung kupegang dan kuremas, Mona Ratuliu sampai terkejut melihat diriku kini mendekap dengan meremas lembut di buah dadanya
“Aaaaaaaaah Haaaaaaan .. uuuuuh … nakaaal yaaaa “ goda Mona Ratuliu semakin panas karena akibat rangsangan di pundaknya yang aku lakukan.
“Kau cantik Monaaa .. hhhmm .. buah dadanya gedheee “ bisikku di telinga dengan kujilati membuat Mona Ratuliu menggoyang kepalanya
“Gelii aaaaaaaaah “ desah Mona Ratuliu lagi namun tetap membiarkan aku bermain dengan kedua buah dadanya itu, tangan kiri turun dan mengelus selakangannya yang masih menggunakan celana panjang itu, kucium lehernya dan kujilati pelan. Mona Ratuliu semakin menggeliat terangsang birahi. Namun tiba tiba Mona Ratuliu langsung menarik tanganku yang nakal
“Ooh Haaan .. apa yang kita lakukan “ pekik Mona Ratuliu dengan terkejut hendak melepaskan diri dari dekapanku.
“Nikmati saja Monaa .. nikmati .. sudah lama aku pengin merasakan kesintalanmu .. aku tahu kamu butuh sentuhan birahi yang kering selama ini “rayuku dengan mendekap lebih erat, namun Mona Ratuliu pengin melepaskan, gilanya Mona Ratuliu tidak berteriak. Cekalan tangan di lenganku semakin melemah, tapi tiba tiba tangan kirinya mencekal ke telapak tangan kiriku yang nakal itu dan membawanya ke buah dadanya, aku menjadi senang Mona Ratuliu pengin dirangsang dan kuremas lagi buah dadanya, sedang tangan kanannya naik dan ke belakang lalu mendorong belakang kepalaku menekan agar aku lebih dekat menciumi lehernya itu, kucium lehernya, dan tiba tiba Mona Ratuliu langsung melepaskan dekapanku, kemudian berbalik langsung melancarkan serangan dengan menyerbu bibirku, kusambut lumatan demi lumatan itu, kami sampai bercumbu dalam posisi berdiri itu.
“Ohh Haaan .. sssssshhh ..ssssssshhh ..sssssshh ..hhhhhh “ desis Mona Ratuliu ketika mendapatkan sentuhan birahi, rangsangan demi rangsangan yang kulakukan itu membuat Mona Ratuliu semakin lupa dirinya, bukan cuma lupa daratan tapi juga lupa lautan, udara dan kepolisian, buta asal usal. Mona Ratuliu memegang belakang kepalaku untuk kembali mengajak saling memagut, pagutan demi pagutan kami lakukan, kami saling menghisap dan bermain lidah
“mmmhhhhhhhhhh …… mmmmmmmmmffff .. ssssshhhh ..ssssssshhhh “ desis Mona Ratuliu di sela sela pagutan kami yang semakin tenggelam dalam lautan birahi itu. Tiba tiba Mona Ratuliu melepaskan pelukanku
“Bahaya Haan .. kita bisa kepergok .. “ sahut Mona Ratuliu dengan nafas memburu
“Tenang aja Mona .. bagian depan sudah kututup dengan papan yang memberitahukan kalo toliet ini rusak .. “ sahutku dengan tenang sambil kembali meraih montok di depanku dan kuhujani lagi dengan pagutan dan lumatan, Mona Ratuliu menjadi kembali larut dalam asmara birahi. Kami saling merangsang dan penisku pun mulai dirangsang, tangan Mona Ratuliu meremas gemas pada batangku, dan kata kata Mona Ratuliu justru langsung vulgar
“Kontolin aku Haaan .. aku yakin kontolmu gedhee“ bisik Mona Ratuliu di telingaku.
Aku berhenti untuk memagutnya, aku didorongnya mundur, Mona Ratuliu berbisik di depanku
“Tunggu yaa .. “ kata Mona Ratuliu dengan beranjak dan membuka pintu toilet itu sedikit dan mengamati, tangannya keluar dari celah pintu dan meraih saklar lalu mematikan lampu di luar toliet, kemudian masuk dan mengunci toilet dari dalam
“Kita lakukan Haaan .. cepetan yaa .. acara akan bubar nich “ kata Mona Ratuliu tak sabaran lagi kembali menyerbu ke bibirku, Mona Ratuliu mengahambur dalam pelukanku dan kami kembali saling mencumbu penuh nafsu. Desahan demi desahan, desisan demi desisan terdengar di antara kami, pelan pelan kudorong ke arah pojok tembok, tanganku meraih saklar lampu dan kumatikan
“Oooh Haaan … gelap aaaaaaaaaah “ sungut Mona Ratuliu dengan terkejut
“Biar nggak ada yang curiga .. “ kataku semakin nakal meremas buah dadanya. Kuambil hapeku dan kuhidupkan lampu senter dan kuletakkan di samping meja tempat bercermin itu.
Aku kemudian mundur, kubuka pakaianku bagian atas, Mona Ratuliu juga mengikuti membuka celana panjangnya lalu baju bagian atas. Woooooow .. buah dadanya sangat montok sekali, kulepas semua pakaianku tanpa sisa, Mona Ratuliu sampai melotot melihat penisku ngaceng kena sorot lampu senter dari hapeku itu. Dengan tergesa gesa Mona Ratuliu melepaskan semua pakaiannya tanpa sisa. Luar biasa wanita ini, punya tubuh yang menggairahkan.
“Haaan .. cepetaaan aaaaaaah .. nggak sabaaaaaaaaaaar “ rajuk Mona Ratuliu dengan tergesa gesa langsung berjongkok dan meraih batangku kemudian langsung mengulum dengan rakus.
“Oooh Monaaa .. aaaaaaah . teruuus aaaaaah .eeenaaaaaaaaak “ racauku dengan meremas kepala Mona Ratuliu dan mengelus elus rambutnya itu, tubuhnya sekarang ini lebih montok sehingga aku menyukai bentuk tubuhnya itu, Mona Ratuliu semakin bernafsu mengulum batangku berulang ulang dengan rakusnya, seolah waktu yang sempit itu digunakan agar lebih efisien, dengan nakal dan rakusnya batangku sampai dikocok berulang ulang
“Kamu harus muncrat sekali rondeee .. waktu kita sempit .. masih ada 20 menit nich .. cepeet yaaa .. kita 69 yuuk .. “ tarik Mona Ratuliu ke lenganku, sehingga aku jongkok, aku langsung mendorong tubuhnya agar berabah di lantai, untung lantai bagian toilet depan cermin ada karpetnya sehingga tidak membuat kami kedinginan, Mona Ratuliu langsung melancarkan lumatan lagi, kubalas lumatan itu dan kami akhirnya berposisi berlawanan, Mona Ratuliu menggeser tubuhnya berbalik sehingga tepat di depan penisku dan mukaku di depan vaginanya yang mulai membasah, kami berdua sudah dimabuk birahi. Bau vaginanya harum bercampur rasa khas kelamin yang membuat nafsuku kian naik.
Posisi 69, Mona Ratuliu berada di atas dengan mengangkang penuh nakal dan memberikan vaginanya untuk kuoral, Mona Ratuliu dengan sangat rakusnya kembali menelan batangku yang ternyata tidak lenyap, hanya sampai separo lebih sedikit
“Gila Haaan .. kontolmu panjang bangeeet .. gedhe lagi .. bakalan sesak di memekku nich “ celoteh nakal Mona Ratuliu dengan suara dikecilkan agar tidak kedengaran dari luar. Kusapu belahan vaginanya dengan lidahku dan kusedot sedot
“oh Haaan .. teruuus .. cumbu memekku .. iseeep “ lonjak Mona Ratuliu dengan mengocok batangku cepat dan kuat, kubiarkan Mona Ratuliu melakukan apa maunya, kemudian aku menguak lubang vaginanya itu sehingga pelan pelan vaginanya mulai merekah dengan cepat seiiring lidahku yang terbiasa mengorek liang kemaluan wanita. pelan pelan kami selama sepuluh menit saling merangsang alat kelamin kami, kami sampai mendengus dan melenguh dengan hebatnya walau tidak keras di toilet yang setengah gelap itu, dua manusia tanpa pakaian sedang mengadu birahi.
Kuluman demi kuluman, jilatan demi jilatan yang rakus di batangku membuat aku semakin tidak tahan, demikian pula dengan Mona Ratuliu yang semakin tak kuasa membendung lautan birahinya
“Sudaaah Haaan .. sudaah .. jangaaan buat aku orgasmeee .. sekarang kontolin aku dengan nungging yaa “ ajak Mona Ratuliu dengan bangun dan menarik tanganku untuk bangun, kuremas pantatnya ketika aku bangun itu, Mona Ratuliu menggoda dengan menggoyang pantatnya
“Suka ya Haaan ..sama bokongkuu..?” tanya Mona Ratuliu lagi
“Yaaa .. sana segera nungging yaaaaaa “ dorongku dengan meremas buah dadanya ketika berbalik. Mona Ratuliu langsung menungging ke meja tempat cermin itu, kuusap vaginanya dengan tanganku, kuseger hapeku yang masih menyala itu. Walau setengah gelap, namun cukup bagi kami untuk bisa saling melihat di cermin, Mona Ratuliu melihat dari cermin ketika batangku mulai masuk ke dalam vaginanya dengan pelan pelan memaksa. Sesak sekali
“Pelaaan Haaaaan .. pleaseee .. kontolmu gedheeee .. pleaseee .. aku digenjot yaaa .. kita selesaikan cepat cepaat .. ntaaar malam pindah ke rumahku .. “ kata Mona Ratuliu dengan menekan kuat di telapak tangannya ke meja itu, penisku pelan pelan masuk bagian kepala, itu sudah membuat Mona Ratuliu menjerit kecil
“Gilaa Haaan ..gila sayaaaaangg pleasee .. teruuus .. pakssaaaa “ perintah Mona Ratuliu dengan tak sabaran.
“Tariiiik duluuuu .. yaaa desaaak .. pleasee .. oh my God .. uuuuh kontolmu aaaaaaah .. gedheee sesek nih memekku .. “ goda Mona Ratuliu dengan menggeleng geleng sambil memejamkan matanya erat sekali.
“Memekmu enak ,sayaaaang .. aku bisa betah menyetubuhi nanti malam .. “
Pelan pelan kutarik dan kudesak lagi, kulakukan berulang ulang sampai batangku melesak lebih dalam
“Yaaa .. teruuus ..sssssssshhh .ssssssssshhh .sssssssssssssssss.. hhhsssss.. aaaaaauuuh ..aaaaaaaauuuuh .. mmmmhhhh .. Haaaan .. Oooh .. terruss .. mentokin ! mentokin .. pleasee .. oooh .. fuck aaaaah .. fuck .. sakit aaaaaaaaaaah … pelaaaaan .. iyaaaaaaaaa “ lenguh Mona Ratuliu tak karuan menggelinjang karena selain aku mendesakkan batangku juga meremas remas buah dada Mona Ratuliu itu.
Kini batangku serasa diperas luar biasa dalam fast sex dengan Mona Ratuliu di toilet Plaza Indonesia itu, seperti beberapa jam yang lalu aku menggenjot Tina Talisa dengan menyewa kamar, Tina Talisa pintar menyamar sehingga dengan mudah masuk ke kamarku dan mengajak fast sex karena Tina tTalisa sudah tidak sabar lagi diewe.
Penisku sesak sekali dalam vagina Mona Ratuliu yang sempit itu
“Teruus Haaaaan .. ayoo .. jangan lama lamaa aaaaah .. “ kata Mona Ratuliu dengan suara dikecilkan.
“Mona .. Monaaa .. di mana kamu .. “ teriak seseorang dari luar toilet. Aku sampai berhenti.
“Tuuuh suamiku nyarii .. cepetaaan aaaaaaaaaaaaah .. nggak tahaaaaan “ sungut Mona Ratuliu yang gemas dan setengah marah karena aku malah mempermainkan punting susunya. Dimarikan handphone yang tergeletak di meja itu agar tidak mengganggu ketika aku menggenjot dan dikontoli itu.
“Teruuus Haaaaan .. biarkaaan diaaa .. pleaseee “
mona r “Sssst diaaam dulu .. ada langkah kaki mendekat ke sini “ bisikku membuat Mona Ratuliu menahan naafs, terdengar suara handle pintu hendak dibuka namun tak bisa
“kemana nich kamuuu .. jangan jangan pingsan kayak dulu di toileeet … bete nih “ seru seseorang dari balik pintu. Tak lama kemudian suara itu menghilang lamat lamat dan berteriak lebih jauh
“Ayooo ..aaaaayooo … jangan diaaam .. genjotin aaaakuu pleasee “ cakar Mona Ratuliu di lenganku itu,Mona Ratuliu kemudan bersiap untuk kugenjot dalam posisi nungging itu, kudesakan batangku dengan pelan pelan dan membuat Mona Ratuliu menggeliat
“Oh Haaaaan .. enaaak aaaaaaaaah ..sssssssssshhh ..sssssssh .. teruuus .. teruuus .. aaaaaah “ lenguh Mona Ratuliu semakin panas, aku pun menggenjot dengan pelan pelan dan kemudian cepat.
“Iyaaa .. cepetaaan aaaaah .. acaraaa hampir bubaar tuuh aaah .. aduuuh .. remees susukuu …remes susuku .. “ erang Mona Ratuliu dengan menarik tanganku, kuremas buah dadanya yang menggelantung dengan sangat indahnya itu.
Kami selama lima menit menggenjot dengan cepat, Mona Ratuliu sampai tergoncang goncang dan aku kugenjot dengan kuat, jepitan vaginanya semakin merapat
“Cepeeetaaan aaaaaaaaah .. hampir aaaaaaaaaaaaaaah “ teriak Mona Ratuliu dengan suara yang dikendalikan agar tidak terdengar dari luar, Mona Ratuliu lebih banyak mendesis dan melenguh. Penisku juga tidak tahan lagi, Mona Ratuliu sudah hampir mencapai puncak, tangannya menekan kuat ke meja itu, vaginanya menyempit dengan cepat, kutahan di perutnya dan aku tak tahan lagi, kugenjot dengan mantap dan keras sampai membuat Mona Ratuliu orgasme mendahului aku
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah ..aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuh “ lenguh Mona Ratuliu panjang menjepit penisku di vaginanya sangat kuat sekali. Mona Ratuliu menegang kaku kemudian berkelonjotan, kuhujamkam batangku dalam dalam dengan keras sampai mentok.
“Haaan .sudaah aaaah .. pleaasee sakit aaaaaaaaaah .. teruuus aaaaaaah ‘ racau Mona Ratuliu ditengah orgasme itu dan aku pun mencapai puncak birahi dengan menyemprotkan air maniku menembak ke rahim Mona Ratuliu itu
“Craaaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaat “
Batangku seakan akan disedot dari dalam, spermaku sampai muncrat ke mana mana keluar dari sela sela vagina Mona Ratuliu itu. Aku serasa lemas, Mona Ratuliu lemas dan akhirnya luruh ke lantai dengan pelan pelan menekan kaki meja dari ubin itu, melorot dan akupun ikut melorot, hebatnya kami tidak melepaskan alat kelamin kami yang sudah bersatu itu, satu tubuh menggapai kenikmatan duniawi.
“Monaaaaaaaa .. di mana kaaaaaamuuuuuuuu “ teriak seseorang dari seberang lorong toilet itu
“Sudaah Haaan .. cepeetaaan yuuk .. cabut kontolmu yaaa .. “ ajak Mona Ratuliu dengan menepuk pahaku, aku menarik batangku yang lembek terjepit itu, aku lalu menarik tangan Mona untuk bangun, Mona langsung membawa hapeku dan menuju ke kamar mandi.
“Gila ! aaah .. spermanya banyak sekalii “ bisik Mona Ratuliu dengan tersenyum ketika hendak masuk kamar mandi itu, aku pun mengambil kore apik yang ada senternya, kulihat batangku berlendir, aku menuju ke kamar mandi sebelahnya, kubasuh penisku agar bersih dari sperma dan cairan orgasme Mona Ratuliu itu. Tak lama kemudian Mona Ratuliu keluar dari kamar mandi, kemudian memakai pakaiannnya dengan tergesa gesa. Aku menyusul keluar dari kamar mandi. Kulihat Mona Ratuliu Bahkan celana dalamnya tidak dipakai, tapi bajunya memang sampai menutupi, celana dalamnya dilemparkan padaku
“Bawa ke rumahku ya Haaan .. itu tiket masuk ke rumahkuuu “ goda Mona Ratuliu nakal, ada ada fantasi seks wanita ini.
“Trim Mbak Monaa “ sapaku
“Iya Haaan .. sama sama .. kutunggu ya Haan .. ntar malaaam .. suamiku malam ini ada keperluan keluarga sama anakku .. jadi aku malam sendirian .. datang yaa Haaan .. ini alamat rumahku .. masuk lewat belakang .. ntar kuberika tanda.. “ bisik Mona Ratuliu menyeringai nakal.
Mona Ratuliu mematur sebentar, kemudian melipstik bibirnya, habis melipstik itu langsung mengecup pipiku sehingga pipiku memerah karena lipstik itu, Mona Ratuliu tersenyum nakal kemudian kembali ke cermin dan membenahi lipstiknya, membedaki wajahnya. hebat juga wanita itu, pandai berias dalam waktu singkat, aku sudah memakai pakaianku dan ketika hendak keluar dari toilet itu Mona Ratuliu meremas batangku lagi
“Kutunggu ya Haaan .. awas kalo nggak dataaang “ ancam Mona Ratuliu lagi
“Iyaaa .. tunggu saja Monaku, sayaaang “ balasku dengan meremas pantat Mona Ratuliu dengan gemas, Mona Ratuliu keluar duluan, mengamati kelokan lorong dan lenyap dari pandanganku, kuhidupkan lampu dan kuusap wajahku. Uuuh .. malam ini aku harus menggeluti artis lagi, Oh Mona .. betapa montok tubuhmu .. gumamku yang kemudian membasuhi mukaku dan aku akhirnya keluar dari toliet itu. Entah kenapa aku tidak tahu kemana lenyapnya Mona Ratuliu itu, ketika aku keluar dan berada di depan Plaza Indonesia itu, kulihat Mona Ratuliu sedang merenung di depan menunggu jemputan. Seseorang lelaki menghampiri
“Kemana saja sih kamuu .. dicari nggak adaaa .. huuuh “ damprat suaminya kesal.
“Lho aku khan di luaaar .. bosen sama si semok bawa acaraaa .. sebel dah.. itu khan gara gara kamuu ngajaaak “ sungut Mona Ratuliu tak mau kalah, apalagi aku berada sekitar lima meter.
“Kamu tunggu sini saja .. jangan hilang lagi .. “ hardik suaminya dengan pergi ke parkiran itu.
Melihatku yang berdiri di belakang Mona Ratuliu mengedipkan matanya, aku tak berani mendekat karena parkiran mobil suaminya tak jauh, sehingga aku hanya melintas di sampingnya
“Jangan lupa nanti malam ya Haaan .. sayaaaang “ sapa Mona Ratuliu dengan mesra
“Iya Mona .sayangku .. tunggu saja .. akan kukontoli memekmu lagi .. “ kataku dengan pelan sambil berjalan kembali dan aku menuju ke parkiran. Sesampai diparkiran aku berhenti sejenak, seorang bapak menanyakan padaku
“Mas .. mau nanya kalo ke Dukuh atas lewat mana”
“Terus saja Paaak .. ke arah Blok M .. nggak jauh kok .. cuma lima kilonan .. “ kataku dengan sopan.
“Oh .. terima kasih Pak ..”
Ketika aku berbicara dengan bapak itu seseorang melengok dari jendela
“Heee .. Burhaaan . ngapain di sini .. “ tanya Indra Brasco tak lain suami Mona Ratuliu itu.
“Oh .. indraaa .. kesasar Mas .. malas pulang kena macet .. “
“Kapan main ke rumaaah .. tuh istrikuu “ tunjuk Indra Brasco di mana Mona Ratuliu sedang menungguku
“Buseeet .. aku nggak lihat nih .. kapan kapan saja yaaa .. salam buat istrimuu “ kataku dengan tersenyum padahal nanti malam istrinya mengajakku bercinta dengan penuh asmara birahi. Kusalami dan aku pergi menjauh. Mona Ratuliu sampai mengamati aku bicara sebentar dengan suaminya itu. Mobil itu meninggalkan parkiran dan membyar di loket, sesampai di depan Mona Ratuliu, Mona Ratuliu langsung masuk ke dalam mobilnya
“Siapa tuh lelaki tadi “ tanya Mona Ratuliu pura pura pengin tahu
“Itu Burhaaan .. pakar komputer yang sering mroyek di tempat temanku .. aku pengin dia membantuku buka usahaaa … mau yaaa .. pinter dah diaaa … “
“Haaaah . Burhan? buseet nggak liat akuu “ sungut Mona Ratuliu dengan geleng geleng mengamati kembali lahar parkir itu, aku pergi meninggalkan parkiran itu dan lenyap di balik kelokan berlawanan dengan mobil yang ditumpangi Mona Ratuliu itu.

0 komentar:

Posting Komentar