blog visitors

Buru-buru Pengen Bercinta -2


trihapsari Cerita sex - Dengan nafas Annisa Trihapsari yang merapat ke dinding sampai membuatku bersemangat untuk mengerjai vagina wanita berjilbab ini, kepalanya merapat dengan miring ke dinding dengan menekan di bagian kanan jilbabnya, sesekali merintih dan meringgis keenakan karena aku masih menjilati memek Annisa Trihapsari dengan cara jongkok, apalagi wanita yang terkenal mulai alim dengan berjilbab ini suka juga dengan petualangan seks yang berbahaya, kujilati memeknya dengan cara memutarkan kepalaku, kini aku duduk dengan pantatku, dan bagian mulutku menempel di vaginanya, dengan tanganku, kulebarkan lubang vaginanya itu agar memudahkan penisku masuk, apalagi posisi Annisa Trihapsari yang sampai menungging itu luar biasa nikmatnya, matanya terpejam erat, tangan kanannya menekan ke dinding pintu lift itu, sedang tangan kirinya menekan ke jilbabnya, aku semakin nakal dengan mengelus elus pahanya yang mulus itu, apalagi tangan kanannya menahan agar rok terusan itu tidak jatuh menutupi kepalaku. Vagina wanita berjilbab itu sangat basah dan sudah tidak tahan untuk kusodok sodok dari belakang.
“Suuuudaaaaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaaaah .. sayaaaaaaaaaaaang daaaaaaaaah aaaaah .. nggak tahaan aaakuu .. segeraaaaa fuck akuuu dari belakaaaaaaaaang .. pleasee “ rengek Annisa Trihapsari dengan tak karuan merasakan rangsangan gelombang birahi akibat elusan tanganku di pahanya itu serta jilatan dan sedotan di bibirku yang kian gemas untuk membuat wanita berjilbab itu ketagihan akan fantasi seks. Kepalaku sampai ditekan oleh Annisa Trihapsari agar tidak berlama lama di vaginanya. Aku kemudian menarik kepalaku dan kemudian berdiri kulepas celanaku, sehingga aku hanya berbaju saja, roknya jatuh ke bawah, Annisa Trihapsari kemudian menarik rok di sebelah kirinya sedang aku menarik bagian sebelah kanan, sampai di bagian pantatnya aku taka rok itu dengan meremas pantat Annisa Trihapsari
“Uuuuuuuh .. sayaaaaang .. kamu benaar benaar nakaaaaal sekali .. awas yaaa “ ungkap Annisa Trihapsari dengan wajah sangat kesal karena aku terlalu lama untuk menusukan batangku.
“Tenang aaaaaaaaaah …. “ kataku menetralisir posisi wanita jilbab yang hendak berubah posisi.
“Kamu aaaaaaaaah . ceeeeepeeeeeeeet .. masukin kontomuu .. aku nggak tahaaaaaaaan “ rengek Annisa Trihapsari kemudian dengan gemas, tangan kirinya kembali merapikan jilbabnya.
Aku kemudian memajukan selakanganku menempel pada pantat Annisa Trihapsari, roknya aku singkapkan lebih ke atas, kutekan lubang yang becek itu dengan kontolku dari belakang, aku agak kesulitan juga, Annisa Trihapsari sampai menunggingkan lagi pantatnya agar batangku mudah masuk, pelan pelan batangku itu mulai masuk, tangan Annisa Trihapsari langung memegang batangku membantu
“Aku bantuu yaa . megang kontolmu .. uuuih .. gedhe banget Han . kapan kapan aku pengin dientotin di rumah sama kamuu .. “ sahut Annisa Trihapsari dengan memalingkan wajahnya dengan tersenyum padaku
“Asal ngentotin kamu tetep make jilbab aku mauuu “ kataku untuk membuat wanita berjilbab ini tetap memakai penutup kepala ketika aku menyetubuhinya
“Aaaaah .. jangan deeeh .. pleasee .. nggak baaaik “ tolak Annisa Trihapsari dengan wajah memelas
“Terseraaaaaaaaaah .. pilihan di tangamuuu “ kataku dengan meremas pantat Annisa Trihapsari yang kenyal dan hangat itu.
“Uuuuuuuuuuh .. remesin juga susuku donk “ ajak Annisa Trihapsari dengan menarik tangannya ke belakang dan memegang tanganku kemudian membawanya ke dadanya, kuremas buah dadanya itu dengan lembut
“Teruus Haaan .. lenyapin kontolmuuu .. uuuuuh sakiiit aaaaaaaaaah .. pelaaan nekaannya “ lenguh Annisa Trihapsari dengan merapatkan kepala yang berjilbab warna coklat itu ke pintu lift.
“Aaaaaaaaah ..memekmu benar benaaar rapat, sayaaang .. aku suka sama memekmmu “ kataku pelan di telinganya dengan sambil meremas buah dadanya yang masih dibungkus bra dan rok terusan itu.
Gaya nungging wanita berjilbab itu sungguh membuatku semakin bernafsu, batangku kutarik dan kutekan lagi sampai membuat Annisa Trihapsari menjerit jerit
“Sayaaaaaaang aaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuh aaaaaaaaaaaah .. tekaaaaan yaaa .. tariiiiiik .. uuuh sssssssshhhh ssssssssssshhh ssssssssshhh .. sayaaaaaaaaaang enaaaaaaak .. teruuus aaaaaaaaaaah .. pelaaaan .. tahaaaaaaaaan aaaaaaaaaah sayaaaaaang stooop .. aaaaaaaaah stoooooop “ erang Annisa Trihapsari kesakitan karena sesaknya batang ketika hendak menerobos lubang memeknya yang meremas batangku walau baru masuk separo
“Uuuh .. ……. sssssssssssshhh ……..hhhhh “ desisku merasakan jepitan vagina Annisa Trihapsari yang meremas dan memijat batangku baru separo itu, kurasakan vaginanya seolah olah menyedot batangku lebih dalam masuk ke vaginanya.
“Sayaaang .. taaahaan duluu .. pengin merasakan kontooolmuu .. please “ rengek Annisa Trihapsari dengan menarik nafas kemudian menghembuskan lagi, dipejamkan matanya erat erat agar bisa menikmati batangku, kunaikan ekor jilbabnya ke pundaknya itu.
“Sudaaah Haan .. sudaah .. tekaan lagi kontolmuuu tapi pelan aajaaa yaaa .. remes juga susukuuu “ ajak Annisa Trihapsari dengan mengerling nakal padaku sambil tersenyum, matanya dikedipkan pada sehingga aku hanya menanggapi dengan tersenyum dan kutarik batangku dan kutekan dengan kuat membuat Annisa Trihapsari menjerit jerit
“Aaaaaaaaaooh ..aaaaaaaaaaaaaohh ..uuuuuuuuuuh …… aduuuuuuuuuuh ……………….aaaaaaaaaaah …….aaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrgg .. nnng ngg ngg ssssssssshhh ssssshh sssssssshhh .. “ erang dan desis Annisa Trihapsari tak karuan jilbab di kepalanya itu merapat sampai ke dinding dengan kuat.
“Aaaah .. kamuuu aaaaaaaah .. nakaaaaaal .. jangan hujamin gitu .. sakit taaauuuuuk “ ungkap Annisa Trihapsari dengan mata memejam sangat kuat, kemudian pelan pelan membuka matanya.
“Kurang dikit, sayaaang “ kataku pada wanita berjilbab nan alim muslimah ini dan kuremas buah dadanya dengan lembut, Annisa Trihapsari menikmati remesanku di buah dadanya, kembali ekor jilbab bagian depan itu jatuh kemudian kutangkap, kuremas buah dadanya dengan ekor jilbabnya itu.
“Susumu kenyal, sayaaang .. kapan aku bisa menikmati susumu dengan polos ?” tanyaku dengan gemas.
“Tarik resluting di punggungku sayaaang .. lepasin kaitan braku jugaaa “ sahut Annisa Trihapsari dengan tetap memejam erat itu, aku kemudian menarik resluting bagian atas rok terusan itu, ketika kutarik itu luar biasa mulusnya punggung Annisa Trihapsari, kubuka kaitan bra itu dan akhirnya branya lepas, buah dadanya kemudian merosot ke bawah, tanganku kemudian menarik rok terusan itu agar melebar dan tanganku masuk lalu menggenggam buah dadanya dan kuremas.
annisa tAnnisa Trihapsari menikmati remasanku yang lembut itu, sesekali kumainkan puntingnya yang agak besar itu. Annisa Trihapsari sampai menggeleng geleng tak karuan merasakan aku meremas buah dadanya, batangku kurang sedikit lagi tenggelam. Kunaikan roknya di bagian pinggang itu dan sampai naik ke buah dadanya, kini Annisa Trihapsari setengah telanjang, bagian buah dada ke bawah polos tanpa busana, kuremas lagi buah dadanya untuk menahan agar roknya tidak jatuh lagi, sedang aku sendiri.
“Sayaaang segeeraa genjot yaaa .. entotin aaakuu “ ajak Annisa Trihapsari dengan semangat dan membuka matanya. Kudesakan batangku sampai membuat Annisa Trihapsari kembali menjerit kecil
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw .. sssssshh sssssshh .. kontooolmuu sesek dalam memekkku .. sssssshh sssssshh .. yaaaap .. aaaayoo genjot .. ayooo sodok .. goyaaang deeeh .. “ teriak wanita berjilbab ini tidak sabaran.
“Okeee uuuh .. memekmuu aku suka sayaang .. ntar malam ke rumahmu yaa .. kita kencaaan di rumahmuu “ ajakku
“Uuuh . jangan malam ini, sayaaang .. besok pagi .. aaaaaah .. suamiku menunggu di bawah .. cepet sayaang .. takut Djorghi mencariku ke atas “ kata Annisa Trihapsari dengan suara yang berat itu.
Kupacu penisku keluar masuk vaginanya, Annisa Trihapsari sampai menjerit tak karuan, kuremas ke dua buah dadanya sambil terus menggenjot, penisku terasa seret bahkan sampai membuat batangku terasa sakit, namun aku paksakan terus, beda dengan wanita berjilbab ini, matanya merem melek keenakan mendapatkan sodokanku yang pelan pelan
“Yaaa .. yeees .. ooh yeees .. enaaak, teruuus sayaang uuh .. kontolmuu benaaar menggeseek dinding memekku ..aaaaaaaaaaaaauuh aaaaaaaaaaoh oooh sayaaaang ..aaaaaaaaaauh sssssssshh sssssshhh teruus sayaaang aaaaaaaauh enaaaknya aaaaaaaah ssssssssh sssssssshh .. yaaaa .. teruuus ..ssssssssshhh sssssssssshhh “ desis dan erang Annisa Trihapsari tak karuan, tangan kirinya kembali merapikan jilbabnya sedang tangannya menekan kuat ke dinding pintu lift itu, tubuh kami setengah basah dilanda kringat birahi apalagi suasana di dalam lift itu agak remang remang, listrik juga belum nyala dan lift yang kami tumpagi juga belum bergerak turun.
Kugenjot terus vaginanya itu dengan pelan pelan, batangku semakin lancar, sesekali dengan nakal Annisa Trihapsari menggerakan pantatnya menggoyang
“Kamuu diaaaam duluu .. rasakan goyanganku “ goda Annisa Trihapsari yang berjilbab itu.
“Uuuuuuuuuuuuggggggggghhhhhh “ lenguhku merasakan goyangan memutar pantat Annisa Trihapsari.
“Saayaaang aaah aakuu suka goyangaanmu aaaaaaaaah .. ngeremes kontolkuu aaaaaaaaaaaaaaauuuh aaaaaaaaahh sssssssssssshhhh hhhh “ lenguhku tak karuan
“Enaaaak khan ?” goda Annisa Trihapsari dengan membuka matanya dan kembali mengedipkan matanya manja padaku
“Kamu benar benar nakal, sayaaang .. awas yaa .. ntar malam aku nekad ke rumahmuu “ godaku membuat Annisa Trihapsari menjadi kaget
“Jangan nekad .. pleasee .. bahayaaaaaa “ maki Annisa Trihapsari dengan meringgis keenakan. Genjotan demi genjotan itu semakin santer bunyinya
“Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep.. Cleeep..”
“Wuih merdu suara gesekan memekku dengan kontooolmuu .. aku suka, sayaaang pleasee .. oke deeh .. ntar malam aku tunggu yaaa .. tapi hati hati deeeh “ kata wanita berjilbab ini mengalah
“Aasyik .. aku pengin bobok denganmu, sayaaang “ kataku dengan senang sambil mempercepat genjotanku. Wanita ini menjerit jerit lagi
“Aaaaaaaaauuh huuuuh .. enaaak, ssssssssshhh sssssshh .. iyaaa .. aaku pengin dikontoli di rumaah .. awas kalo nggak dataaaang “ ancam Annisa Trihapsari dengan mendengus
“Aaaah .. kamu terlalu aaah .. tadi nggak maaau aaaaaaaaauuh ssssh .. sekaraaang malah ngancaaam kudu dataaang .. dasar memek “ makiku gemas
“Haaabiisss aaaaaaaaaauuh aaaaaaaaah sssshhh enaak ssiiiih .. “ sahut Annisa Trihapsari dengan mendesis tak karuan. Jilbabnya semakin basah akan keringat itu, kuremas buah dadanya, kusodok sodok terus vagina Annisa Trihapsari di ruangan lift itu. Aku juga sudah tidak tahan, kupercepat sodokanku maju mundur itu
“Aaayoo sayaang .. nggak taaahaaaaaaaaan aaaaaaaaah “ erang Annisa Trihapsari dengan suara sedikit keras, dengusan, desisan dan erangan kami bersahutan di lift dimana wanita berjilbab ini nungging dan kusodoki dengan kontolku.
Annisa Trihapsari sampai meremas pahaku kuat setengah mencakar, matanya terpejam erat merasakan sodokanku semakin cepat
“Cepeeeet aaaaaah .. maaaaaaau aaaaaaah ssssssssh hh .. sayaaaaaaaaang aaaaaaaaah .. nggak kuaaaaaaaaat “ erang Annisa Trihapsari dengan suara mendesah sedikit keras itu.
Aku juga sudah tidak tahan lagi, kugenjot dengan hujaman kuat dan keras sampai membuat wanita berjilbab itu kepalanya merapat ke dinding, bagian jidatnya menekan pintu lift itu, hujaman demi hujaman itu sampai membuat Annisa Trihapsari mendapatkan orgasme, vaginanya menyempit dengan cepat, tetap kuremas buah dadanya yang montok dan kenyal itu.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw “ erang Annisa Trihapsari panjang ketika vaginanya menjepit kontolku dengan kuat, aku tetap menggenjot dengan hujaman demi hujaman kuat, Annisa Trihapsari menegang dengan kaku, matanya eolah terbalik memutih mendapatkan orgasme, dari vaginanya kemudian mengucur cairan panas membasahi batangku, aku juga tidak tahan, Annisa Trihapsari menikmati setiap hujaman batangku dengan keras itu mentok sampai di bagian terdalam vaginanya, Annisa Trihapsari berkelonjotan sehingga aku menahan tubuhnya dengan memegang buah dadanya agar tiak terjerembab, kuhujamkan tiga kali dan kubenamkan dalam dalam batangku, dadaku panas dengan cepat menjalar lewat perut sampai di selakanganku
“Craaaaaaaaaaaaat … craaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaaaaaaat ..craaaaaaaaaaaaat “
Kutembakan isi buah pelirku dalam serta kubenamkan batangku ludes sampai dalam itu, aku berkelojotan dan kami pelan pelan menggelesot, Annisa Trihapsari menekan ke belakang, aku berusaha kuat menahan bobot tubuku ketika orgasme, ketika sampai lantai, aku memangku Annisa Trihapsari yang menduduki selakanganku, kupeluk wanita berjilbab ini dengan erat dan tetap kupegang buah dadanya.
Kami berdua diam dalam posisi duduk di lantai lift itu, kubisikan kata kata ke telinga Annisa Trihapsari lewat luar jilbabnya
“Kamu hebat, sayaang .. aaakuu sudah nggak sabaran nidurin kamu di rumaaah “ rayuku dengan pelan pelan melepaskan buah dadanya, kemudian mengelus elus pahanya yang mulus itu
Wanita berjilbab itu membuka matanya pelan pelan.
“Iya Haan .. aaah .. nikmat bangeet .. uuh .. memekku basah sekali nih “ sahut Annisa Trihapsari dengan membuka matanya.
“Cabut deeh “ ajakku yang disambut gerakan Annisa Trihapsari hendak berdiri, penisku pelan pelan terserabut dari vagina Annisa Trihapsari, Annisa Trihapsari berdiri sehingga roknya kembali menutupi seluruh tubuhnya, dinaikan roknya dan melihat kemaluannya penuh dengan lendir kental kemudian tersenyum, dilepaskan jilbabnya kemudian mengelap vaginanya dengan jilbab warna coklat itu, kemudian memandangku dengan tersenyum
“Aku lap kontolmu yaaa “ tawar Annisa Trihapsari dengan tanpa permisi mengelap kontolku dengan jilbabnya, dilap di bagian ekor belakang jilbab itu
“Oke deeh .. yuuk kita sudahin .. pake bajumu .. “ ajakku dengan menarik celanaku dan memberikan celana dalam milik wanita berjilbab ini. Annisa Trihapsari tersenyum menerima celana dalamnya itu, aku memakai celanaku dan kemudian membantu Annisa Trihapsari memasang branya yang terlepas, kemudian aku menarik resluting di punggungnya itu.
Kembali jilbabnya di pasang, di bagian belakang terlihat bercak lendir setengah basah. Selesai kami rapi memakai pakaian, Annisa Trihapsari langsung memelukku dan menghujani dengan pagutan mesra, kubalas pagutan itu, Annisa Trihapsari kemudian tersenyum
“Nanti malam yaaa .. “ ajak Annisa Trihapsari tidak tahan lagi
“Oke deh .. tunggu ajaaa .. lewat belakang atau depan masuk rumahmu ?” tanyaku
“Samping ajaa .. ini aku bawa kunci cadangan “ kata Annisa Trihapsari membuka tasnya yang kuambilkan
“Oke deeh .. sip .. “ kataku sambil mencium di dahinya, mendadak lampu menyala kembali dan kami tergoncang kembali, kupeluk Annisa Trihapsari yang memelukku karena ketakutan, pelan pelan lift itu turun dan kami berhenti pada lantai di bawahnya
muka mesum annisa trihapsari “Kita keluar saja yaa “ ajak Annisa Trihapsari dengan menarik tanganku keluar, kami keluar dengan kurangkul wanita berjilbab ini, Annisa Trihapsari sendiri merangkulkan tangannya di pinggangku, kami hendak berpisah kemudian di lantai bawah, Annisa Trihapsari panik karena badannya masih setengah basah, aku kemudian duduk di kursi ruang tunggu itu, kupeluk tubuhnya agar tenang, kami sampai diam tanpa bicara selama seperempat jam.
“Sayaang “ sapa Annisa Trihapsari dengan memecah kesunyian
“Yaap “ jawabku dengan membuka mataku
“Yuuk aku dah kering .. tapi antar aku ke toilet .. aku takut sendirian “ ajak Annisa Trihapsari dengan menarik tanganku
“Boleh ngintip kamu kencing, sayaaang “ godaku
“Boleeeh “ jawab Annisa Trihapsari dengan tersenyum, kami kemudian masuk ke dalam toilet itu, kusaksikan Annisa Trihapsari membuka roknya kemudian menurunkan celana dalamnya, vaginanya masih memerah, Annisa Trihapsari cuek melihat tingkahku, aku sebenarnya pengin lagi, namun kutahan nafsuku karena sudah menginjak malam. Kami kemudian keluar dari toilet itu, tinggal dua lantai kami turun. Kami berpisah di lantai nomer dua dari bawah itu, kembali Annisa Trihapsari memagut bibirku dan tangannya nakal meremas batangku
“Kutunggu kontolmuu di rumah, sayaaang “ goda Annisa Trihapsari dengan melepaskan tanganku yang meremas pantatnya, Annisa Trihapsari kemudian meninggalkan aku dengan cepat cepat, sebelum lenyap keluar turun dari tangga tersenyum penuh arti padaku, malah tangannya mengacungkan jari tengahnya padaku. Terlihat di bagian belakang jilbabnya basah karena mengelap selakangan kami yang berlendir itu.
“Oke deh “ kataku membalas dengan mengepalkan tanganku, jempolku kususupkan antara telunjuk dan jari tengah, Annisa Trihapsari tertawa terpingkal pingkal. Annisa Trihapsari lenyap turun, aku sengaja make lift lagi. Turun selantai tidak ada masalah, aku keluar dari lantai bawah, di bagian bawah ternyata masih ramai, malah ada yang mengatakan di lantai paling atas masih tertinggal bberapa orang, mataku memandang ku lihat Annisa Trihapsari sudah keluar gedung.
Aku kemudian keluar lagi dari lift dan kemudian turun dengan tangga masuk ke lantai parkir basement, kuambil mobilku kemudian aku keluar, ketika mobilku keluar itu, Annisa Trihapsari hendak menyeberang
Kubuka kaca mobilku.
“Ntar malam ya, sayaang “ sapaku dengan tersenyum
“Oke deeh .. kutunggu “ jawab Annisa Trihapsari dengan tersenyum, aku kemudian melajukan mobilku, berbelok ke arah blok M, kutinggalkan gedung itu yang memberikan tempat nikmat untuk menyetubuhi wanita berjilbab itu yang ini kulihat dari cara jalannya seperti menahan rasa sakit habis kesodoki dari belakang.

0 komentar:

Posting Komentar