blog visitors

Kuhamili Tina Talisa (3)

Menghamili Tina Talisa (3)

Tidur adalah keinginanku pagi itu sesampai di rumah, kupuaskan tidurku dengan nyenyak, bahkan aku sampai terbangun pukul 3 sore. Badanku rasanya segar sekali. Ku minum vitamin dan makanan bergizi sore itu untuk memulihkan stamina, biar persiapan menghadapi pertempuran dengan Tina Talisa. Letih juga memuasi Tamara Bleszinsky. Tapi aku puas juga … tapi rasanya aku kurang pede dengan acara bercinta dengan Tina Talisa nanti malam. Ku paksa diriku berolah raga ringan sore ini, hanya sejam saja. Badanku kembali segar.. pulang ke rumah aku mengerjakan beberapa pekerjaan ringan, pikirannya hanya pada kedua wanita itu. Edan ! mana bisa kerja ! Uang sih nggak jadi pikiran, aku jika perlu minta Tamara Bleszinsky atau Tina Talisa pasti dikasih, tapi aku tak mau.
Jam sudah mendekati jam 10 malam saat aku memberesi latopku dan kumasukan ke dalam tas lalu aku bergegas keluar Jakarta, aku sampai di sana sekitar setengah dua belas, dan aku sungguh terkejut ternyata Tina Talisa sudah berada di sana. Kupeluk wanita itu dan kucium bibirnya.
“Kangen ya … “
“Iyalah … masak nggak kangen … “ kataku sambil mendorong dia jatuh ke sofa dan menindihnya
“Sabar deh .. sabar .. “
“Mana bisa sabar melihat kemontokan tubuhmu Tina … “
Tina Talisa tertawa.
“Aku serasa nggak tahan menunggu hari sabtu … bener bener letoy tuh suamiku … bosan aku main dengannya … “
Kami saling berciuman mesra di sofa itu, pagutan dan ciuman membuat kami larut dalam birahi. Kontolku seakan mau menjebol celanaku karena sesak saking ngacengnya. Sedang Tina Talisa sudah kelihatan basah pada celana panjangnya.
“Kau ngompol ya Tina .. “
“Nggak tahan deh aku kau kerjai … “
Kubuka kaosnya dan kelihatan BHnya yang indah beserta isinya yang tak muat dalam BHnya, kubuka tali BHnya dan kubuang lalu ku kulum putingnya kuremasi buah dada sebelah kiri. Tina Talisa mendesah dan meremas-remas kepalaku, tangan satunya turun kebawah dan meremas penisku.
Puas aku mengerjai buah dadanya, kutarik celana panjangnya, Tina membuka kaosku dan membuangnya ke meja. Aku berdiri dan langsung membuka celanaku beserta celana dalamnya. Tina Talisa berbinar melihat penisku yang siap mengoyak oyak vagina
“Punyamu makin besar saja sayang .. “ ujarnya sambil menyentil penisku dengan gemas
“Auhhhhhhhh .. sakit tahu .. “
“Biarin … “balasnya tak kalah galak
Kutarik celana dalam Tina Talisa, jembutnya sungguh enak dipandang
“Jangan kau cukur jembutmu Tina .. aku suka .. “
“Bicaramu jorok .. “ujarnya dengan genit
Tina meremas penisku dan menarik tanganku agar aku duduk, kami sudah bertelanjang semua. Tina langsung mencium penisku dan mulai menjilatinya. Aku hanya melenguh dan sesekali meremas buah dadanya. Ku putar tubuhnya di sofa agar menjadi gaya 69. Kami saling mengerjai alat kelamin berlawanan. Tina Talisa sangat rakus menelan penisku yang besar, demikian pula aku juga mengerjai vaginanya. Kami berhenti ketika Tina Talisa tak tahan dan memuncratkan cairan kewanitaannya.
“Gila .. aku ketagihan akan dirimu Han … “
Aku hanya tersenyum dan kuangkat Tina Talisa dan agar posisi menungging dengan berpegangan pada sofa. Dari belakang aku mencoba memasukan penisku.
“Han .. aku nggak tahan kalo make gaya doggy stil deh .. “
“Coba saja dah .. yang penting enak .. “
Aku memasukan penisku dari belakang, kuremas buah dadanya yang bergelantungan indah. Gila .. buah dadanya benar benar indah dipandang dan diremas.
Penisku masuk dan menghujam ke dalam, jepitannya sungguh membuatku merem melek, kuremasi bokongnya, lalu aku mulai menyodoknya, sodokannya membuat Tina Talisa semakin bergoyang, buah dadanya ikut bergoyang seirama sodokannku
“Auh .. enak sayang .. terus .. terus .. “
Aku memacu tubuh Tina Talisa, Tina Talisa menjerit tak karuan akan sodokanku
“Sodok yang keras sayang … buat aku KO .. “
Kami saling memacu, tubuh Tina Talisa semakin mengkilap berkeringat, tubuhnya yang kusodok dari belakang semakin bernafsu untu menuntaskan ronde pertama.
“Sayang .. aku mau keluar … ayo .. terus .. “
Tak lama kemudina Tina Talisa menjeit tanda orgasme
“Sayyy… aku …. Keluar … “
Cairannya membasahi penisku dan keluar dari sela sela sodokanku, kupercepat sodokan ku dan meremas remas buah dadanya yang bergelantungan. Tina melemas dan penisku lepas dari sarang dan jatuh terkurap di sofa.
“Terima kasih Han … sayang .. “
Kubiarkan Tina Talisa menikmati orgasmenya. Dah 2 kali Tina Talisa mengalami orgasme.
Kubawa wanita itu ke kamar dan kubiarkan Tina Talisa istirahat. Kugumuli wanita kesepian ini diranjang, Tina Talisa semakin liar ketika aku dengan gemas menindihnya. Tina Talisa duduk dipangkuanku dan penisku sudah menancap dengan nikmat.
“Sayang … kau harus keluar … kita teruskan .. “
Kami saling memacu dan memeluk dengan erat, erangan demi erangan memenuhi kamar itu. Villa yang yang menjadi saksi di mana aku menghamili w anita ini.
Aku merasa ada desakan dari atas penisku dan benar saja .. aku menumpahkan isi penisku ke rahimnya dan semprotannya sangat dirasakan Tina Talisa
“Gila .sayang . oh penismu benar benar nikmat .. Oh .. hamili aku sayang .. hamili aku … “
Aku orgasme Tina Talisa pun juga mengalami hal sama sehingga kami sangat lemas dan tidur saling memeluk.
Kami malam itu menghabiskan waktu dengan mengumbar hubungan seksual dengan dashyat, kami melakukan berbagai gaya, ditambah makanan sate dan minuman keras agar birahi kami tetap terjaga.
Kami saling memacu, memilin , meremas dan memeluk, penisku sering dikulum Tina Talisa, dan air maniku ditelan bulat bulan dan bilang enak. Demikian pula aku, cairan kewanitaannya aku telan ke dalam mulutku dan itu membuat Tina Talisa semakin senang
“Sayang … andai kau suamiku .. “
“Sudahlah Tina … jika kita ada waktu kau boleh minta kapan saja … “
Kutindih Tina Talisa, tubuhnya lemas tak terkapar malam itu ketika jam sudah menunjukan pukul 4 dinihari. Kami sangat lemas saat kami bangun pagi hari, aku hanya tiduran, aku terbangun karena yang kupeluk hanya guling.
Aku keluar kamar dengan telanjang, ku lihat Tina Talisa duduk di sofa dengan telanjang namun sudah bersih dan cantik tidak acak-acakan
“Mandi dulu sayang .. habis mandi kau boleh menggumuli aku .. “ ujarnya genis sambil meremas buah dadanya sendiri.
Aku bergegas ke kamar mandi, kusiram tubuhku dan kusabuni, namun karena terangsang hebat aku langsung ke ruang tengah tanpa mengelap tubuhku dengan handuk, langsung saja kuterkam Tina Talisa, kugumuli dirinya
“Kau mandi tergesa-gesa nggak tahan ya .. “
Aku tak berkata apa apa . kuremas remas buah dadanya yang membusung itu, putingnya mulai mengeras seiring rangsanganku
“Kau bener-benar seperti hewan kelaparan Han .. “
“Aku tak tahan Tina .. “
Tina meremasi kepalaku dan mencium bibirku.
“Kita akan bercinta seharian sayang … siang ini sampai selama di sini kita tak perlu keluar rumah dan tak boleh memakai pakaian .. biar kalo pengin ngesek langsung saja .. “
Kuarahkan penisku pada lubang vagina Tina Talisa, aku tak sungkan memaksakan penisku masuk, ini membuat Tina Talisa menjambaki rambutku.
Aku mengocok vagina Tina Talisa keluar masuk di sofa, Tina begoyang goyang sangat erotis dan kami saling berteriak ketika kami mendapatkan orgasme di pagi hari itu.
Kami berhenti bercinta ketika kami sudah diburu lapar.
Kami makan dengan bertelanjang.
“Sayang …”
“Ya .. “
“Mainmu sangat enak .. maukah kau membaginya dengan wanita lain .. “
“Nggak mau .. “ujarku bohong
“Please .. “
“Kau cerita pada orang lain ya Tina .. sialan kau … “
“Dengar dulu,sayang .. jangan marah … “
“Aku memang cerita dengan temanku, tapi kami memang dah biasa kok saling merahasiakan … dia ingin sekali merasakan permainan seks .. “
“Siapa dia ?”
“Berjanjilah mau melayaninya,sayang … aku rela kok kau main dengannya .. “
“Baik …”
“Namanya Alice Norine .. “
“Well … “
“kasihan dia kesepian … takut mencari partnet seks .. kalo kau mau akan kuberikan alamat rumahnya .. “
“Tapi aku tetap suka kau Tina … jarang jarang aku meilhat Alice Norine, kalo dirimu mah sering “
“Baiklah .. yuk kita lanjutkan “
Kami bercinta di semua tempat di dalam villa itu. Di ruang tamu, ruang tengah diddapur, kamar mandi dan kamar tidur, seisi rumah villa itu berantakan.
Kami sangat kelelahan sore itu.
“Han .. aku kok merasa hamil …. Makasih ya .. “
“nggak salah Tina .. jangan benih suamimu .. “
“Nggak ah .. berapa kali suamiku menyemprotkan nggak hamil2 … letoy dia .. tapi aku yakin deh .. tapi aku ingin perempuan deh … “
“Aku manut saja … “
Aku diam sesaat dan melanjutkan
“Kau tak menyesal Tina jika aku yang menghamilimu .. “
“Aku senang ,sayang …. “
“Aku jadi kurang diperhatikan nanti .. “
“Nggak sayang .. yang penting kita tak main di rumahku … “
Kami sangat kecapekan dan tak mampu lagi melanjutkan kami tertidur dengan telanjang di karpet merah di ruang tengah. Kami masih ada permainan nanti malam.

0 komentar:

Posting Komentar