blog visitors

Nafsu Donna Agnesia Agresif (1)


agnesia donna Aku sudah lama mengagumi Donna Agnesia sejak lama, tubuhnya yang tinggi hampir sejajar denganku, aku merasa akan mendapat lawan seimbang dengan istri Darius ini. Tubuhnya benar benar molek dan menghantam sanubariku ketika aku tidak sadar terpaku di studio RCTI itu. Aku sampai tergagap ketika menonton di studio itu Donna Agnesia menepuk pundakku dari belakang, kebetulan aku diminta oleh temanku untuk merekam dengan cara masuk langsung ke laptop, aku malah berkenalan dengan artis pujaanku ini. Tubuhnya yang tinggi dengan buah dadanya yang sangat indah, tubuh jenjangnya itu menjadi impianku, tidak mudah memang mendapatkan wanita ini. Aku sudah berkali kali mencoba dengan jalan halus memancing mancing namun Donna Agnesia tetap saja belum bisa kutundukan, malah aku terjebak sendiri dengan apa yang aku ucapkan dan langsung disudutkan oleh wanita yang piawai bicara ini, mulutnya memang cerewet, nggak tahu memeknya apa cerewet.
Aku bahkan sampai tertangkap basah mataku menatap busungan dadanya itu sampai Donna Agnesia menelengkupkan kedua lengannya menutup dadanya, namun aku sendiri juga sampai terkejut ketika menengok ke arah belakang mata Donna Agnesia juga melirik ke selakanganku. Entahlah .. aku rasa Donna Agnesia juga doyan seks. Hampir berhari hari aku tersiksa, pengin menikmati tubuh Donna Agnesia yang kuimpikan, malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih.
Tak kusadari ketika aku sedang suntuk di kantor, Donna Agnesia menelpon agar datang ke rumahnya, aku sebenarnya sangat enggan dan malu, kubalas dengan sma ketika aku belum ada waktu ke rumahnya.
“Sungkan dan malu “ ku kirim sms, namun jawabannya tak kalah nakal
“Malu sama siapa ? lha cuma kita berdua kok “ jawab sms yang mengagetkan aku. Kontan naluriku menyuruh aku segera kabur dari kantor. Alfan sampai mencak mencak ketika aku sudah hilang dari meja kerjaku. Aku datang ke rumahnya sampai kesasar, namun aku akhirnya bertemu di rumahnya itu, ketika aku masuk ke dalam pekarangan rumah itu, aku ternyata diawasi oleh Donna Agnesia dari rerimbunan pohon, aku sampai mengetuk rumahnya berkali kali namun tidak ada sahutan, ya dah aku tunggu saja di rumah depan. Mendadak ada sms masuk, isinya juga membuatku sampai berdebar.
“Masuk aja “ sms yang nomernya tak kukenal. Aku nekad masuk ke dalam ruang tengah, dan mataku sampai melotot melihat Donna Agnesia dengan tersenyum padaku, memakai pakaian yang sangat minim, aku bak manusia bego. Donna Agnesia yang tersenyum itu langsung menarikku ke dalam dengan menutup pintu, aku didorongnya menuju ke sofa.
“Aku sudah tahu semua isi otakmuu “ tatap Donna Agnesia dengan mendorongku yang mundur sampai terduduk di sofa, senyum nakalnya semakin terlihat, Donna Agnesia kemudian menduduki selakanganku itu. Rambutnya yang panjang itu dikibaskan untuk memamerkan kecantikannya.
“Maksud Mbak Donna ?” tanyaku pada Donna Agnesia yang semakin agresif menekan ke dadaku itu, Donna Agnesia memakai rok sangat pendek, dan memakai kaos dan kuperhatian sudah tanpa bra sama sekali. Dengan cekatan Donna Agnesia langsung menaikan kaosnya hingga lepas, mataku terpaku pada buah dada yang montok sangat indahnya milik presenter ini.
“Gimana sayaang .. kamu pengin aku khan ? .. aku sudah mencium gelagatmu .. kenapa kok kayak orang bego sih .. ayo deeh .. nggak usah takut .. hanya kita berdua sayaang “ kata Donna Agnesia dengan nakalnya merogoh ke selakanganku yang penisku sudah tercetak jelas itu
“Woow .. kontolmu gedhe banget Han .. hhhmm.. aku bakalan kesakitan dihajar kontolmu “ goda Donna Agnesia semakin agresif itu
“Mbaaak .. “ sapaku dengan pelan
“Ya sayaang .. “ sapa Donna Agnesia dengan menatapku.
“Aku sudah lama naksir sama Mbak Donna .. hari hari aku tersiksa “
“Sekarang tidak lagi, sayaang .. hhmmm .. aku merasakan aura dari tubuhmu .. kau pasti piawai memuaskan wanita .. ayolah .. keluarkan kemampuanmu .. aku yakin kamu sudah tidak perjaka dan gemar nidurin wanita yang sudah menikah “ sudut Donna Agnesia semakin membuatku tersudut dan merasa ditelanjangi
“Tahu dari mana ?” pancingku
donna agnes “Feeling, sayaang .. ayo deeh .. apalagi yang kau tunggu “ ajak Donna Agnesia dengan gemas, menyobek bajuku itu dengan paksa. Gila nih presenter, sangat agresif sekali, bakalan aku mendapat lawan yang seimbang. Kurasakan Donna Agnesia yang menduduki pahaku itu setengah basah di selakangannya yang menempel di pahaku. Donna Agnesia semakin tidak sabaran karena aku menahan diri agar tidak over akting meremas buah dadanya, tujuanku untuk membuat Donna Agnesia penasaran, sehingga tanpa ampun Donna Agnesia menarik tanganku dan di bawa ke buah dadanya.
“Remees dong sayaaaaaaaaaang “ ajak Donna Agnesia dengan tersenyum itu.
Kurems buah dadanya dengan lembut, Donna Agnesia sampai memejamkan matanya merasakan remasanku yang lembut itu
“Ooh sayaaang .. aaah .. aaakuu suka remesaanmuu aaaah ssssssssssh ssssssshh “ desis Donna Agnesia dengan suara yang semakin membuatku bergairah itu, Donna Agnesia masih menduduki pahaku, kedua tangannya kini menopang ke pundaku, mendorong belakang kepalaku untuk dibenamkan ke belahan bukit kembarnya itu
“Iseeeeeeep sayaaaaaang .. ayo Haan .. isep .. aakuu aaaaaaaaaaaaaaah “ desah Donna Agnesia tak karuan dan tak sabaran itu.
Kuisap punting buah dada sebelah kanan, sedang sebelah kiri aku remasan gudukan nan segar itu, kekenyalannya sangat nikmat sekali, kuisap punting itu sampai membuat Donna Agnesia merintih dan mendesah dengan mendongak ke atas.
“sayaaaaaang aaaaaaaah teruuus iseeeeeeep .. yaaang kiri ngiri .. ayo sayaang .. puasi aakuu aaaaaaaaaah aaaaaaaaaaauuh .. uuh .. remesanmu nakaaaaal nakaaaaaaaal aaah “erang Donna Agnesia ketika aku semakin agresif meremas buah dada Donna Agnesia itu, kupeluk dan kuhujani ciuman di belahan buah dadanya itu, kemudian aku menggulingkan tubuh Donna Agnesia ke sofa itu lalu aku menindih, kulumat bibir Donna Agnesia dengan rakus, Donna Agnesia pun langsung agresif menanggapi lumatanku
“Ssssssssssssssssssshh ..sssssshhh … “ desis Donna Agnesia dengan kembali melumat bibirku tak kalah rakus, benar benar liar sekali Donna Agnesia ini, tubuhnya yang tinggi dan montok itu semakin menggelinjang tak karuan, tanganku semakin nakal mengelus pahanya yang berisi itu
“Ayoo sayaang .. buka seluruh pakaianku .. segera puasi akuu .. please “ ajak Donna Agnesia semakin menggila di siang bolong itu. Aku kemudian berdiri sambil membungkuk, menarik rok pendek milik Donna Agnesia itu dan segera kulolosi, tak sabaran, Donna Agnesia sendiri yang membuka celana dalamnya
“Woow .. memekmu benar benar indah, sayaaang “ pujiku yang disambut nakalnya Donna Agnesia langsung menarik celanaku agar terlepas
“Hari sampai besok .. kamu nggak boleh keluar rumah ini .. kita akan bercinta sampai kita nggak kuat lagi .. bukankah itu keinginanmu “ ujar Donna Agnesia dengan tersenyum
“Keinginan Mbak Donna juga, sayaang “ sahutku yang disambut dengan dilorotkannya celanaku dengan tangan Donna Agnesia dan kemudian kakinya menjejak celanaku
“Kontolmu benar benar gdhe banget sayaang .. wuih .. bisa bisa aku nggak kuat nih “ cekal Donna Agnesia dengan langsung meremas penisku yang ngaceng dalam celana dalamku. Tak sabaran Donna Agnesia pun langsung membuka celana dalamku
“Woooooooooooooow .. ck ck ck ck ck ck .. gedhe banget .. hhhmmm “ puji Donna Agnesia dengan mendekatkan kepalanya dan menempelkan batangku ke pipinya kemudian ditepuk tepuk pada pipinya itu.
“Aku suka sayang .. hhhmm … aku juga suka panggilan itu.. Mbak Donna .. terkesan mesra .. oke deh .. kamu tetap kusebut Han .. aku ikutan kamu nyebut Mbak Donna ya .. bukankah kamu suka sama wanita yang sudah menikah .. “ ucap Donna Agnesia dengan menarik tanganku agar aku bisa menidihnya
“Tindih Mbak Donna .. rangsang aku dengan segala kemampuanmu, sayaang “ ajak Donna Agnesia dengan memeluku, kami berdua langsung kembali bercumbu lagi, bibir kami saling berpagutan dengan mesranya bak suami istri, rintihan desahan, dan lenguhan kami bersahutan, kami mabuk birahi yang sudah over voltage dan harus segera dituntaskan, apalagi Donna Agnesia semakin agresif tak mau melepaskan pegangan pada batangku yang ngaceng itu
“Oough .. sayaaang aaaaaaaaaaach .. sssssssshh sssssssshh .. teruus Han .. teruuus sayaang .. lidaahmuu aaah nakaaaaaaaaaal “ desah Donna Agnesia semakin menggeliat di sofa itu, kami berpelukan dengan erat saling merangsang, kujilati leher jenjang Donna Agnesia itu sampai menuju ke buah dadanya, rambutnya panjangnya sampai menutupi lehernya itu. Kemudian aku turun menjilati dadanya memutar
“teruus sayaang .. Mbak Donna milikmu…. dan kau adalah milik Mbak Donna, marilah sayaang .. kita habiskan malam ini berdua .. tidak usah mikir suamiku .. kau adalah suamiku “ goda Donna Agnesia dengan tersenyum, lesung pipitnya sangat menarik minatmu, sungguh beruntung aku bisa bercinta dengan presenter idamanku ini.
agnesia donna wayong Kami terus berpagutan kembali saling merangsang, Donna Agnesia memang sangat agresif, bahkan sampai mendorong dadaku agar aku bisa sadaran di sandaran tangan sofa itu, lalu dengan gemas Donna Agnesia mengocok batangku, memandangnya dengan takjub dan tersenyum
“Aku kulum kontolmu ya sayaaaaaaaaaaaang “ pinta Donna Agnesia dengan membungkuk, namun ditahannya kepalanya
“Ck ck ck .. kontolmu benar benar gedhee .. pastilah sudah banyak masuk memek lain ya “ goda Donna Agnesia dengan wajah tersenyum padaku.
Aku hanya bisa menanggapi dengan senyum, Donna Agnesia sudah terbakar birahi, gairahnya menyala nyala tak henti henti memuji besaran penisku itu. Matanya melirik padaku dengan sangat nakal.
“Mbak Donna nakal deeh “ kataku dengan mengelus elus rambut panjang milik presenter ini, nafasnya sudah memburu, nafsuku sudah tidak bisa ditahan lagi.
Dengan gemas Donna Agnesia kemudian mengocok batangku
“Oooh Mbaak aaaaaaaaaaaaaaaough .. ngocoknya jangan kasaar aaaaaaaaaaah, sakit begooo” erangku tak karuan karena tangan Donna Agnesia masih kering itu.
“Oke deeh, maafin aku ya Haaan .. maafin sayaaang “ ucap Donna Agnesia dengan meludahi tangannya agar lebih basah itu, kemudian tangannya kembali memegang batangku
“Aku sudah yakin .. kontolmu gedhee .. jadi pengin buktikan .. apakah kamu jantan apa tidak “ goda Donna Agnesia semakin bersemangat.
“Hhm .. ini rumah siapa ?” tanyaku
“Ya rumahku .. rumah kita berdua .. bakalan jadi tempat kita kencan sayaang .. maukah kau mengencani aku di sini ?” tanya Donna Agnesia dengan rasa pengin
“Nggak mau “ kataku singkat
“Lha kok ?” tanya Donna Agnesia dengan bingung
“Cuma kencan dowang malas .. sodokin memeknya itu yang pengin “ kataku dengan tertawa membuat Donna Agnesia semakin gemas lalu mengocok batangku dengan pelan pelan.

0 komentar:

Posting Komentar