blog visitors

Maniak Seks Evie Tamala -1


evie tamala seksi Wajahnya masih menyisakan kecantikan, umurnya sudah menginjak paruh baya sekitar 41 tahun, jadi menjadi masa keemasan ketika libido seksnya meningkat tajam. Wanita penyanyi dangdut berjilbab ini masih menjadi primadona bagi banyak kalangan penggemar dangdut. Sontak aku merasa terkejut ketika sedang berada di sebuah hotel di Bogor, selentingan kabar ternyata Evie Tamala akan manggung besok malam dalam acara yang digawangi entertainment di Bogor. Padahal aku sebenarnya tidak ada niat menginap di hotel itu, aku dikontak pihak panitia untuk membantu, namun aku belum mengiyakan untuk memanage acara itu. Lagian kedatanganku ke hotel itu semata mata besok siang ada acara seminar tentang pemberdayaan internet untuk pedesaan. Aku sendiri tidak mengira kalo Evie Tamala sendiri yang mengenalku, padahal aku sendiri tidak mengenal. Wanita ini semakin anggun dan terkesan sangat alim, terlihat sangat religius dengan balutan jilbabnya yang menambah kecantikan dan kemolekan penyanyi ini. Kontolku bahkan sontak berdiri melihat kemolekan tubuhnya, buah dadanya yang kencang sepanjang aku lihat dari gamisnya yang hitam itu.
“Eh .. kamu Burhan khan ? yang sering mondar mandir di tempat Frans “ sapa Evie Tamala dengan tersenyum padaku ketike hendak menuju ke lantai atas, balutan hitam jilbab itu semakin membuat ingin berbuat mesum padanya.
“Oh yaa .. duh .. ini Teh Evie ya .. sampai nggak nyadar deh .. “ kataku dengan menyapa, namun aku tidak menyalami karena muslimah ini sangat ketat dalam menjaga jarak dengan lelaki bukan muhkrimnya, sehingga salaman kami tidak bersentuhan.
“Sedang apa nich di sini ?” tanya Evie Tamala dengan gaya bahasa khas anak muda sambil menyampirkan ekor jilbabnya itu ke pundak, seolah olah hendak memamerkan bagian dadanya padaku
“Lho khan ada seminar Teh .. lagian besok khan Teh Evie manggung .. acaranya bareng .. tapi nggak tahu nich .. “ kataku dengan memandangnya sambil tersenyum memuji kecantikan dan kemolekan wanita ini.
“Kamar kamu di mana ?” tanya Evie Tamala
“Lantai atas .. “
“Oh ya .. dekat donk .. “ sahut Evie Tamala
“Kalo bisa sih sekamar sama penyanyi favorit saya “ candaku yang kebablasan dijawab dengan sikap tersinggung Evie Tamala namun kemudian langsung disikapi dengan tertawa
“Jahil nich kamuu “
“Maaf deh Teh Evie .. saya kecoplosan .. nggak ada maksud apa apa .. “ kataku dengan tersenyum dan ingin berlalu karena ada persiapan untuk bertemu dengan direktur hotel ini. Ketika aku berpamitan meninggalkan Evie Tamala, kulirikan sejenak, ternyata Evie Tamala sendiri memperhatikan aku lenyap dari kelokan ke tangga lantai atas.
Aku bertemu dengan Evie Tamala ketika makan malam, malam yang anggun, ditemani dengan beberapa krunya, namun aku sudah mencari informasi kalo Evie Tamala sendiri di kamar sendirian, karena hotel penuh, maka anak buahnya ditaruh di kamar lantai bawah. Kebetulan kamar Evie Tamala berada di depan kamarku, sontak aku pengin merasakan kemolekan Evie Tamala ini, siasat kususun, kusimpan obat perangsang di sakuku, kebetulan ada pegawai hotel yang mengantarkan minuman dan menanyakan aku ketika hendak keluar kamar, ditanyakan mana kamar Evie Tamala , kuajak sebentar sebelum menunjukan kamar Evie Tamala, pegawai itu meletakkan nampan dan minuman teh hangat itu di meja depan kamarku, kuberikan uang untuk membeli rokok, kurangkul dan kusisipkan uang di sakunya sehingga dia membelakangi nampan dan gelas itu.
“Lihat tuh .. “ tunjukan pada suatu tempat dipojok, padahal tanganku kemudian mencelupkan obat perangsang itu gelas itu dengan membuka tutup gelas kucemplungkan obat itu, obat itu cepat meresap ketika aku berbicara padanya
“Ada apa pak ?” tanya pegawai hotel itu
“Yang nata tanaman kurang rapi, mustinya tanaman yang besar dibawah .. “ kataku membuat sudut pandang tanaman
“Iya sih Pak .. tapi itu bukan tugas saya .. “ kata pegawai itu hendak berbalik badan mengambil nampan, sambil berbicara padaku tanpa melihat ke gelasnya hanya melihat nampannya saja
“Oke deh .. saya tunggu rokoknya ya .. aku mau turun sebentar .. susah dapat sinyal “ kataku membuat alasan, setelah itu aku turun, kami bertemu lagi di kelokan tangga. Tak lama kemudian rokokku pun datang
Aku kemudian mencoba memancing siasat, kugodain Evie Tamala dengan sms lucu lucu menjurus ke arah seks membuat Evie Tamala sampai menelponku.
“Emang kamu suka gituan ya Han .. dosa itu .. nggak baik “ kata Evie Tamala dengan nada yang sangat halus dan ramah
“Nggak juga Teh .. itu khan cuma joke .. lalu gimana dengan Teh Evie ?” tanyaku untuk menginterogasi lebih lanjut
“Dingin deh .. aku habis minum teh, rasanya beda .. kamu mau tidur ?” tanya Evie Tamala dengan ramah
“Belum teh .. masih menyisakan pekerjaan kantor .. tapi Teh Evie baik baik saja khan “ kataku sambil mengulur ulur waktu agar reaksi obat itu kian merangsang Evie Tamala. Tak lama kemudian Evie Tamala mulai kegerahan
“Burhan .. kok mulai panas ya .. kamu merasa nggak sih ?” tanya Evie Tamala dengan suara parau dan berat
“Iya sih Teh .. malama malam begini enakan bersama pacar deh .. bisa anget anget gitu “
“Huss .. eeeh .. kamu kok bicaranya suka gitu sih “
“Habis aku kangen sama pacar Teh .. secantik Teh Evie “ rayuku
“Haaaaaah ! saya dah tua “ serabut Evie Tamala
“Tapi Teh Evie tetap saja cantik kok .. malah molek .. gimana deh .. kita ngobrol aja .. atau aku ke kamar Teh Evie ?” rayuku
“Jangan deeh .. tapi aah .. kok badanku makin panas nih .. ada yang nggak beres dengan tubuh ku “
evie T “Aku cek aja ya deh Teh “ kataku dengan menutup telepon, aku langsung keluar kamar dan membuka kamar Evie Tamala yang sedang memijit kepalanya seperti kena pusing, jilba warna hitam terpasang rapi di kepalanya, kedatanganku yang nekada itu sampai membuat Evie Tamala terperanjat sambil menggeleng pelan, namun matanya berat karena rangsangan obat itu. Posisi duduk di ranjang itu semakin tidak karuan, bagian rok bawahnya tersingkap namun Evie Tamala tidak menyadari kalo aku menatap pahanya yang mulus itu, kukancing kamarnya itu. Lalu aku mendekati,wanita berjilbab ini gemetaran melihatku dengan mata sayu, sesekali memejamkan matanya yang berat menahan gelombang rangsangan birahi dari obat itu. Aku duduk di sampingnya, badannya lemas seperti orang tak bisa melawan, kuraba pahanya itu sampai membuat Evie Tamala menggeliat
“Jangaaaan … “ cegah Evie Tamala dengan tangan gemulai, kuelus pahanya sampai ke selakangannya sampai membuat Evie Tamala menggeleng geleng, kesadarannya masih menyisakan sedikit, namun rangsanganku sampai membuat Evie Tamala semakin terangsang, matanya terpejam merasakan sentuhan tanganku yang bergerilnya menyingkap rok panjang itu
“Eehh ssssshh sssssshhh .. aaaaaahh .. aaauh . duuh … enaaaaaak .. “ sahut Evie Tamala dengan suara tak karuan mendesah itu, kutarik celana dalamnya sampai membuat Evie Tamala terpekik matanya membuka dipaksakan.
“Tolong jangaaan .. jangan .. ini dosa “ cegah Evie Tamala menahan tanganku yang sudah menarik celana dalamnya itu, aku kemudian langsung memeluknya, menghujani dengan pagutan, Evie Tamala tidak menanggapi, namun tak lama kemudian bibirnya membuka dan kami saling memagut dengan mesra, Evie Tamala memejamkan matanya menikmati pagutan itu
“Oooh ssssssssssh sssssssshhh … “ desis Evie Tamala ketika lepas kami berpagutan dengan lebih lama, tanganku bergerilnya sampai masuk ke gamisnya serta meremas buah dadanya yang sedikit kendor itu. namun buah dadanya lama lama menjadi mengeras seiring rangsangan itu. Evie Tamala semakin terbakar birahinya, pagutan demi pagutan itu semakin menambah gairahku untuk menggarap wanita berjilbab ini, pelan pelan kunaikan gamisnya dan kuremas buah dadanya. Evie Tamala mendesis tak karuan, matanya terpejam kembali merasakan pagutan dan lumatan serta remasan tanganku di buah dadanya, kutindih dan kumainkan tanganku merangsang lebih dalam.
“Sssssssssssssssssshh sssssssssssshhh sssssssshhh hhh .. “ desah Evie Tamala dengan menggelora, kutarik roknya pada awalnya Evie Tamala menolak, namun aku lebih kuat sehingga rok itu menjadi lepas, kemulusan pahanya ke bawah sangat membuat kontolku ngaceng luar biasa. Mata sayu Evie Tamala sesekali dipejamkan. Kulepas celanaku dan kukeluarkan penisku, setelah celanaku lepas, kutarik tangan Evie Tamala dan kududukan lagi, tangannya kugiring ke penisku, ketika tangan evi menyentuh penisku langsung kaget
“Aaaaaaaaaaaaah .. jangaaan .. jangaaaaaaaaaaaaaaan …aaakuu ini muslimaah .. orang taaat beribadah “ tolak Evie Tamala dengan mata membesar, namun kemudian menjadi sayu, kusingkapkan ekor jilbab itu ke pundaknya
“Orang beribadah juga butuh seks khan, Teh Evie .. nikmati kontolku dong Teh “ bisiku sampai membuat Evie Tamala menahan nafas, kubuka tangannya dan kuarahkan kembali, kali ini tangan Evie Tamala mengcengkeram batangku dengan kuat, mata Evie Tamala sampai melotot menyaksikan batangku kembali itu, dadanya naik turun dengan tegangnya
“Ayo deh Teh Evie .. kulum kontolku “ kataku mendesak itu, mata Evie Tamala menggeleng geleng lagi
“Enak kok Teh .. rasakan saja .. masukin mulut Teh Evie .. sedot dan jilati “ racunku semakin menggila dengan menaikan gamisnya yang turun kembali, kemudian kutekan kepalanya yang berjilbab itu semakin dekat dengan batangku, Evie Tamala berusaha melawan namun tidak kuat lagi, panas tubuhnya sangat mempengaruhi libidonya itu, pelan pelan menjilati batangku itu.
Kubiarkan wanita berjilbab ini menjilati batangku dengan pelan pelan matanya terpejam merasakan setiap jilatan demi jilatan
“Teh .. gamis Teh copot dulu yaa .. aku pengin melihat tubuh Teh Evie, kataku dengan memaksakan gamisnya keluar ke atas, tangan Evie Tamala melepaskan batangku, kulepas gamisnya itu
“Aayo Teh .. jilatin lagi .. “ ajakku dengan kembali mendorong kepala wanita berjilbab ini, kali ini Evie Tamala hendak berontak dengan menatapku, namun sorot mataku lebih tajam, Evie Tamala seperti ketakutan
“Telan deh Teh .. ayo Teh Evie .. aku yakin Teh Evie doyan kontol “ kataku semakin vulgar sambil membuka kaitan branya itu, selepas branya lepas aku langsung meremas kekenyalan buah dadanya itu. Desisan Evie Tamala semakin santer, kali ini membuka mulutnya dengan lebar dan menelan batangku dengan lahap
“Enak khan Teh “ rayuku dengan merangsang sambil meremas buah dadanya dengan lembut. Evie Tamala terus melakukan kuluman itu, kuarahkan hapeku di dekat meja ranjang itu untuk merekam adegan Evie Tamala mengulum batangku dengan mata terpejam menikmati. Tubuhnya yang sudah telanjang dan hanya menyisakan jilbab warna hitamnya bertengger di kepalanya.
“Sudah Teeeh .. giliranku bermain dengan memek Teh Evie . “ kataku menahan kepalanya itu, mata Evie Tamala masih terpejam dan kadang membuka dengan sayu, badannya yang mulus itu lemah gemulai, berat sekali melawan logika dan imannya ketika sudah dirangsang sedemikian hebatnya, kutarik kepalanya dan kurebahkan ke ranjang, aku kemudian langsung mengangkangkan pahanya, kujilati vaginanya yang sudah basah itu, jembutnya benar benar lebat sekali, namun sangat rapi.
seksi evie tamala “Sssssssssssssssh ssssssssssssshh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh ssssssssshhh sssssssshh aaaauh “ desis Evie Tamala merasakan jilatan lidahku di belahan vaginanya itu, kuremas buah dadanya untuk memberikan rangsangan lebih membuat Evie Tamala semakin menggeliat dengan gemulai, kubuang pakaian gamis dan roknya ke lantai, pakaianku juga kusingkirkan, luar biasa indahnya muslimah ini dengan kepala berjilbab sedang bagian dada ke bawah polos tanpa penutup sampai sekali, kepalanya menggeleng geleng dengan mata terpejam merasakan oralnya yang menghancurkan sendi sendiri keimanannya.
“Waaaaauh aaaaaaaaaaaauuh sssssssshh aaaaaaaah aaaaaaaauh .. “ lenguh Evie Tamala dengan semakin menggeliat, rangsangan semakin menghebat.
Vaginanya masih terlihat sempit, kubuka daging yang menutup belahan itu sampai membuat Evie Tamala menggigit bibirnya, tangannya ikut meremas buah dadanya.
“Teruuuuuuuuuus aaaaaaaaaaaaaah .. sssssshh sssssssssshh enaaaaak sssssshh hhh “ desis Evie Tamala semakin tak karuan, lidahku menjulur julur, bibirku menghisap sampai membuat Evie Tamala menggeliat bak cacing, geliat tubuhnya sangat merangsangku.
Vaginanya itu kukuak dan julurkan lebih dalam membuka kemaluan itu agar batangku bisa menerobos masuk ke liang surgawinya. Kumainkan kiltorisnya itu sampai membuat Evie Tamala semakin tak karuan geliat tubuhnya montang manting ke kanan kiri, kepalanya menggeleng geleng dengan mata terpejam. Lubang yang semakin memerah seiring jilatanku itu kuterobos dengan lidahku. Kuremas buah dadanya agar lebih terangsang.
Kujilati terus liangnya dan klitorisnya dan aku pengin segera menenggelamkan kontolku di memek Evie Tamala. Segera aku langsung pasang posisi memegang batangku kulebarakan pahanya dan kutekan kepala penisku ke lubang becek nan merah itu, awalnya Evie Tamala meringgis merasakan desakan batangku, kudesak dengan kuat sampai membuat Evie Tamala menjerit
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiit “ erang Evie Tamala dengan mata berarir merasakan kesakitan batangku masuk, matanya membuka pelan pelan, kesadarannya kelihatan semakin kentara dengan mata melotot, matanya melihat ke bawah ketika batangku hendak tenggelam, tangan Evie Tamala menahan selakanganku
“Jangan .. jangaaaan aaaaaah .. tolong deeh .. jangan lakukaaan “ tahan Evie Tamala dengan suara yang masih berat, kutarik tangannya dan kudesakan batangku membuat Evie Tamala semakin pengin memberontak, tapi tenaganya sudah lemah habis menggeliat tak karuan. Matanya kemudian menatapku sehingga aku langsung menindihnya dan melumat bibirnya
“Aaaaaaaaaah please aaaaaah “ tahan wanita berjilbab itu setelah aku berhasil memagut bibirnya, kemudian kudesakan batangku lebih dalam sampai membuat wanita berjilbab ini menjerit lagi
“Aaaaaaaaaaauuh , aaampuun aaaaaaaaaaaah “ tahan Evie Tamala dengan kuat di kepalaku, tangannya kini mencakar hendak berontak, namun aku terus mendesak dan menarik batangku sehingga semakin amblas, kudiamkan sejenak Evie Tamala berontak hendak mencakarku.
“Teriak Teh .. teriaklah “ ancamku dengan membetot kedua tangannya
“Aampun .. jangan lakukan .. jangan perkosa aaakuu “ iba Evie Tamala dengan mata sayu,
“Sudah terlambat Teh .. kita sedang bercinta .. aku tidak memperkosa Teh Evie .. kita bercinta suka sama suka Teh .. “ bisikku dengan pelan membuat mata Evie Tamala membesar.
“Tapi .. tapi “ sahut Evie Tamala tidak bisa berkata kata. Kudesakan batangku lebih dalam, jepitan vaginanya sangat sempit karena batangku besar itu.
Aku langsung menggenjotnya membuat Evie Tamala memejamkan matanya, kunikmati genjotanku itu dengan pelan pelan, Evie Tamala kemudian hanya bisa ah uh ah uh saja merasakan nikmatnya kontolku pelan pelan menyeruak masuk sampai lebih dalam, kuhujamkan batangku dalam dalam sehingga mentok di vaginanya dengan teriak kesakitan Evie Tamala
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh “ jerit Evie Tamala dengan keras.

0 komentar:

Posting Komentar