blog visitors

Kepuasan Evie Tamala (3)


et Aku sudah tidak tahan lagi ingin menyemburkan air maniku di vagina wanita berjilbab ini, pagutan demi pagutan yang mesra dari Evie Tamala membangkitkan gairah kami, Evie Tamala semakin agresif menyerangku dengan meremas batangku serta mengocoknya dengan gemas, bibir kami saling menghisap dan setiap hisapan itu sampai menimbulkan suara kecapan. Evie Tamala sampai tersenyum merasakan pagutan itu, kemudian lidah Evie Tamala menjulur lagi dan kusambut lidah itu bertubukan dengan lidahku, Evie Tamala semakin gemas, lidahnya melesak masuk dalam mulutku, di dalam mulutku itu lidah kami saling bermain, tekan lidah itu semakin kuat, apalagi tangan Evie Tamala semakin gemas mengocokku, sedang aku meremas buah dadanya yang ranum itu, Evie Tamala menggelinjang dengan sangat erotisnya. Jilbab warna hitam masih terpasang di kepalanya dengan manisnya setengah basah. Kami mengakhiri permainan lidah kami dengan saling melumat penuh nafsu, gairah seks Evie Tamala semakin meningkat tajam, kocokannya semakin cepat dan nakal, kepalanya menggeleng geleng menonton tangannya mengocok batangku, kemudian kepala turun dan menekan batangku bulat bulat dan dipermainkan oleh lidahnya, mulutnya membuka sangat besar, batangku penuh sesak dalam mulutnya. Kemudian Evie Tamala mengeluarkan batangku dengan mengocoknya kembali, lepas itu lalu kepalanya turun dan lidahnya menjilati batangku dengan rakus, lebih rakus lagi dibanding mengulum kontolku
“Teh Eviee aaaaaaah .. piawai mainin kontol deeh aaaaaaaaauh sssssshh .. sudaah Teeh .. sudaaah … bisa muncraaaaat .. aaaku pengin penuhi memek Teh Evie dengan spermaku “ sahutku dengan menahan kepala Evie Tamala yang masih bermain dengan telurku itu. Evie Tamala kemudian menaikan kepalanya dan menatapku, kulumat bibirnya itu sampai membuat kami megap megap.
“Segera keluarkan kemampuaanmuu .. sodokin memekku .. “ kata Evie Tamala dengan membuka pahanya
“Jangan di sini Teh .. aku pengin Teh Evie ngangkang duduk di meja yaaa “ ajakku dengan turun dari ranjang dan menarik tangan wanita berjilbab ini.
“Okeee deeeh .. bosan di ranjang yaa “ sahut Evie Tamala dengan ikut keluar dari ranjang kemudian naik ke tempat meja rias itu, kebetulan selakanganku ngepas ketika Evie Tamala dengan manjanya naik dan kemudian merangkulkan kedua tangannya di pundakku
“Segera masukin kontolmuuu .. genjot Teh Evie semaumu .. semburin spermamu “ ajak Evie Tamala dengan mengarahkan kepalaku agar berhadapan dengan wajah wanita berjilbab ini.
Senyuman manis diberikan padaku oleh wanita berjilbab yang merupakan penyanyi dangdut papan atas, pahanya dilebarkan sehingga vaginanya yang penuh jembut itu terlihat sangat memerah akibat sodokanku yang berkali kali menghujam keluar masuk.
“Pleasee .. segera masukin “ perintah Evie Tamala tidak sabaran lagi dengan membuka pahanya lebar lebar, aku kemudian mendekat dan memegang batangku menusuk ke lubang memerah itu, Evie Tamala sampai melihat ke bawah bagaimana penis besarku pelan pelan mendesak masuk, Evie Tamala sampai tidak percaya, batangku yang besar itu pelan pelan mulai tenggelam, belahan daging vaginanya itu seolah olah mengalah memberikan ruang pada kontolku untuk masuk.
“Uuuuuuuuuuh .. luaar biasa kontolmuu sayaaaaang teruusin yaaa .. aah tariik dulu .. desaak lagi “ sahut Evie Tamala dengan merem kemudian, tak lama membuka matanya lagi.
“Ck ck ck ckc ssssssssh sssssssssshhh .. nikmaat sekali sayaaang .. kontolmuu benar benar besaaar .. sanggup masuk ke memek Teh Evie .. masih sempit ya sayaaang . “ puji Evie Tamala dengan tersenyum dan kemudian mengecup bibirku.
“Tahaan ya sayaang .. rasakan jepitan Teh Evie “ tahan Evie Tamala di perutku agar aku tidak maju
“Aaaaaaaaauuh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh . saaakit aaaaaaaaaaaaaah Teeeeh aaaaaaah “ jeritku merasakan jepitan itu ketika kedua pahanya merapat, Evie Tamala sampai terpejam sangat erat sekali merasakan batangku terjepit keras.
“Sssssssssssssssssssh ssssssssssssssssssssshh sssssssshh ssssshhh hhhhhhhhhh “ desis Evie Tamala yang kemudian membuka pahanya lagi
“Hhhh .. hhhh .. luaar biasa rasanya, sayaang .. ayo masukin lagi “ perintah Evie Tamala yang dengan gemas menepuk pipiku yang merasakan nikmatnya dijepit dengan mataku terpejam erat.
Aku kemudian menata nafasku sebentar, kutarik batangku dan kutekan lagi, Evie Tamala semakin melebarkan pahanya sehingga batangku semakin menerobos masuk lebih dalam di lubangnya yang becek ini, wanita berjilbab ini sampai merintih kesakitan merasakan batangku lebih dalam, matanya kini terbalik lagi memutih, kepalanya mendongak ke atas merasakan nikmatnya
“Aaaaaaaaaaaaaaaaoh uuuuuuuuuh .. enaaaaaaaaak .. teruuuuuuuuuuus .., mentokin .. mentokin aaah aaaaaaaaaauh aaaaaaaaaaaaaaoh “ erang dan rintih Evie Tamala semakin tak karuan, tubuhnya ikut bergelinjang seiring batangku pelan pelan hanya menyisakan sedikit untuk amblas tertanam dalam lubangnya yang becek itu.
Dengan sekali tarikan dan dorongan kuat batangku akhirnya amblas disertai pekikan kami
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh .. “ jerit kami berdua dengan tertawa cekikian. Mata Evie Tamala membuka kemudian merasakan mentoknya batangku, Evie Tamala sampai merasakan kesakitan itu
“Ssssh sssssshh hhh .. sayaaang .. segera genjot .. kontoli Teh Evie segeraaa .. genjot “ perintah Evie Tamala yang sudah tidak tahan
“Keluar di mana Teeh ?” tanyaku
et 1 “Di dalaaaaaaam .. awas kalo diluaaar “ ancam Evie Tamala dengan gemas dan kemudian kedua kakinya menjepit pinggangku, memberikan ruang pada pantatku untukbergerak maju mundur.
Kugerakan batangku pelan pelan sampai membuat Evie Tamala menjerit lagi dengan suara yang dikecilkan
“Aaaaaaaaaaaaoh sssssssshh ssssssshh .. teruus Burhaan .. Burhaaan aaaaaah . enaaaaaak .. nikmaaaaaat .. uuuuuuuuuuh aaaah uuuuh aaaaah uuuuuh aaaaah uuuuh aaaaah .. aaaaaaaaaoh .. nikmaaaaat ..aaaah kontolmu aaaaaaah .. aaaaaaaaauuh .. memekku aaaaah aaaaaauh aaaauh sssssshh sssssshh aaaaaaach .. “ erang Evie Tamala tak karuan merasakan batangku keluar masuk dengan lancar setiap genjotan itu.
Persetubuhan yang semakin panas, Evie Tamala memegang kepalaku dan mengajakku saling berpagutan sedang tanganku berada di buah dadanya meremas remas. Gelinjang tubuhnya semakin tak karuan, rintihan,erangan, desahan Evie Tamala semakin tak karuan
“Ooh sayaang enaaaaaaaaaak .. teruus …cepataan dikit aaaah . nggak taaahaan .. aaaaah .. kontooolmu aaaaaaah .. teruuuuuuuuuuuuus aaaaaaaaaah aaaaaaaaauh aaaaaaaah uuuuuuuh ssssssssshh ssssshh ..aaaaaaaaaauh “ erang Evie Tamala dengan menarik kepalanya dan badannya disandarkan ke cermin itu.
Kugenjot vagina wanita berjilba ini dengan lebih cepat, aku juga sudah tidak tahan lagi, genjotan demi genjotan itu sampai membuat suara gaduh di selakangan kami
“Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep .. Sreeeeeep ..”
Suara yang sangat merdu perlawanan antara kontolku dengan vagina Evie Tamala yang semakin membasah itu, gejolak birahi Evie Tamala semakin meluap, namun tak lama kemudian Evie Tamala melemas tak kuat merasakan nafsuku yang menggila itu, batangku dengan cepat dan kuat mendesak keluar masuk vaginanya, Evie Tamala menjerit jerit namun kubekap mulutnya karena berada di hotel.
Wanita berjilbab ini menyadari, kemudian dengan masuk memandangku dengan sayu kemudian melihat vaginanya dimasukin batangku yang menggenjotnya
“Burhaan aaaaah nggaaak kuaaaaat aaaaaaah .. teruuus .. dikit lagi, sayaang aaaaaaah aaaaaauh “ erang Evie Tamala tidak tahan, matanya kini terpejam, badannya maju lagim, kuremas buah dadanya dengan kuat dan kulihat wanita ini sudah pasrah
Penisku sudah tidak tahan lagi, keluar masuk vagina wanita berjilbab ini dengan cepatnya, Evie Tamala tidak kuat, jepitan kedua kakinya semakin erat, jepitan vaginanya semakin merapat dan Evie Tamala mendapatkan orgasme mendahului aku dengan membusung memberikan buah dadanya, kuremas buah dadanya itu, kepalanya ikut menggeleng geleng, remasanku di atas jilbabnya itu untuk memberikan daya maksimal orgasme
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaoh … sudaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Evie Tamala panjang dengan tubuh menegang dan kemudian berkelonjotan, dari vaginanya mengucur cairan panas membasahi batangku.
Kugenjot terus karena aku sudah tidak tahan, Evie Tamala pasrah merasakan genjotan cepat dan kuat itu sampai menimbulkan gesekan lebih merdu, Evie Tamala tidak bisa mneikmati orgasmenya lama karena aku terus menggenjotnya
“Sudaaaaaaah aaaaaaah saaaakit “ keluh Evie Tamala dengan lemah.
Genjotan itu akhirnya membuatku tak kuat lagi, dadaku panas sekali dan menjalar cepat ke selakanganku.
“Craaaaaaaaaaaaaaat craaaaaaaaaaaaaaaaaaat craaaaaaaaaaaaaat craaaaaaaaaaaat “
evie tamalaaaaa Kubenamkan kontolku dalam dalam di vagina Evie Tamala yang sudah pasrah itu, spermaku muncrat tak karuan memenuhi vaginanya itu, aku merasakan tubuhku menegang tak karuan kemudian berkelonjotan dan ambruk ke depan memeluk wanita berjilbab ini, Evie Tamala memelukku erat dan mengelus elus punggungku, kurasakan aku berkelonjotan dalam pelukan Evie Tamala.
Kurasakan tubuhku enteng, kurasakan penisku ada cairan kental memaksa keluar dari sela sela vagina Evie Tamala yang sudah terkapar memelukku. Kami diam seribu bahasa, hanya nafas kami yang tak teratur saling menyahut. Lama kami terdiam.
Hampir sepuluh menit kami diam, Evie Tamala menepuk nepuk pundakku, aku pun membuka mataku. Evie Tamala tersenyum kemudian mendorongku
“Sudah, sayaang .. kita terusin setelah aku manggung yaaa .. segera kembali ke kamarmuu “ kata Evie Tamala dengan tersenyum, kutarik penisku yang seret itu, dan kusaksikan vagina Evie Tamala berceceran air maniku yang kental, Evie Tamala dengan cuek kemudian turun, aku kemudian mencopot jilbab Evie Tamala kulap penisku dengan jilbabnya, Evie Tamala merebut jilbab warna hitam itu dengan kesal, namun sudah terlambat
“Nggak kuentotin lagi tahu rasa “ ancamku yang disambut dengan cubitan tangan Evie Tamala.
“Awas ya kamu .. kalo nggak dataang “ ancam Evie Tamala dengan gemas, kemudian membuang jilbabnya yang sudah berlendir itu.
Kupeluk dan kuhujani dengan ciuman mesra, Evie Tamala menanggapi pagutanku, kami diam sejenak di ranjang, aku menarik kembali jilbabnya dan penisku kulap sampai bersih. Kemudian kupakai celanaku, bajuku. Kupeluk wanita ini sekali lagi. Aku kemudian berpakaian rapi, kuremas pelan buah dadanya, Evie Tamala hanya tersenyum dan aku keluar dari kamarnya. Kuhempaskan tubuhku di kamarku.
Pagi pagi kami bertemu ketika makan pagi, Evie Tamala sampai tersenyum padaku, pagi ini Evie Tamala begitu sangat anggunnya, lebih ramah dan penuh kepuasan. Nada bicaranya semakin menyejukan bahkan tidak mudah tersinggung.

0 komentar:

Posting Komentar